Author povKeheingan melanda sebuah rumah yg tidak terlalu mewah di salah satu komplek perumahan Yogyakarta. Terlihat dari luar memang sepi anteng. Tapi dalamnya gk. Di dalam rumah itu seorang wanita paruh baya sedang memarahi anak bungsu nya karena pulang terlambat hari ini. Sedangkan sang anak diam sambil menahan sesak di dadanya ketika wanita paruh baya yg ia panggil mama itu membentak dan bermain kasar padanya. Banyak luka lebam yg ia dapatkan dari amukan sang mama hari ini.
Tunggu sebentar, ia kan hanya pergi berlatih basket, biasanya juga pulang jam berapa pun mama nya itu tidak peduli. Kenapa sekarang jadi seperti ini? batin anak gadis itu.
Plak!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri gadis itu. Ia tetap diam sambil menundukkan kepalanya. Merasakan darah mengalir dari sudut bibirnya. Tidak mengusap nya dan membiarkan.
"RACHEL!! KAMU DENGERIN MAMA NGOMONG GK SI HA??!! KAMU INI BENER BENER ANAK GK TAU DIRI!!! TAU GK!! GARA GARA KAMU SELALU PULANG MALEM KAYAK GINI, SEMUA TETANGGA LANGSUNG GOSIPIN KAMU!!!! MALU MAMA CHEL MALU!!!"
"malu? bukannya dari dulu mama malu ya punya anak kayak Rachel" batinnya terkekeh
Rachel tetap bungkam dan kembali tubuhnya mendapatkan pecutan dari sabuk kulit milik sang ayah. Ia tersungkur , dan sempat melirik ke lantai atas dimana kedua saudaranya hanya menyaksikan penyiksaan ini. Tidak membantu sama sekali. Rachel tersenyum sangat manis ke arah mereka berdua, lalu setelah itu berdiri.
Mengucapkan kata maaf lewat bahasa isyarat dan berjalan ke arah kamar nya. Menghela nafas kasar ia lakukan agar meredam emosi nya juga. Syukurlah mama nya tidak menaruh kamarnya di lantai dua. Bisa mati dia.
Sesampainya di kamar, ia langsung menyenderkan punggungnya di balik pintu yg sudah ia kunci. Masih setia mendengar omelan sang mama dan makian sang mama kepadanya. Tidak, Rachel tidak menangis. Hari ini bukannya saat nya menangis. Menarik nafas dalam dan menghembuskan nya perlahan lalu membuka pakaian basket nya yg masih melekat. Berbalik menghadap kaca lemari dan melihat seluruh lebam di punggungnya. Nyeri. Itu yg Rachel rasakan. Apalagi bagian pundak kanannya. Ia yakin kalau besok ia akan kidal dadakan.
Setelah melihat luka lebam nya, Rachel menuju ke kamar mandi untuk membasuh dirinya yg sudah lengket sejak tadi.
Air dingin yang menyentuh permukaan kulit tubuhnya itu tidak membuatnya takut akan perih dari luka lebam yg disebabkan sang mama.
Tidak sampai 30 menit gadis itu selesai membersihkan tubuhnya. Membalut tubuh nya itu dengan handuk yg tertutup hingga ke dada. Di liriknya jam dinding di atas meja belajarnya. Pukul 19.50. Kembali menghela nafas dan berjalan menuju lemari pakaian nya. Ia akan istirahat sebentar lalu mengerjakan pr semampunya.
Belakangan ini semua nilainya sangat memuaskan. Bahkan ia menggeser posisi Candra di peringkat pertama dalam TUC 2 kabupaten kemarin. Dengan nilai yang benar benar sempurna, membuat seluruh guru juga teman sekelas nya melongo. Bagaimana seorang gadis yg hampir tidak pernah peduli dengan pelajaran dan malas itu bisa menjadi ranking satu? Pikir mereka.
Tring!
Tring!Terdengar suara notifikasi dari ponsel nya yg masih di dalam tas punggung kecil yg ia letakkan di atas meja belajar. Berjalan ke arah meja belajar dengan tangan yg terdapat sisir rambut. Ia merogoh tas nya dengan tangan kirinya, sedangkan sisir nya ia letakkan di atas meja. Ternyata rasa nyeri nya makin terasa ketika dibuat bergerak.
Gotcha! Ia mendapatkan ponsel nya dan mengambil charger di bagian tas satunya lalu menyolokkan(?) ke stop kontak lalu menyambungkan ke ponsel nya. Penasaran siapa yang mengirim nya pesan, Rachel langsung membuka apk Line yg terdapat notifikasi (999+).
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
FanfictionTerlihat kuat dari luar, namun tidak dengan dalamnya :') - Starla