AWAL SEBUAH RASA

10 4 0
                                    

"jangan tarik-tarik sakit woi"suara Olin yang cukup keras mampu membuat orang melihatnya entahlah tapi Olin tidak memperdulikannya

Tak lama setelah itu Viola berhenti di sebuah taman belakang sekolah,ya bisa dibilang tempatnya cukup sepi dan tenang

"lo,ngapain bawa gue ke sini"tanya Olin kepada Viola
"Emm gue pengen aja gitu tau tentang lo dan gue kira tempat ini yang paling cocok daripada di kantin yang berisik banget"
Olin hanya membalas dengan Mulut yang membentuk huruf 'O'
"ah ya lo sebelumnya dah tau kan nama gue siapa,jadi gue gk usah perkenalin diri lagi gitu"
"Yes i know"
"apaan si lo pake ngomong inggris segala lagi"
"yah suka-suka gue dong hidup gue juga"jawaban Olin yang cukup sinis membuat Viola menyumpai Olin dalam hati

"oh gitu,btw lo itu dari luar negeri ato gimana sih kok lo ngomong indo kayak gak ceta gitu,"kayak orangnya"meskipun perkataan Viola yang cukup pelan tapi membuat mata Olin melotot mendengarnya karna dari kecil dia memiliki pendengaran yang cukup kuat

"gue,sebenernya pindahan dari Jerman gue kesini karna gue pengen mandiri"Viola membulatkan matanya saat mendengar jawaban Olin

"kalo gitu ikut gue lo harus gue kenalin sama temen temen gue"
"Viola pliiis deh jangan tarik tangan gue sakit!!!"
Guyyys
Suara dari Viola cukup mengangetkan teman-temannya
"apasih lo nganget-"kata-kata Ray menggantung melihat Olin,yah jangan tanya lagi kalau dia terpesona dengan kecantikan Olin bukan hanya Ray semua temannya menatapnya juga kagum kecuali Rafael si jutek,dingin bahkan melihat sekali saja tidak

Olin pura pura tidak melihat tapi matanya tak lepas dari Rafael yang sedari tadi hanya diam jujur saja Olin terpesona dengan ketampanan darinya

"hai kenalin gue Thomas"Olin tak mengacuhkan Thomas yang berbicara padanya tapi tetap saja mata Olin tak lepas dari tatapannya pada Rafael

"kok aku dikacangngin sih"kata kata Thomas mampu membuat Olin terkejut dan membalas jabatan tangan Thomas dengan senyum semanis mungkin
"Olin"jawabnya singkat

Thomas dibuat terpaku ditempat oleh senyuman dari Olin yang membuatnya jatuh hati,tak lama satu persatu dari mereka mulai memperkenalkan diri pada Olin tak lama

Kringg.....
Suara dentingan lonceng yang menandakan istirahat telah berakhir seluruh siswa kembali ke kelasnya masing-masing

"woi lo tu makhluk triplek pa batu si diem aja dari tadi"
"tutup mulut lo"Olin sedikit kaget mendengar jawaban dari Rafael yang singkat dan agak kasar

Hari ini jam pelajaran fisika kosong karna bu anita sedang rapat menimbulkan suara dikelas yang sangat kacau,Olin hanya memilih menutup telinganya menggunakan Headphone dan memutar lagu kesukaannya.

Ray memilih menggunakan kesempatan ini untuk Mendekati Olin tapi niatnya dia urungnya karna ia sudah keduluan oleh Thomas yang menyuruh Rafael untuk pindah duduk dan duduk Di samping Olin Ray yang melihat itu langsung mengepalkan tangan nya sambil berkata dalam hati "kali ini gue nggak akan kalah sama lo,dan gue nggak akan biarin lo deket sama Olin"

"lin"
"hmm"panggilan dari Thomas hanya dibalas deheman dari Olin dan dia kembali mendengarkan musiknya
"lo dah pernah jatuh cinta belum?"
Olin melepaskan headphonenya dan menyampirkannya di lehernya dan menatap mata Thomas lekat dan Thomas dibuat Olin salting sendiri

"knp emangnya"
"ngg...gak pa pa gue pengen tau aja"Thomas terbata-bata menjawab pernyatanyaan Olin jujur saja dia tidak bisa menetralkan detak jantungnya saat ini

"O,bahkan gue sampe sekarang gk tau apa itu cinta"tanpa sepengetahuan Thomas mata Olin sesekali mencuri pandang ke Rafael

                               ***
"lo pulang naik apa lin,Gue anter mau gk?"
"emm gue bawa mobil kok"pertanyaan dari Thomas lansung  di jawab dengan cepat oleh Olin
"ciee,yang dari tadi berduaan terus"kata kata Ray cukup mengangetkan dan membuat mereka melihat ke arah sumber suara tersebut
"cemburu lo?"tanya Viola pada Ray
Ray tersadar lalu membulatkan matanya pada Viola dan berkata"jelas lah gue cemburu"Olin tidak peduli apa yang dibilang dari Ray karna menurutnya Ray adalah cowok playboy"gue pulang ya"
"ehhh lin hati hati ya"
Teriakan dari Viola hanya dibalas acungan jempol dari Olin

Sesampainya di rumah Olin langsung mengganti seragamnya dan memegang ponselnya
tak lama terdengar suara ketukan pintu

"masuk"dan benar saja ternyata yang datang adalah bu mirna pembantu Oli n
"non mau makan atau minum"
"nanti aja bi"
Tak lama setelah itu ditutupnya kembali pintu kamar Olin lalu bu mirna beranjak pergi

"arrrrgh kenapa sih dari tadi yang gue pikir cuma Rafael jangan jangan gue ah enggak mungkin deh"
Olin bahkan sampai tidak bisa tidur siang karna nama dan wajah Rafael yang selalu terngiang di kepalanya

"apa ini artinya gue suka sama Rafael?"tanyanya dalam hati
Olin mulai frustasi lalu mengacak rambutnya dan memaksa mata nya untuk tidur.
  
                             ***
                 





HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang