Muara 1

11 1 0
                                    

'cukup dengan tertawa, mengukir senyum dengan bahagia, maka lukamu akan hilang tenggelam dalam kebahagiaan'

-Danadyaksa
~~~~~

"Dana ayokkk" suara serak dari cewe cantik berambut panjang bergelombang yang setengah berteriak itu membuat cowo yang duduk disebelahnya dengan sebatang rokok yang menempel dikedua bibirnya itu kini menyunggingkan senyum miring.

"Dana sayangggg, ayookk" cewe itu kembali berteriak seraya mengelus lembut dada bidang milik Dana.

Bukan tidak mendengar rengekan dari cewe disebelahnya cowo yang diketahui memiliki nama lengkap Danadyaksa Daniswara itu memilih meminum alkohol dihadapannya dengan sesekali menganggukkan kepalanya mengikuti suara dentuman musik di club yang terdengar menguasai tempat itu.

"lo ga sabar banget" ucap Dana setelah meneguk habis alkohol dihadapannya.

Dengan senyum miring Dana meraih bahu cewe disebelahnya, mendekatkan wajahnya dengan wajah cantik penuh makeup cewe itu lalu segera menyatukan bibirnya dengan bibir cewe dihadapnnya.

"kenapa berhenti sayangg?" cewe itu mengernyitkan dahinya ketika Dana berhenti menciumnya.

"ga nafsu gue sama lo" ucap Dana asal seraya membuang puntung rokoknya ke asbak yang tersedia diatas meja.

Cewe itu kembali mengelus lembut dada bidang milik Dana, memberikan ciuman dipipi kiri dana, lalu mulai membuka kancing kemeja milik Dana untuk menggodanya.

"mending lo pulang" Dana menghentikan kegiatan cewe itu untuk membuka seluruh kancingnya.

"kamu kenapa sih? Ga gairah?, biar aku bangkitin dulu gairah kamu yaa" cewe itu tidak kenal rasa malu sama sekali untuk menggoda dan merayu Dana dengan terus mendekatkan dadanya ketubuh Dana dan tangan cewe itu sesekali mengelus dada hingga mencapai pinggul Dana.

"lo pengen banget gue sentuh?" tanya Dana dengan senyum jahilnya, dibalas anggukan antusias dari cewe tersebut.

"oke, siapin diri lo, ikut gue" Dana berdiri dari duduknya, berjalan menuju ke arah tangga untuk memasuki salah satu private room di dalam club. Salah satu club termahal di Jakarta pusat ini memang menyediakan private room dengan budget yang tidaklah murah.
Cewe dengan dress ketat berwarna merah itu mengikuti Dana dengan menggelayut manja di lengan Dana.

"brengsek!" seorang cowo yang sama sekali tidak dikenali oleh Dana itu tiba-tiba menarik bahu Dana lalu memukul wajahnya ketika Dana ingin melangkah menaiki anak tangga.

"anjing!" dengan tersulut amarah dan emosi Dana langsung menghajar balik cowo didepannya, tidak memberi celah sedikitpun untuk cowo itu melawan Dana semakin membabi buta menghajarnya, cewe yang tadi menggelayut manja dilengan Dana kini sedang terdiam dengan wajah melongonya ketika melihat Dana memukuli cowo itu. Sebagian orang yang ada di club itu panik melihat cowo yang sedang dipukuli Dana semakin lemas dan memucat dibawah lantai. Beberapa petugas keamanan akhirnya datang memisahkan mereka, kini cowo itu terduduk lemas dilantai dengan darah yang mengalir dipelipis dan ujung bibirnya. Dana masih dengan emosinya menatap cowo itu dengan ganas seperti singa yang siap menerkam atau seperti banteng yang siap menyeruduk targetnya.

"ada apa ini sebenarnya?" salah satu petugas keamanan club itu menanyakan penyebabnya kepada Dana dan cowo itu saat mereka kini sedang duduk disalah satu sofa didalam club, sedangkan beberapa tamu club yang tadi menonton aksi mereka kini sudah kembali bersenang-senang mengikuti dentuman musik di dalam club itu.

"dia ngerebut pacar saya pak!" ucap cowo itu serak menahan sakit disekujur wajahnya.

"woi gila! Siapa yang ngerebut cewe lo si anjing!" ucap Dana kesal ingin kembali memukul wajah cowo itu kalau saja tidak ditahan oleh petugas keamanan.

MuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang