27

67.8K 4K 131
                                    

Morgan menggenggam erat tangan Alara yang masih berbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Semenjak Alara pingsan ia langsung di bawa ke rumah sakit dan hingga saat ini belum sadarkan diri. Bisa di bilang ini hari ke 3 nya di rumah sakit, dan 3 hari itupula Alara belum sadar. Meski dokter sudah mengatakan ia akan baik-baik saja, namun Morgan, Rara dan Dian tetap saja khawatir, terutama Dian, gadis itu tidak henti-hentinya menangisi Alara.

Morgan semakin mengeratkan genggamannya. Sesungguhnya ia juga sangat bimbang saat ini, begitu banyak hal yang harus ia pertimbangkan. Morgan merutuki dirinya yang bodoh. Ia membenci dirinya yang tidak bisa memilih salah satu di antara dua wanita yang ia sayangi.

Di satu sisi ada Anggun, gadis yang selalu ada untuknya di saat ia merasa sendiri dan di saat ia merindukan seseorang. Anggun selalu ada ketika ia membutuhkannya. Anggun sangat berarti bagi Morgan. Sementara di sisi lain ada Alara, sahabat masa kecil yang selama ini ia rindukan, yang pernah membuat dirinya menjadi kacau dan yang sangat ia cintai. Morgan ingin memilih Alara, tapi ia takut untuk menyakiti Anggun. Ia ingin memilih Anggun tapi ia tidak bisa berbohong bahwa ia juga sangat menyayangi Alara.

Jujur saja, Morgan tidak ingin memilih, ia ingin selalu bersama dengan keduanya. Ia tahu ini egois tapi itulah yang Morgan rasakan saat ini, dan itu membuatnya menjadi frustasi.

" Key, bangun, ku mohon bangunlah... kamu boleh marah, boleh membenciku tapi jangan hukum aku dengan cara ini " bisik Morgan pelan.

" Maafkan aku Key. Aku memang pengecut, tidak tahu diri dan selalu menyakitimu. Maafkan aku ".

Morgan mencium lembut tangan Alara. Ia juga mengelus lembut kepala gadis itu dan sesekali mengecupnya.

***

" Lo benaran mau ke rumah sakit? " tanya Rara pada Anggun yang tengah menyisir rambutnya.

" Iya, bagaimana pun gue juga penyebab dari kondisi Alara " jawabnya santai.

Rara tak lagi bertanya, ia hanya mengangguk saja. Dan setelah Anggun menyelesaikan dandannya, mereka pun berangkat menuju rumah sakit.

" Dian nanti sore baru bisa ke sini, dia ada acara keluarga " ucap Rara ketika mereka telah tiba di rumah sakit.

" Baguslah, gue kurang suka sama teman lo yang itu. Mulutnya pedes " ketus Anggun membuat Rara tersenyum.

Rara dan Anggun pun memasuki rumah sakit dan menaiki anak tangga menuju ke kamar Alara yang terletak di lantai 2.

Pintu kamar Alara tidak tertutup membuat Rara dan Anggun bisa melihat gadis itu dari luar.

Anggun terdiam saat melihat Morgan ada di sana dan tengah menggenggam erat tangan Alara. Sangat erat. Bahkan ia belum pernah di genggam seperti itu.

" Key, bangun... ku mohon bangunlah, kamu boleh marah, kamu boleh membenciku tapi jangan hukum aku seperti ini. Aku minta maaf telah menyakitimu. Maafkan aku ".

Anggun tersentak saat Morgan tiba-tiba mengecup kening Alara lembut dan lama. Tubuh Anggun mendadak melemas.

Sementara di sisi lain Rara terdiam. Ia tidak tahu harus bagaimana, ia tahu Anggun tersakiti melihat itu.

" Lo- ".

" Gue gak apa, gue ke toilet dulu ya " ucap Anggun dan berlalu begitu saja meninggalkan Rara.

Rara menarik nafas panjang. Sungguh percintaan yang rumit. Tapi bagaimana pun ia tetap akan mendukung Alara.

Rara masuk ke dalam ruangan sambil meletakkan beberapa buah di atas meja.

" Lo gak pulang? " tanya Rara pada Morgan.

" Lo dari semalam gitu terus. Gak pegel apa? Lo juga gak tidur semalam. Makan dulu sana " suruhnya. Morgan tidak menjawab.

BAD BOY VS CUPU GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang