"Dunia"

1 0 0
                                    

Berkecimbung terlalu dalam tentang dunia
memang tak ada habisnya.
Kini waktu untuk mengembalikan diri ke hadapan
sang illahi adalah kewajibannya”

Sinar mentari tampak sudah berada diufuk barat. Menandakan bahwa malam hari akan tiba. Merah merona terdampar di langit yang setengah jingga. Burung-burung berterbangan menjauhi sang bumi. Pohon-pohon melambai dan tampak menampilkan siluet indahnya dibalik sang senja.

Gadis paruh baya tampak melangkahkan kedua kakinya. Seorang diri berjalan menyusuri jalan yang sepi. Sesekali ia menengok kearah barat yang tak luput disana adalah senja yang sedang menampakkan diri. Indah jika dipandang. Larut dalam suasana yang terus menjadi pusat pikiran. Barangkali ini yang dia definisikan sebagai karunia indah akan pencipta-Nya.

“Masyaallah..indah sekali” sesekali kalimat itu yang menjadi pusat syukurku kepada Allah SWT. Dengan raut yang begitu manis, dengan perjalanan yang separuh garis.

“Astaghfirullah, sudah pukul 17.30 sebentar lagi adzan Maghrib” bergegas menyusuri jalan.

Namaku Senja, 20 Tahun. Tinggal disebuah kota yang metropolitan. Ya,aku adalah anak rantau alias anak desa yang pergi ke kota hanya untuk mengadu nasib dan menimbang ilmu. Dikota aku tinggal seorang diri namun tak cukup membuatku sepi. Setiap hari aku selalu ditemani teman-teman yang kebetulan sekontarakan dengan diriku.

“Huftt...alhamdulillah sudah sampai” langsung saja aku bergegas menuju kamar mandi,membersihkan diri dari segala penyakit hati. Berkecimbung terlalu dalam tentang dunia memang tak ada habisnya. Kini waktu untuk mengembalikan diri ke hadapan sang illahi adalah kewajibannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang