Pertemuan

63 14 0
                                    

Jan lupa subcribe, comment, and like yaa🙆
Youtube kali ah:v


Teng teng teng ...

Bel berbunyi, tanda telah masuknya kelas. Rizqi Maulana Syahputra, sering dipanggil Iqi, anak sekolah menengah atas, SMA Binaraga. Berparas standar, dengan penampilan normal dengan rambut hitam tebalnya. Kebiasaannya menonton anime dan hobinya menggambar. Seorang mahasiswa yang tak begitu pintar juga tak begitu oon, Ya bisa dibilang standar. 

"Qi, semalem anime shingeki no kyojin udah sampe mana" panggil teman sebangkunya dan langsung menanyakan soal anime. Panggil aja, reza.

"Lah lu belum liat? Semalem emang lu ngapain aja, onani?" dengan nadanya yang tak begitu tinggi dan leluconnya Iqi menjawab.

"Yaelah elu, semalem gua kan belajar, mana boleh nonton anime malem-malem ama emak gua" ucap reza dengan ekspresi sedih nya sembari melipat tangan  diatas meja dan menundukan kepala.

"Oh iya, canda. Jan dijelek-jelek napa muka lu"

"Udah jelek dari lahiiir!" Ucap reza kesal.

Seperti itulah mereka setiap harinya, membahas anime-anime yang mereka sukai.

"Hari ini ada banyak murid pindah baru ya dari kelas lain" "Iya, semoga aja kita semua bisa berteman baik dengan mereka".

Pembicaraan semua anak kelas tentang perpindahannya kelas lain ke kelas Iqi. Perpindahan karena SMA Binaraga memiliki kelas yang sangat banyak, karena hal itu, Kepala sekolah menyatakan untuk menyatukan kelas dan menambah jumlah murid dari kelas yang akan dipindahkan ke kelas lain. Iqi tak begitu peduli tentang hal ini, namun ada sesuatu tak terduga yang dihari itu.

"Woy qi" panggil seorang anak laki-laki yang duduk dibelakang Iqi bernama gilang.

Iqi menoleh ke belakang "Apa?"

Bukanya menoleh ke arah gilang, justru Iqi malah melihat seorang wanita berkerudung putih, berparas manis, dengan mata bulat hitam mempesona. Serentak wanita yang dia lihat tadi pun melihat Iqi yang tengah menatapnya dari meja depan.

"Gila, Cantik banget tuh cewek! Murid pindahan kek nya, siapa ya namanya" Batin Iqi.
  
"Qi, woy Iqi" seru gilang.
 
"Eh apaan?" Ucap Iqi dengan wajah bertanya setengah sadar karena bukan nya melihat gilang, Iqi justru malah melihat seorang wanita pindahan yang duduk  agak dekat dengan meja gilang.
   
"Kagak jadi, gua pangil lu kagak denger-denger" ucap gilang terlihat kesal.

"Yaelah lu min, maaf maaf" dengan rasa tak berdosanya, Iqi meminta maaf dengan menambahkan nama orang tuanya gilang, Mimin.

Iqi ini memang sering membuat lelucon kepada temannya, Ya walau terkadang leluconnya nyelekit ampe ke hati.

Iqi melihat teman sebangkunya reza tengah mengobrol asik dengan murid pindahan kelas lain yang tampaknya reza kenali.

"Sehat lu-" tak membiarkan reza habis berbicara dengan temannya, Iqi malah memotong pembicaraan mereka dengan cepat lalu bertanya kepada teman reza yang tengah mengobrol tadi.

"Lu murid pindahan kelas lain? Kenalin, gua Iqi" dengan lantangnya Iqi langsung memperkenal diri.

"Oh iya, gua deny".  Ucap pria berparas yang lumayan agak cool.

"Deny? Salam kenal"  sembari menyodorkan tangannya lalu bersalaman.

Tanpa rasa berdosa karena telah memotong pembicaraan reza, Iqi langsung memperkenalkan diri kepada deny dan lansung bertanya.


"Lu kenal cewek yang duduk dibelakang ga den?"

Iqi menunjukan wanita yang dia maksud dengan sedikit membelokan alis kirinya dan mengarahkannya pada wanita tersebut.

"Oh, Vania maksud lo?" Ucap deni.
"Vania? Namanya Vania?"
"Iya, dia temen sekelas gua".

Dengan napas lega Iqi langsung tersungkur di keramik sembari bersujud syukur karena telah mengetahui nama wanita tersebut. Dan saat sujud dia mengatakan  sembari berdoa.

"Akhirnya gua tau namanya ya Tuhan, semoga aja bisa kenalan dengan si Vania ini, walaupun tampang gua ga ganteng-ganteng amat sih, Aamiin".


URSUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang