Syifa memandang terus menerus flasdis hitam. Mau dikasih atau tidak ke Zanya. Pikiran Syifa melayang-layang entah kemana. Dia teringat akan kejadian di sekolah.
***
"Syif, lo sahabat gue kan?" Tanya Zanya yang merupakan sahabat dekat Syifa."Kalau lo baik begini pasti ada maunya kan?" Syifa menyeringai melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Lo best banget deh. Tau aja gue lagi ada butuhnya."
"Syifa gitu loh." Syifa menyombongkan dirinya.
"Gini, gue tuh kan anaknya tu nggak terlalu pintar. Belajar pun malas-malasan, lo mau nggak kerumahnya bu astrid nyuri contekannya. Plisss." Zanya memohon-mohon kepada Syifa.
"Bukannya ini agak terlalu berlebihan Zan, nanti kalau ketahuan gimana?" Syifa agak sedikit khawatir dengan rencana Zanya.
"Nggak apa, besok lo pergi ke rumah bu Astrid. Bu Astrid lagi pergi, masuk aja kerumahnya." Zanya menyampaikan rencana liciknya.
"Gimana buka pintunya? Gue bingung. Takut." Tanya Syifa lagi dengan keberatan.
"Banyak tanya banget lo ah. Lo itu seringkan baca komik Detectif Conan. Lo buka aja pake yang kayak gitu. Cari caranya di internet," sahut Zanya.
"Nggak mau ah." Syifa menolaknya.
"Bantuin gue Syif. Lo nggak mau kan sahabat lo ini jadi nggak naik kelas. Ayolah. Besok gue ada kencan sama Bang Angga. Pliss." Mohon Zanya.
"Okelah, tapi kalau kenapa-napa lo tanggung jawab. Oke?" Syifa akhirnya pasrah dan terpaksa mengiyakan kata Zanya.
"Makasih banget. Lo sahabat terbaik gue deh." Zanya memeluk Syifa. Syifa yang di peluk hanya bisa nyengir.
Persahabatan mereka memang begitu , saling memanfaatkan. Tapi tak pernah saling memahami. Memang sejak dulu Syifa tidak pernah punya teman karena Syifa terlalu malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Zanya orang pertama yang mau berteman dengan Syifa. Tentu tidak sembarangan orang mau bersahabat dengan orang yang tidak jelas kecuali jika ingin memanfaatkan sesuatu dari orang tersebut. Ternyata bersahabat dengan orang pendiam itu tidak sekaku yang dipikirkan. Memang dulunya diam-diam tapi setelah dikenal menjadi akrab.
Besok sorenya Syifa langsung menuju rumah bu Astrid. Seperti yang dikatakan Zanya tidak ada bu Astrid di dalamnya. Syifa telah bisa membuka pintu seperti yang diajarkan internet. Tetapi meski telah belajar tetap susah membuka pintunya. Beruntung tidak sulit menemukan kunci bu Astrid. Pemikiran bu Astrid jadul sekali meletakkan kunci di bawah alas yang bertulisan welcome.
Syifa langsung masuk ke rumah bu Astrid. Tidak mau lama disana Syifa langsung berpikir dengan otak cerdasnya. "Jika aku selesai berkerja menggunakan leptol dimakah aku akan meletakkannya?" pikir Syifa dalam hati.
Syifa membuka pintu kamar Bu Astrid. Sudah jelas itu kamar Bu Astrid, karena dirumah yang cukup kecil itu hanya ada satu kamar.Ternyata Bu Astrid suka mendengar grup Korea. Seperti BTS, EXo, Ikon, banyak bangetlah poster-poster korea yang ditempelnya di kamarnya. Syifa menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian mulai mencari leptop Bu Astrid. Ternyata benar pemikiran Syifa. Bu Astrid meletakkan leptopnya di meja belajar. Syifa langsuk menghidupkan leptop itu. Semoga tidak memakai kata sandi. Setelah di lihat, untunglah memang tidak memakai kata sandi. Syifa langsung mengetik di pencaharian "Ulangan anak kelas delapan 3." Syukur ternyata ada. Syifa pun langsung meng coppy paste file tersebut. Setelah itu barulah Syifa pergi dari kamar Bu Astrid.
Sial. Kali ini tidak seberuntung tadi. Ternyata didepan rumah berdiri tetangga Bu Astrid. Sepertinya ingin minta tunggakan gitu.
Orang tersebut berbicara kepada Syifa. "Adek siapa? Rasanya Astrid tidak mempunyai saudara perempuan. Mau apa kesini?" Tanyanya dengan jutek.
Syifa tidak perlu menjawab pertannyaannya, nanti jadi runyam semua rencana. Syifa terus berlari, melewati tetangga Bu Astrid. Tidak peduli bahwa ini adalah perbuatan yang sangat tercela. Mengabaikan orang dewasa.
"Heh. Tunggu lo mau nyuri ya?" Sepertinya tetangga bu Astrid itu bisa menebak gerak-gerik Syifa.
Syifa terus berlari. Dibelakang tetangga Bu Astrid mengejarnya. Biarlah dia berlari terus dari pada menyerah dengan mempermalukan orang tua tercinta.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Prolonged Regret
RomanceKisah tentang seorang gadis yang ceria, feminim, dan polos. Ia terpaksa mengubah karakternya itu karena sahabatnya. Dibuang dari keluarga. Tidak dianggap sama sekali. Semua orang perlahan menjauh darinya. Hingga datang sosok ketika zaman smp dulu. M...