three

0 1 0
                                    


Gadis berpostur tubuh tinggi semampai itu kini sedang menatap dirinya di depan cermin di dalam kamar nya. Melihat seluruh tubuhnya yg hampir sama seperti mumy hidup. Bekas tamparan masih terlihat, sudut bibir yg masih terdapat darah. Apalagi jika baju nya dibuka, sungguh menyakitkan melihat itu. Walaupun luka nya sudah mengering , tapi rasa nyeri dan lebam nya belum hilang.

Rachel, gadis itu hanya dapat menghela nafas kasar. Diraih nya ponsel dan charger lalu dimasukkan ke dalam tas dan bergegas berangkat. Ia tahu kalau ia sudah kelas 3,tapi ia tetap harus membawa ponsel ya untuk berharga jaga. Seperti jadwal hari hari kemarin sebelum TUC 2 Kabupaten. Hari ini ia kembali ke rutinitas biasa, les pagi dan harus berangkat pagi.

Tidak dia tidak berangkat naik motor. Kalo peraturan satu itu ia tidak bisa melanggar. Ia berangkat ke sekolah menggunakan skateboard. Biasanya ia berangkat bersama Krisna. Tapi, mereka berdua berbeda blok. Dan soal berangkat bersama Frizqi kemarin, ia berbohong dengan Robin. Ia hanya tak mau merepotkan teman masa kecilnya itu.

"siap!" ucap Rachel semangat, meski harus menahan rasa nyeri dipunggung nya:v

cklek

Pintu kamar Rachel tertutup bersamaan dengan Yuta yg juga keluar dari kamar nya demasih dengan piyama nya. Sepertinya hari ini ia ada jadwal kuliah siang, terbukti dengan rambut yg masih acak acakan dan muka lesu.

Rachel, gadis itu melihat sekilas abang nya lalu berjalan menuju dapur. Bukan untuk sarapan, melainkan menyiapkan air dingin untuk abangnya. Ia tahu, pertama kali bangun pasti abangnya itu akan turun menuju dapur dan mengambil atau meminum air dingin. Padahal masih pagi.

Setelah selesai menyiapkan air untung Yuta, Rachel bergegas berangkat ke sekolah karena hari ini ada les pagi. Saat berpapasan dengan Yuta, Rachel sedikit menunduk dengan wajah datar. Baru beberapa langkah melewati Yuta, ia merasa pergelangan tangannya ada yg mencekal. Sebenarnya ia tahu siapa yg mencekal, kalau bukan Yuta siapa lagi.

"gk sarapan dulu?"

"tumben" batin Rachel miris

Ia hanya menjawab dengan gelengan dan senyuman manis. Manis tapi mematikan dan menyimpan sesuatu yg amat menyakitkan. Yuta yg melihat senyum manis sang adik tertegun. Ini kali kedua ia mendapatkan senyuman manis yg tidak ia ketahui ada arti mendalam dari senyuman itu. Perlahan, Yuta melepaskan cekalannya dan mengangguk kan kepalanya.

Sedangkan Rachel kembali berjalan menuju pintu utama rumahnya. Saat hendak menutup pintu, Yuta berteriak menyuruh nya untuk sarapan di kantin.

"Jangan lupa sarapan di kantin ya dek!!!" teriak Yuta dan mendapat acungan jempol dari Rachel sebagai jawaban

Setelah pintu tertutup rapat kembali, Yuta, laki-laki itu bersandar di kulkas sambil mengusap wajahnya kasar. Bagaimana, bagaimana bisa ia mengabaikan adik nya yg jelas kemarin malam meminta bantuan kepadanya malah ia biarkan dan menatap nya seperti menatap seorang pencuri yg tertangkap basah. Tak dipungkiri jika hatinya sangat nhilu tatkala melihat senyuman manis Rachel tadi yg sama dengan kemarin malam.

Sedangkan Sintia, sang ibu mulai meneterkan air mata saat tidak sengaja juga melihat senyuman manis milik Rachel yg amat menyakitkan. Ia tidak tahu mengapa ia melakukan hal itu kepada Rachel. Padahal putri bungsu nya itu jelas sangat ia banggakan dalam hal apapun. Sintia merasa menjadi seorang ibu yg gagal, yg seenaknya sendiri bermain kasar terhadap putri nya karena hal sepele. Ia tidak pantas dipanggil ibu.

Diperjalanan menuju persimpangan komplek perumahan, Rachel tidak sengaja melihat Candra yg sedang berjalan bersama Robin. Ia tepat, alasan merepotkan yg ditujukan kepada Robin sangat tepat. Lihat saja, Robin sedang berjalan bersama Candra dan mereka terlihat akrab. Rachel tak memusingkan itu, ia tetap berjalan dengan skateboard nya dengan santai. Jangan lupakan headphone yg menutupi kedua telinganya itu.

Hingga pada saat sampai di persimpangan dan ingin menyebrang, ada satu tangan kekar yg menarik lengan Rachel karena ia melihat ada mobil yg sedang melaju dari arah kanan dan Rachel tidak memperhatikan itu sama sekali.

Grep!

Tangan kekar itu memeluk tubuh sedikit kurus milik Rachel. Sedangkan Rachel sendiri langsung mematung. Ia tahu bau ini, bau parfum ga*sby yg berwarna ungu. Krisna. Ya, parfum ini milik Krisna, teman konyolnya sekaligus moodboster nya.

Menyadari mobil yg hampir menabrak dirinya itu sudah jauh, segera Rachel melepaskan pelukan Krisna dan menatap pemuda itu heran. Bertanya menggunakan bahasa isyarat yg tentu ia tak mengerti.

"kok disini? kata nya brngkt duluan?" tanya Rachel dengan bahasa isyarat

"lo... ngomong... apa..?" tanya balik Krisna sambil menggaruk tengkuk nya

Rachel yg lupa jika hanya Frizqi yg mengerti bahasanya pun menepuk jidat ya keras karena yg dihadapan nya ini Krisna, bukan Frizqi. Memutar mata jengah dan melanjutkan kembali jalannya menuju sekolah tanpa memperdulikan Krisna yg sedang terkekeh kecil karena menurutnya tingkah Rachel barusan sungguh menggemaskan.

"kok disini? katanya brngkt duluan?" akhirnya Rachel bersuara setelah menyadari jika Krisna berjalan disamping nya

"gk jadi, agak kesiangan tadi, gk solat tahajud juga" jawab Krisna sambil memainkan tali jaket nya

"oohh" jawaban singkat Rachel membuat Krisna menoleh ke arah nya dengan kening berkerut

"lo.. nada lo kok lesu gitu La, lo sakit?" tanya Krisna dengan nada khawatir sambil menempelkan punggung tangannya ke kening Rachel

Sedikit informasi, Krisna ini memang sering memanggil Rachel bukan Rachel melainkan Starla. Bahkan ia sampai mengancam orang² yg boleh memanggil Rachel Starla hanya dirinya.

"apaan si Kris, gue gk papa elah" kata Rachel sambil menyingkirkan tangan Krisna dari kening nya

"tumben pakek almamater, biasanya enggak tuh" kini sifat jail dan iseng Krisna mulai muncul. Perlahan ditarik nya kerah almamater Rachel hingga sedikit melorot dan memperlihatkan bahu kanannya yg lebam.

Krisna tersentak kaget dan langsung membenahi almamater Rachel yg sedikit berantakan karena ulah nya. Ia tahu apa yg terjadi dengan Rachel hingga bahu kanannya lebam seperti itu.

"S-sorry La, gk tau gue" ucap Krisna sambil berpindah tempat ke depan Rachel sambil menyatukan kedua telapak tangannya tanda meminta maaf. Jadi posisi berjalan dengan skateboard nya juga mundur. Untung jalanan lagi sepi, coba enggak. Hhmm....

"iya iya, udah balik jalan biasa aja, bahaya" instruksi Rachel dan langsung dituruti Krisna

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yg memperhatikan dari jauh dengan raut wajah kesal dan cemburu mungkin (?). Ia sengaja berangkat bersama Candra karena ingin melihat reaksi gadis yg sedang ia amati bagaimana. Ternyata, malah dia yg menunjukan reaksi kesal saat melihat gadis itu berjalan dengan cowok lain.

"Gue harus gimana biar bisa deket sama lo lagi chel" gumam pemuda itu




































TBC.

Hy hy hy.... welcome back, hooreee update lagiiii
Cuman mau ngingetin jangan lupa vote and comment ya trs follow juga ig gue @strla.aksra_, makasiiihhh
👇and sorry for typo

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang