Short Story 2

168 11 0
                                    

"Nayla tumben kamu nggak bareng sama Keenan? Kamu lagi berantem sama Keenan?" tanya Neva pada putri nya. Nayla mengunyah rotinya sejenak kemudian berkata..

"Nggak kok Ma. Keenan ada kelas pagi jadinya dia berangkat dulu" ucap Nayla berbohong. Sedangkan Mama Nayla ber oh ria.

"Oh ya nanti Mama sama Papa mau jemput Vano dibandara. Kamu mau ikut?" Nayla mengangguk semangat.

"Mau. Mama mau jemput Kak Vano jam berapa?"

"Jam delapan malam" Nayla mengangguk-anggukkan kepalanya.

Devano Louise Danendra adalah kakak laki-laki Nayla. Devano atau yang lebih akrab disapa Vano saat ini sedang menimba ilmu di negeri ratu elizabeth. Ia sudah selesai diwisuda beberapa bulan lalu. Dan sekarang ia pulang ke negara asalnya.

###

"Jadi beberapa hari ini ngejauhin Keenan? Kenapa?" tanya Karina dengan suara pelan karena takut jika Fany mendengarnya. Saat ini mereka berdua sedang menunggu guru mata pelajaran selanjutnya datang dengan diselingi pertanyaan yang ditujukan Karina untuk Nayla.

"Iya. Karena aku sadar diri kok kalo sekarang posisiku udah diganti in sama Fany. Aku cuma sahabat nya sedangkan Fany itu pacarnya. Lagi pula aku gak mau aja kalo nanti Fany salahfaham ngeliat kedekatan ku dengan Keenan" jawab Nayla panjang lebar.

"Menurutku apa yang kamu lakuin ini udah bener kok. Kamu tenang aja kalo dia memang benar-benar orang untuk kamu maka sejauh apapun orang itu pergi pasti akan kembali. Lagi pula aku juga gak mau kalo kamu disakiti sama cowok gak peka itu" seru Karina.

"Makasih ya Rin? Kamu selalu ada buat aku. Aku gak tau lagi harus bicara sama siapa kalo bukan sama kamu. Aku seneng punya sahabat kayak kamu" Karina merangkul pundah Nayla kemudian tersenyum.

"Sama-sama. Udah ah,kenapa jadi mellow gini sih suasananya?" ucap Karina kemudian mereka berdua terkekeh.

###

Saat ini Nayla berada di bandara bersama kedua orangtuanya. Nayla cemberut kesal karena kakaknya tak kunjung terlihat.

Nefa menoleh menatap wajah sang anak "Kenapa cemberut gitu muka nya?"

"Kak Vano lama banget sih Ma? Udah setengah jam kita nungguin tau" ucapnya kesal.

"Sabar sayang. Mungkin sebentar lagi juga muncul" ucap Mama Nayla,sedangkan Papa Nayla tersenyum geli melihat tingkah putrinya itu.

"Nah itu kakak kamu" tunjuk Papa Nayla pada seseorang yang sedang berjalan menuju mereka bertiga.

"Akhh.. Aku kangen sama Mama" ucap Vano sambil memeluk Mama Nayla.

"Aku juga kangen sama Papa," kemudian berganti memeluk Papa Nayla.

"Ya ampun adek aku udah besar. Kakak kangen tau sama kamu" ucap Vano kemudian memeluk Nayla. Nayla yang sudah setengah kesal mencubit perut kakaknya itu membuat Devano mengaduh kesakitan.

"Apaan sih dek? Kok dicubit? Bukannya dipeluk kakaknya yang ganteng ini" seru Devano dengan pedenya.

"Biarin,abis kakak ngeselin sih. Udah nunggu setengah jam tau" gerutu Nayla.

"Iya maaf. Tadi pesawatnya delay jadi ya terlambat"

"Udah-udah lebih baik kita pulang sekarang. Ayo!" ucap Mama Nayla menengahi perdebatan kedua anaknya.

###

Nayla memandang langit malam yang tampak indah dihiasi gemerlap bintang. Ia bisa melihat dengan leluasa dari balkon kamar nya. Ditemani angin malam yang terkadang menerpa wajahnya memberikan ketenangan sendiri untuknya.

One Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang