2. MASIH MEMBEKAS
"Puluhan Doa, Ratusan Usaha, dan
Jutaan Rasa akan percuma jika kamu saja bahkan enggan melihatku." - Aurora Lucya -***
"Lo kenapa sih Ken?" Tanya Bisma pada Ken saat melihat Tania, Amara, dan Jessica sedang pergi untuk memesan makanan di kantin.
Ken hanya diam. Tidak menjawab membuat Bisma cukup kesal. Namun ia sudah terbiasa dengan sikap Ken yang seperti ini.
"Cewek lo udah balik?" Tanya Edgar berusaha menebak pikiran sahabatnya. Namun karena pertanyaan tersebut, ia mendapat lirikan tajam dari temannya yang lain, kecuali Asta.
Asta nampak masa bodo dengan Ken. Bukan karena ia tidak peduli, namun karena ia yakin bahwa Ken sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah pribadinya. Toh Asta bukanlah orang yang suka ikut campur. Namun tetap ada saatnya ia peduli.
"Sama aja berdua, diem-dieman doang," Ujar Kevlar berusaha memecah suasana yang mendadak jadi hening.
"Iya! Ntar hamil lu!" Kata Kavlar melanjutkan ucapan kembarannya. Semua tertawa geli melihat tingkah si kembar.
"Ngaco abis!" Ucap Rama di meja itu. Meja yang kini tampak ramai karena banyak teman barunya yang bergabung, seperti Erlangga, Dylan, dan Zayyen. Walaupun mereka bertiga masih terasa canggung.
"Eh! By the way anyway busway si Tania kok bisa gabung sama kita sih Sta?" Tanya Rama yang baru saja membuka mulut.
Asta hanya menggedikkan bahunya. "Bukan gue yang ajak," Jawab Asta santai seolah ia tidak peduli.
Semua mata saling menatap bingung. "Loh terus siapa? Gue kira lo?" Tanya Rama lagi pada Asta yang tengah menyedot minumannya.
Asta menunjuk ke arah Ken dengan dagunya. "Tuh,"
Teman-teman yang lain nampaknya terkejut dengan apa yang baru saja mereka ketahui. Sedangkan Erlangga dan Zayyen masih nampak bingung. Namun tidak dengan Dylan, ia pernah bergabung dengan Zavix jadi ia sudah tahu seluk beluk pertemanannya.
Ken merasa risih dengan tatapan yang diberikan teman-temannya. "Ngapain sih!" Ketusnya.
Kini mereka semua mulai membuang tatapannya, tidak mau Ken melakukan hal yang lebih ketus. Mereka sibuk menyantap makan siangnya setelah melihat Tania, Amara, dan Jessica kembali.
Mata Ken seperti tengah mengintrogasi sekeliling kantin. Tatapan tajamnya bertemu dengan tatapan sendu Aurora yang duduk bersama Nadin dan teman-temannya. Cowok itu segera membuang muka.
Bisma menoleh ke arah yang Ken lihat tadi. Cowok itu nampak terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Itu Aurora kan? Yang suka sama si es batu kan?" Tanya Bisma beruntun membuat teman-temannya ikut menoleh.
"Iya! Kok bisa duduk semeja sama ceweknya Bos?" Tanya Edgar ikut kebingungan.
Mendengar namanya dipanggil, Asta jadi ikut melirik ke arah yang dituju teman-temannya. Namun ia segera membuang muka saat tatapannya bertemu Nadin.
Sedangkan Ken? Ia mendapat tatapan intimidasi dari teman-temannya serta tatapan sendu yang setia menatapnya dari Aurora.
Cowok itu muak dan bangun dari tempat duduknya. Ia berlalu meninggalkan kantin dan disusul Asta. Hanya mereka berdua. Asta memanfaatkan kesempatan ini untuk bolos dan mencari ketenangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE PRINCE
Teen FictionKen. Seorang cowok hangat, baik, dan lembut. Memiliki masa lalu yang begitu pahit hingga merubah sifatnya 360°. Hingga menjadi seseoranh yang ketus, dingin, dan jutek. Dan justru karena sifat itulah yang menyebabkan ia digilai banyak gadis. Apalagi...