Lima

12 0 0
                                    

Ayra duduk terdiam di atas batu yang ia jadikan alas untuknya menunggu datangnya secercah rona jingga itu. Terdengar membosankan memang, namun tidak bagi Ayra. Senja adalah bagian dari hidupnya. Baginya senja adalah teman, senja adalah buku diary , senja adalah obat . Obat di setiap luka dan kerinduan yang ia rasakan, akan dia sampaikan kepada senja. Aneh memang, tadi itulah makna senja bagi nya.

Semenjak beberapa hari bertemu Gaby kakak kelasnya itu, Ayra menjadi sering terbanyang akan sosoknya. Entah mengapa itu terjadi. Kini mereka semakin dekat. Bahkan tak jarang Gaby menawarkan Ayra untuk pulang bersamanya ataupun berjalan jalan.
Bagi Ayra hal itu masih sulit ia terima. Karna ia bukan tipikal gadis yang dengan mudah dekat dengan laki laki yang baru ia kenal. 

-Di sekolah

"Eh woy, mau bareng gue ngga baliknya?kita kan searah. "tanya Gaby pada Ayra

"Nggausah , makasih, gue pulang sama Renatta nanti. "

"Renatta temen lo itu tadi udah balik sama cowonya. Lo yakin mau balik sendiri?"ledek Gaby.

Siall.. Renatta tidak mengatakan apapun kepada Ayra bahwa ia akan pulang bersama Juna pacarnya. Sekarang Ayra bingung bagaimana ia akan pulang. Ia tidak membawa sepedanya.

"Yaudahh gue balik duluan yaa, ati-ati lo.banyak culik hahaha." ujar Gaby sambil menjalankan sepeda motornya.

Tepat sekali. Kini Ayra sendirian, tak ada teman baginya untuk pulang. ia berpikir untuk mencari taxi namun tak ada yang lewat. Tiba-tiba dari arah belakang ia mendengar suara deru sepeda motor menghapirinya.

"Woy, udah deh ayo balik gue anterin. Ngga tega gue sama lo. Di jalan gue kepikiran terus takut lo kenapa napa. Nih pake helmnya."
ya benar, dia adalah Gaby.
Mendengar hal itu Ayra cukup terkejut, ada yang khawatir dengan dirinya. Akhirnya ia menurut dan pulang dengan Gaby.

Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba Gaby berhenti di depan sebuah cafe.

"Ngapain kita berenti?" tanya Ayra.

"Gue laper bambang, gue mau makan. Lo ngga laper apa? herann gue."

"Kenyang gue liat muka lo mulu. " jawab Ayra ketus.

"Hahahaa.terserah lo. intinya gue mau makan."

Gaby meninggalkan Ayra dan masuk ke dalam cafe. Terpaksa Ayra harus menyusulnya ke dalam. Tak mungkin jika Ayra menunggu berjam jam diluar.

"Akhirnya laper juga lo haha. Mau pesen apa nih gue bayarin tenang aja." ledek Gaby

"Lo pikir gue ngga punya duit sampe sampe gue harus minta lo bayarin makanan gue?"

"Dasar cewe langka, hahaha." ledek Gaby.

Selesai makan mereka melanjutkan perjalanan untuk pulang. Gaby mengantarkan Ayra sampai ke depan gerbang rumahnya. Karna hari sudah sangat sore jadi ia enggan untuk mampir.

"Thanks ya ,udah nganterin gue." kata Ayra tampak malu mengucapkan hal itu.

"Sama sama boss, eh kita udah sering ketemu tapi gue belum pernah nyebut nama lo. Karna gue nggatau nama lo. Lo nggamau gitu ngenalin diri lo ke gue? hahaha."

"Apaan si lo. Nama gue Ayra , Ayra Binar Nirmala. Biasanya orang manggil gue Binar kecuali si Renata yang selalu panggil Ayra. Lo boleh panggil gue apa aja kok."

"Oke terserah gue kan boleh apa aja? Gue panggil lo sayang . hahaha" goda Gaby.

"Gila lo. ngga lucu! udah deh balik sonoh. lama lamaa naik darah gue ngadepin sikap lo yang aneh ini."

"Aneh aneh gini lama lama juga lo bakal nyaman sama gue Ay, tenang ajaa. Oke gue duluan."

Jantung Ayra berdegub ketika dia mendengar kata-kata yang Gaby katakan tadi. dia akan Membuatnya nyaman? benarkah itu? selama ini ia sangat menyebalkan. Entahlah .

*****

Ia kembali menuliskan rangkaian kata untuk senja. Andai senja bisa mengerti dan paham akan kata katanya, mungkin senja akan mencintai Ayra. Karna makna dari setiap kata yang Ayra buat tentang senja sangatlah tulus dan membekas

Senja sore ini

Hai , senja
kau datang lagi
menemaniku sore ini
terimakasih telah datang,
aku ingin menceritakan sebuah kisah tentang rasa
Entah apa yang terjadi padaku
Kehadirannya membuatku merasa nyaman
kehadirannya bisa membuat ku merasa bahwa aku tak sendiri
ia banyak merubah sisi dalam hidupku
membuatku mulai percaya akan adanya kata tulus
membuatku mengerti akan makna senyuman
apalah arti semua ini senja?
entahlah..
-ay

Tulisan itu ia simpan dalam buku catatanya. Ia kembali menatap senja dan menyaksikannya berlalu meninggalkan langit dan mendatangkan kegelapan malam.
Desiran angin yang terasa membuat ia bangkit dari duduknya dan pergi kembali ke rumah.
Sampai dirumah, ia beranjak ke meja belajarnya.
tiba tiba ponselnya bergetar.

"Besok temenin gue ke toko kue ya , mamah ulang taun. Gue mau kasih kejutan buat dia. "
degg.. Jantungnya berdetak cepat. Gaby meminta Ayra menemaninya mencari kue untuk ibunya.
Entah kenapa Ayra merasaa senang akan hal itu. sangat senang . dengan cepat ia membalas pesannya.

"Dimana?"
1 balasan pesannya
"Kalo gue tau dimana , gue nggabakal minta lo buat nemenin gue bego. "
"hahaha, iyee maap. besok gue temenin."
"Sipp bos. See u Ay."
"Sok sokan bat dah."
"Tapi Ay seneng kann hahaa."
"GAK."

Percakapan singkat lewat chattingan itu berhasil membuat Ayra merasa semakin nyaman dengan Gaby. Meski dia menyebalkan namun jujur saja, Ayra Belum pernah menemukan sosok seperti dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Tentang SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang