"Gue ada surprice buat Xia pokonya. Jadi jangan bikin gue malu." Kata Clara saat mereka sudah selesai mencocok-cocokkan gaun yang akan digunakan Xia Dkk.
-
-
Xia masih menatap pria didepannya dengan tatapan tak percaya, seakan-akan dirinya tengah bermimpi. Pria didepannya itu menatapnya dengan tatapan kebahagiaan, karena sudah sangat lama tak bertemu akhirnya bertemu kembali.
Xia tidak menyangka, surprice yang Clara maksud adalah pria ini, pria yang selama ini Xia tunggu, pria yang selama ini menghilang dari kehidupannya, yang dulu pernah membuat Xia bahagia yang membuat Xia sebagai permata berharganya.
"Gue ngira lo bakal meluk gue tadi, ternyata ngga." Kata orang itu.
"G-gue.. masih gak percaya kalo lo ada di sini."
"Jujur, gue kecewa." Ujar orang itu dengan wajah kecewanya.
"Harusnya gue yang kecewa! Lo pergi dan gak ngasih tau gue, bahkan ngasih kabarpun ngga! Paling ngga ya ngirim e-mail! Dan sekarang lo datang tiba-tiba Ed?!" Sentak Xia dan menjadikan mereka pusat perhatian.
Edward, atau biasa dipanggil Ed adalah sahabat Xia saat SMA. Ed mendadak menghilang saat mereka selesai ujian tepat saat Xia berpisah dengan Michael.
"Ssst, lo ga malu dilihat orang? Ini bukan acara lo bego!"
Xia hanya memutar bola matanya malas.
"Heh! Mata lo!"
"Apa?!"
"Apa?!"
"CK!"
"Gue kangen banget sama lo." Kata Edward lagi.
"Lo kira gue gimana bodoh?!"
"Heh! Berani sekali menyebut pemilik perusahaan besar bodoh."
"Oh, mau pamer kekayaan? di Seoul rumah gue ada 3?"
"Paling itu Rumah sakit, asrama lo, dan yang terakhir adalah rumah lo yang hanya sepetak."
"Ish!! Kok lo tau?!"
"Hahahaha lo kan selangkah dibelakang gue Xia."
"Ya ya ya terserah!"
Hening.
"Jadi, ga ada niatan mau cerita sama gue?" tanya Xia menatap Ed serius.
Ed meraih jemari Xia, dan menatapnya dengan tatapan teduh dan sebuah senyum terukir dibibir Ed membuat Xia menatapnya semakin penasaran.
"Gue bakal cerita, tapi ngga sekarang apalagi disini."
Xia sedikit kecewa tapi ia juga tak bisa memaksa karena dia yakin Ed tak akan berbohong lagi padanya.
-
-
Ed dan Xia sekarang sedang berada di sebuah taman yang tak jauh dari rumah Xia, sekedar menghabiskan malam dengan jalan kaki saja.
"Jadi, nenek udah gimana? Apa masih suka sakit?" Tanya Xia.
"Ya, kalau kecapekan pasti sakitnya kumat. Gue sama bang Hans sering marahin nenek kalau dia kerja gitu."
"Hahaha jahat banget lo! Itu nenek lo loh!"
"Lagian susah banget dibilangin. Kita kan ga mau nenek kenapa-napa."
"Jadi, kenapa lo disini sekarang?"
"Ada urusan bisnis biasalah orang sibuk. Emang lo, masih nganggur."
"Helooow!!! Gue gak nganggur! Udah punya kerja kok, lagi liburin diri nih!"
"Sama aja."
"Beda! Nih ya Ed, kalo nganggur itu gue gak punya kerjaan, nah gue sekarang kan punya kerjaan. Bakal kerja 2 minggu lagi."
"Eh iya. Lo bakal nugas dimana?"
"Di Bandung, di Klinik Dr. Billy temennya professor gue yang di Seoul terus di RS.Harapan."
"Jadi lo di Bandung?"
Xia mengangguk menanggapi pertanyaan dari Ed.
"Kalau gitu gue nginep aja di tempat lo. Lumayan hemat uang gue."
"Enak aja sampean! Katanya owner perusahaan besar, nginep di hotel masa ga mampu!"
"Heh! Apaan lo?!"
"Apaan?"
"Ck!"
"Itu rumah gue. Mau mampir?"
"Ngga deh, titip salam aja sama tante sama om. Besok abis meeting gue datang kesini lagi."
"Oh, ya udah."
-
-
Di sebuah ruangan khusus nan mewah itu, terlihat seorang wanita tengah berdiri dengan tampang tak bersahabatnya yang ia lemparkan kepada tiga orang pria berbadan besar di hadapannya.
"Jadi, dia kembali?! Kenapa kalian terlambat memberitauku?!!" bentak wanita itu.
"M-maaf nyonya, kami kecolongan. Sepertinya gadis itu mengetahui keberadaan kami."
"Bagaimana kalian bisa dibodohi oleh gadis kecil itu! percuma saja aku membayar mahal kalian." Wanita itu membalikkan badannya membelakangi tiga orang yang ia anggap tak berguna itu.
"Sekarang, ikuti gerak-gerik gadis itu dan gerak-gerik Michael! Awasi mereka terus, kali ini kalian tidak boleh lalai. Atau aku akan pecat kalian."
"Baik nyonya!"
-
-
"Gue masih ga nyangka lo itu pemilik, Save Group Ed."
Ed dan Michael tengah melakukan pertemuan kerjasama perusahaan sekaligus mereka menikmati makan siang mereka bersama setelah urusan pekerjaan selesai.. Langkah ini sengaja di ambil Ed begitu ia tau bahwa Xia telah kembali ke Indonesia.
"Yah, gimana lo mau tau? Lo aja gak mau tau dan lo tuh mikirin Xia mulu." Cibir Ed sambil menyantap fried potato yang telah ia pesan sebelumnya.
"Lo udah ketemu Xia? Ga usah bohong ke gue kalau lo ga tau Xia di sini." Kata Michael serius, namun Ed hanya terkikik geli melihat Michael yang sepertinya begitu sangat menginginkan bertemu dengan Xianya.
"Gue gak tau Xia dimana, tapi ya gitu kita ketemu dinikahan si Clara kemarin."
"Serius?! Ed, lo bisa kan atur pertemuan gue sama Xia?"
"Gue ga janji bang. Xia juga gak bakal tinggal di sini."
"Maksud lo?"
"Dia bakal pindah ke Bandung, itu aja yang gue tau."
"Lo pasti tau banyak selain itu Ed."
"Gue gak bisa nolong yang lain bang. Lo datengin aja dia sendiri. Ya, sebenarnya gue sih kecewa sama lo yang ga usaha buat nyari dia."
"Gue usaha Ed! Lo tau apa soal gue?"
"Selow bang, wajar gue ngomong gitu. Gue udah ngasih tanggung jawab sama lo buat jagain Xia, tapi apa? Dia malah ilang kan dari lo?"
"Sorry.." sesal Michael dan memelankan suaranya.
"Makanya, gue mau sekarang lo usaha sendiri. Gue gak mau bantu atau malah gue bakal ngambil balik Xia dari lo."
"Gak! Gue bakal jaga Xia. Lo gak boleh ngambil dia dari gue Ed!"
"Okay, gue tunggu."
TBC
Hellooow!!! i'm back guys!! thanks masi nungguin Xia sama Michael. jangan lupa kasi kritik and saran kalian di kolom komen yak! Vote juga don't forget guys!!! love youuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE
Teen FictionPertemuan yang sama sekali tidak di inginkan itu terjadi. Dan membuat luka disana terbuka, entahlah semua terjadi begitu saja saat luka itu terbuka waktu itu. Sepertinya sesuatu yang seperti ini harus di selesaikan bukan untuk di hindari. Tidak! Ca...