1. JUTEK BANGET
"Jutek mu, cuek mu, dan ketus mu, tidak akan membuatku menyerah, sedih, atau bahkan pergi. Justru aku semakin bertekad untuk merubah sikap mu yang sedingin es, menjadi sehangat oven." - Aurora Lucya -
***
Semilir angin menerpa wajah Aurora. Ia terlihat menikmati paginya, menikmati angin yang menhunus kulitnya, dan menikmati setiap tetesan hujan sisa semalam sambil memejamkan matanya sesekali.
Seperti biasa, Aurora ke sekolah dengan berjalan kaki. Bukan karena Aurora tidak punya kendaraan seperti teman-temannya. Bahkan Aurora bisa dibilang sebagai orang yang berkecukupan.
Namun Aurora memang sudah di ajarkan mandiri sejak kecil, jadi hal seperti ini justru menjadi rutinitasnya. Sampai semua orang mengira dirinya jauh dibawah dari kata cukup.
Aurora tidak peduli dengan perkataan orang-orang itu. Hidupnya miliknya. Hatinya miliknya. Dirinya miliknya. Dan urusannya miliknya. Jadi Aurora tidak pernah peduli dengan omongan ketus dari teman-teman di sekolahnya.
***
Dilain tempat, Ken sedang mencari kunci motornya yang hilang entah kemana. Cowok itu sudah mencari barang tersebut dari setengah jam yang lalu. Kini Ken mulai muak mencari kunci motornya yang hilang entah kemana. Padahal jelas-jelas kemarin, ia menggantungnya di tempat biasa.
Kunci motor itu harus ditemukan Ken dalam 20 menit kedepan atau cowok itu akan terlambat sampai di sekolah. Jelas cowok itu tidak pernah mau terlambat, kecuali diminta oleh Asta.
Ken mulai memijat pelipisnya yang terasa pening. Pikirannya buntu. Cowok itu benar-benar sudah menggeledah seisi rumah namun hasilnya nihil.
Cowok itu mendengus sebal. Menggerutu dalam hati dengan umpatan-umpatan kasar di benaknya. Ia melirik sekelilingnya lalu memejamkan mata dan menghela nafas pasrah.
Kini, Ken mulai berlalu menuju sofa single yang terletak di samping nakas dekat tempat tidurnya. Kamarnya sudah berantakan. Seperti kapal pecah bahkan.
Ting
Terdengar bunyi notifikasi dari ponselnya. Memang sedari tadi Ken belum membuka ponsel karena sibuk mencari kunci motor kesayangannya, jadi banyak pesan yang masuk dan belum sempat ia baca.
Setelah melihat ponselnya cukup lama, Ken baru membukanya. Cowok itu terlebih dahulu menghela nafas kasar sebelum membuka password ponselnya.
Ada sesuatu yang akan selalu menjadi kenangan di dalam ponsel itu. Kenangan yang tidak akan pernah bisa ia lupakan. Kenangan yang tidak pernah bisa ia kubur. Kenangan yang berhasil membuat hatinya teriris.
Dengan ogah-ogahan Ken membuka aplikasi chat untuk mengetahui pesan itu dari siapa. Cowok itu memang jarang membuka chat room kecuali dengan teman sepergengannya, Zavix.
1 message from Mahendra
15 message from +62xxxxxxx15 pesan itu diyakininya dari Aurora. Siapa lagi yang berani mengirimkan pesan begitu banyak pada Ken kalau tidak siap sakit hati karena tidak akan dibaca? Mengingat itu, Ken hanya memutar bola matanya jengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE PRINCE
Novela JuvenilKen. Seorang cowok hangat, baik, dan lembut. Memiliki masa lalu yang begitu pahit hingga merubah sifatnya 360°. Hingga menjadi seseoranh yang ketus, dingin, dan jutek. Dan justru karena sifat itulah yang menyebabkan ia digilai banyak gadis. Apalagi...