Yunji pov
---Apa kau memiliki kisah yang mengesankan, atau mungkin mengenaskan hingga seorang penulis naskah terkenal tertarik untuk membuat cerita hidupmu?
Jika iya, maka kau sama denganku. Baek Yoona, begitulah penulis itu memberiku nama. Tentu bukan nama asliku, aku Kim Yunji. Ceritaku yang menurut orang-orang mengenaskan itu sudah cukup lama berlalu. Seorang jagga-nim menuliskan masa-masa menjelang kelulusanku dari Yonsei sebagai pembuka.
---
SEA meluncurkan album ketujuh mereka. Ini sudah hampir lima tahun sejak mereka debut. Aku serius melihat tayangan live mereka yang sedang memperkenalkan album baru itu.
Konsepnya cukup seksi. Oh! album ini benar-benar eranya Jung Jaeseok, dia seksi sekali disini.
Sepertinya senyumku terlalu berlebihan. Sooran teman baikku yang sedang berkomat kamit menghafalkan bahan presentasi penelitian akhirnya untuk mendapat gelar sarjana sekarang melihatku dengan heran.
"Ya, Kim Yunji! Kau bilang mau mengajariku, tapi sejak duduk disitu yang kau lakukan hanya tertawa tidak jelas dengan ponselmu."
Aku bisa mendengar suara nyaring Sooran walau sedang menggunakan headset. "Umm..." aku berpikir sebentar. Memang salahku yang asal mengucap mau mengajarinya. Aku bahkan tidak membuat penelitian karena jalur tugas akhir yang kupilih adalah magang selama satu semester penuh di sebuah perusahaan finance. "Mana aku mengerti masalah penggelapan pajak dan–, apa yang kau tulis? Fraud triangel? Wistle blowing? Aku hanya membuat laporan kerja dan audit manajemen GK Group jadi aku tidak akan bisa membantumu."
Sebetulnya aku heran kenapa temanku ini memilih topik fraud accounting padahal topik umum seperti audit, atau menganalisis laporan keuangan lebih umum untuk mahasiswa fakultas bisnis seperti kami. Sooran melakukan penelitiannya di kantor Ommaku. Mewawancarai banyak manusia di kementerian pariwisata tempat ommaku bekerja. Ia bahkan bisa menyentuh jajaran petinggi di sana. Walau tentu saja mahasiswa seperti kami tidak mudah untuk bertemu seorang menteri. Yang jelas Sooran memiliki informan dengan pangkat yang cukup tinggi sehingga penelitiannya sudah sangat layak untuk dipresentasikan.
"Tentu saja, kau memang lahir dengan latar belakang keluarga yang luar biasa. Appamu manajer hotel di perusahaan keluarga, dan ommamu sekretaris menteri, hanya orang sepertimu yang bisa dengan muda mencari data keuangan dari perusahaan sekelas GK. Aku sudah bersyukur punya teman sepertimu yang bisa membukakan jalan untuk mewancarai pegawai kementerian."
Baiklah, aku tidak mungkin mengelak ucapannya. Bagaimanapun aku bersyukur lahir dari keluarga seperti yang dikatakan Sooran. Anak tunggal dari pasangan orangtua yang memiliki status sosial "tinggi". Anak tunggal manajer hotel dan pegawai berpangkat disalah satu kementerian Korea. Walau bukan chaebol (konglomerat) sekelas GK Group atau Kim's company, teman-teman di fakuktas bisnis dan ilmu sosial di sini juga memandangku sebagai puteri yang lahir dengan sendok perak.
---
Aku berpamitan pada Sooran setelah satu setengah jam menemaninya belajar. Sebetulnya aku tidak tega meninggalkannya, tapi Hankang pacarku, terus menelepon untuk mengajakku makan siang.
Laporanku dan segala syarat untuk lulus sudah kuselesaikan sejak minggu kemarin, jadi sekarang aku hanya perlu mengurus keperluan untuk wisuda. Jika tidak meleset kemungkinan aku akan mendapatkan jadwal untuk melaksanakan prosesi wisuda dua bulan dari sekarang. Terasa lama sekali, karena memang kami harus mengantri dengan para lulusan lainnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/182486040-288-k761690.jpg)