awal

674 2 0
                                    

***

Giselle mendengus untuk ketiga kalinya, bagaimana tidak? Ini yang ketiga kalinya ia memesan ojek online tapi, selalu berakhir pembatalan yang diminta sang driver.

Tinn....tinn..

Klakson mobil terdengar dari arah barat daya. Gisel—panggilan akrabnya menoleh. Mendapati Tom tersenyum sambil menurunkan kaca mobilnya.
"Nunggu siapa? Bareng gue aja yuk, kebetulan gue lewat rumah lo,"

Gisel berpikir, mempertimbangkan ajakan Tom. Ia melirik jam tangan yang melekat di tangan kirinya. Jarumnya sudah menunjukkan pukul 4 lewat 30 menit. Tidak salahnya juga ia mengiyakan ajakan Tom, lagipula tidak baik anak gadis jam segini masih di halte sekolah—kata ayahnya.

"Hem..yaudah deh. Gue bareng lo aja. Tapi, gak papa nih gue ngerepotin lo?" Gisel memastikan teman yang ia ketahui menyukainya dan sering mendekatinya ini.

"Gak papa lah. Kalo buat lo, gue ikhlas lahir batin," Tom tersenyum.

"Oh yaudah."

Gisel membuka pintu mobil depan, duduk disebelah Tom. Sepanjang perjalanan, Gisel menyibukkan diri dengan bermain handphone, ia tahu Tom pasti akan mencoba berbicara berbagai topik dengannya, yah semacam pendekatan.

Dan benar saja.
"Sel, lo tau gak..?"

"Gak,"

"Etdah, belum juga. Judes lo,"
Tom mendengus.

"Gue? Lo kan tadi tanya kalo gue tahu, ya gue jawab lah kagak. Masa gue jawab iya, kan lo belum ngomong. Aneh deh," Gisel kesal setengah mati. Kalau bukan karena nasibnya yang selalu ditolak drive ojol, sudah pasti ia takkan duduk disini.

"Ngambekkan lo," Gisel diam, ini sikap yang tidak disukainya dari seorang Tom.
Banyak bacod.

"Gue turun depan lorong aja, nanti gue jalan," Telunjuk Gisel mengarah ke depan lorong, dekat pos kamling.

"Okey," Tom menjawab.

Gisel menutup pintu mobil Range Over milik Tom. Mengucapkan terima kasih dan berakhir dengan jempolan dari Tom.

Gisel mengusap tangan kanannya. Phobia gelap dan pikiran negatif mulai merasuki batinnya.

Tap..tap..tap

Derap langkah kaki membuat Gisel menoleh. Gisel mempercepat langkah kakinya menyusuri lorong gelap nan pengap.  Lampu teras rumah barunya mulai menampakkan cahaya. Tinggal beberapa langkah lagi, dan.....

Tek..dapat.

"Lepas! Gue gak mau, hiks... lepas.." Gisel mencoba sekuat mungkin melepaskan tangannya yang dipegang oleh seseorang yang tidak ia ketahui. "Diam! Kita bakal senang-senang malam ini. Hahahaha...."

Teriakan Gisel pecah sore menjelang malam itu.




_______
vely's

Giselle: After Behind YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang