Brum..
Brum...Suara deruman motor dan klakson-klakson memenuhi depan gerbang sekolah SMA Taruna yang sedang melaksanakan upacara hari senin, membuat suasana yang sedang tegang dan hening menjadi ramai dan berisik. Siapa lagi kalo bukan Geng Jaguar, Geng yang dikenal dengan keberanian nya. Suara klakson dengan ramainya saling bertautan, meminta untuk dibukakan gerbang sekolah. Para guru dan murid-murid yang sedang melaksanakan upacara bendera pun merasa terganggu, salah satu guru pun menuju ke pos satpam dan memberi kode agar untuk tidak membukakan pintu gerbang nya.
"Pak, tolong jangan dibukakan gerbangnya." Perintah Pak Dinar yang dikenal sebagai guru BK baru.
"Ta_tapikan i_itu non Mey pak." Jawab Pak Taryo 'scuritiy sekolah Holic High school.
"Memangnya kenapa? Sudah biar saya nanti yang urus" Ucap Pak.
"Ba_baik pak." Pak Taryo pun tidak membuka kan pintu gerbang nya, dan teriakan Mey mulai menggema didepan gerbang sekolah.
"Woi bukain gerbangnya, kalo gk bukain gue_." Ucap Mey terpotong. Saat seseorang muncul dari dalam pintu sekolah.
Click
"Kenapa memangnya kalo saya gk mau membukakan gerbangnya?"Tanya pak Dinar.
Mereka langsung dihadapkan Pak Dinar, yang sedang berdiri tepat didepan pintu gerbang, dengan kedua tangan yang dimasukkan ke celana kainya. Dengan ekspresi wajah datar.
"Ayo jawab!"
"Bacot kau." Jawab Mey.
"Kalian mau ngapain?" Tanya Pak Dinar, tidak meladeni ucapan Mey.
"Ya mau sekolah lah pak, minggir saya mau markirin motor saya." Jawab Mey, dibarisan paling depan.
"Jangan mentang-mentang kamu anak dari pemilik yayasan sekolah ini, kamu bisa semena-mena keluar masuk sekolah ini. Disini juga punya aturan yang harus berlaku untuk semua murid, termasuk kamu!"
"Guru baru aja belagu. Bapak gk usah banyak bacot deh, mending bapak minggir atau saya tabrak. Saya gk pernah main-main dengan ucapan saya." Titah Mey, dan langsung menyalakan motor sport dengan warna pelanginya. Pak Dinar yang merasa bahwa ucapan Mey hanya main-main saja pun merasa tidak takut sama sekali. Guru-guru lama yang sedang menyimak tadi pun segera menyuruh pak Dinar untuk minggir ke samping sekaligus membubarkan upacara dan menyuruh murid-murid kembali ke kelas, mereka tau bahwa apa yang dikatakan oleh murid yang berstatus sebagai anak pemilik sekolah tempat mereka berkerja tidak main-main jika sedang berucap.
"Pak, sebaiknya bapak minggir. Saya tidak mau terjadi apa-apa dengan bapak." Ucap salah satu guru perempuan yang dikenal dengan nama Bu Listi.
"Maaf bu Listi sebelumnya, tapi diperaturan sekolah ini tidak diperbolehkan masuk bagi murid yang terlambat."
"Peraturan itu gk berlaku buat saya, anda sebaiknya urus diri anda sebelum mengurus orang lain. CEPAT MINGGIR!!!" Teriak Mey.
Pak Dinar tetap kekeuh, tidak mau memberi jalan kepada Mey. Karena sudah diambang emosi, Mey menabrak kan motor sportnya tepat diperut pak Dinar. Membuat sang empunya mengaduh kesakitan dan mental beberapa meter. Para guru-guru yang melihat kejadian itupun panik dan segera membantu pak Dinar.
Serelah memarkirkan motor sportnya, Mey lalu turun menghampiri pak Dinar yang terkulai lemah, karena ditabrak motornya.
"Saya sudah bilang kepada anda, bahwa ucapan saya tidak pernah main-main. Tapi anda tidak mau mendengarkanya, ah sudahlah saya tidak peduli." Ucap Mey. "Ayok guys." Titahnya kepada para teman-temannya 'geng Jaguar. Mereka pun meninggalkan tempat itu dan menuju ke kelas, sepanjang jalan banyak yang melihat takut sekaligus menghujat dalam hati ke arah Mey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mey & Dey
Fanfiction"Mati aja Lo sana lelepin diri Lo dirawa-rawa, atau terjun dari lantai 10." "Lo nyuruh gue mati." "Gak." "Lo nyuruh gue terjun dari lantai 10 sama aja Lo nyuruh gue mati." "Gk mati kan bawahnya dikasih spring bed." "Gobloknya nyampe ketulang-tulang...