~1~: keluarga Salma

114 34 38
                                    

Bissmillah...

Kalo ada yang typo benerin ya..

Ini adalah tahun dimana Salma Azahra menjadi murid dengan seragam putih abu-abu, ya besok adalah hari pertama untuk menjadi pelajar di SMA Merah Jambu dikota Jakarta.

Jam dinding di kamar Salma sudah menunjukan pukul sepuluh, tapi Salma belum juga membiarkan tubuhnya beristirahat setelah sehari menyiapkan peralatan untuk sekolahnya besok.

Setelah dua puluh menit memandangi langit-langit kamarnya dan mendengarkan teriakan jam dinding yang memutari angka-angkanya. Salma terlelap pulas diatas ranjangnya, sambil menanti sang mentari yang menunggunya di sekolah baru.

***

Salma terbangun mendengarkan teriakan alarm yang begitu tergesa-gesa membangunkannya, jam menunjukan pukul lima pagi. Sengaja Salma menyetel alarmnya jam lima agar bisa dapat urutan pertama masuk kamar mandi sebelum Amara dan membiarkannya menunggu hingga tiga puluh menit lamanya.

Salma pun langsung bangkit dan membuka pintu kamarnya, dia tidak mau kakaknya itu mendahuluinya, Salma menabrak apapun yang menghalanginya termasuk Sarah mamahnya.

"Gausah lari-lari gitu salma, Amara sudah lebih dulu masuk dari kamu," sarah mengingatkan Salma agar tidak berlari dan menabrak apapun, karna Amara sudah masul kamar mandi sekitar lima menit yang lalu.

"Yah..mamah, kenapa ga biarin aku duluan yang masuk, dia tuh kalo mandi lama mah...mamah tau kan?" pasrah Salma tidak terima.

"Yaudah makanya besok lu pasang alarm jam tiga!" teriak Amara daei dalam kamar mandi.

"Lu cepetan ga mandinya! Gua baru masuk hari pertama jadi murid SMA nih, masa baru hari pertama udah telat!" teriak Salma tidak kalah keras dari kakaknya.

"BODOAMAT!!"

"Kakakk. Is cepetan ga!" teriak Salma sambil menggebrak-gebrak pintu kamar mandi.

Sebenarnya ada dua kamar mandi dirumahnya, tapi Salma dan Amara tidak ada yang berani masuk karna sebelahnya gudang. Jadi yang memakai kamar mandi itu hanya Shandy, saudara kembar Salma yang beda usianya hanya 15 menit lebih tua Shandy dari Salma.

Kebetulan sekali Salma dan Shandy diterima di sekolah yang sama tapi mereka mengambil jurusan yang berbeda, Shandy mengambil jurusan Ipa, sedangkan Salma mengambil jurusan Ips, karna dia menyukai sejarah, sebenarnya Salma masuk Ipa pun bisa karna mampu sesuai otaknya.

Dua puluh menit kemudian Amara keluar dari kamar mandi, entah apa yang dilakukan Amara didalam kamar mandi sampai selama itu.

"Gua ga mau tau pokoknya besok gua masuk duluan." oceh Salma pada kakaknya, dan hanya mendapat acungan jempol dari sang kakak.

Sarah memiliki tiga anak kandung yang pintar-pintar, dan jarak usia yang tidak terlalu jauh.

Salma adalah anak bungsunya, Amara adalah anak tertuanya, sedangkan Shandy adalah anak laki satu-satunya yang dimiliki Sarah dan Andre. Sang papah tercinta.

"Ayo sini sarapan dulu, mamah udah siapin nasi goreng," ajak Sarah kepada Shandy dan Amara. "Salma..kamu cepetan mandinya, nanti diabisin loh".

***

"Awas ya kak, besok gua duluan aja mandinya," ancam Salma kepada Amara sambil menguncir rambutnya menuju meja sarapan.

"Iya iya.. Dede curutt, ulu ulu,," ejek Amara menjawab ancaman Salma.

"Udah, sekarang mamah bikin peraturan, satu minggu ini Amara akan lebih dulu mandi, minggu depan baru Salma, dan akan selalu begitu. Paham?," lerai sang mamah.

"Ribet banget si cewe, Sal kenapa ga mandi di belakang si?, kan lu bisa mandi setelah gua selesai, gua mandi ga lama kok, ga kaya Amara, atau lu bisa mandi duluan abis itu baru gua, gampang kan." ucap Shandy begitu saja yang bosan melihat kedua saudarinya bertengkar setiap pagi.

"NAMANYA JUGA CEWE!!" teriak Amara dan Salma bersamaan.

"Gila, bisa kompak gitu ya," sahut Shandy terheran-heran.

Dua puluh menit berlalu Salma, Shandy, dan Amara bangkit dari meja makan dan mulai melangkah menuju pintu keluar untuk menuntut ilmu, sedangkan Andre mengantar anak-anaknya.

Dari dulu Andre tidak suka jika harus memiliki supir pribadi, toh Andre masih bisa menghantarkan anak-anaknya sekolah.

Andre adalah seorang wirausaha, toko roti yang ia punya, jadi dia hanya menyuruh karyawan-karyawannya bekerja sedangkan dirinya hanya duduk manis menikmati masa-masa indah bersama keluarga tercintanya.

Ketiganya pun berjalan mengikuti papahnya yang sedari tadi menunggu anaknya didalam mobil, tidak lupa mereka berpamitan kepada ibunda tercintanya.

"Jadi papah antar Salma sama Shandy dulu kan?," tanya Andre melepas keheningan yang terjadi beberapa detik lalu.

"Iya pa," sahut salma mengiakan.

"Nanti papah jemput siapa dulu?,"

"Kan Shandy sama Salma mungkin masih baru ikut pembinaan gitu pa, jadi belum belajar, mungkin pulangnya juga ga tentu. Nanti Shandy telpon aja deh pah". Jawab Shandy antusias.

" kalau amara?"

"Dia mah gausah dijemput pah," ledek Salma yang masih jengkel dengan Amara. Namun amara tidak menggubris adiknya itu.

"Sama deh pah kayanya, nanti Amara telpon aja deh," sahut amara menjawab pertanyaan sang papah.

"Ikutan aja lu." oceh Salma.

"Suka-suka gua kek, lu cari masalah sama gua ha?!" ngotot Amara.

"Yap." sahutnya menantang.

"Okeh." saat itu juga jitakan jatuh dikepala Salma.

"Sakit ish.." lirih Salma.

"Lu berdua berantem mulu, gua cekokin darah monyet tau rasa lu!" kali ini kesabaran Shandy telah habis melihat kesua saudarinya itu bertengkar.

"Udah gapapa, papah seneng malah masih bisa liat mereka bercanda, nanti kalau sudah pada sibuk kerja, atau segala macem, pasti kalian juga bakal rindu masa-masa ini, yasudah, kalau mau berantem lagi silahkan, papah liatin."

"PAPAH!!" teriak Amara dan Salma bersamaan.

Suasana dalam mobilpun menjadi hening. Tak lama kemudian sampai di sekolah Salma dan Shandy.

Semua pasang mata terpokus kepada mereka. Ya, tampan dan cantik itulah yang dapat dideskripsikan dari anak kembar yang tidak identik itu.

Love you readerss:*

Dont Forget to follow my IG:restiwi._ldn

Untuk CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang