Chapter 3 - Dunia Se Jong

93 21 2
                                    

Tak terasa Jam sudah menunjukkan pukul 23.15 Aku membasuh wajah sambil menatap cermin. Sering tersirat dalam benakku, apa aku kurang cantik? Tidak, apakah aku dianggap sebagai seorang wanita oleh se jong?

Aku merapihkan rambutku yang nanggung sebahu. Wajah yang jarang aku rias, juga tubuh yang tidak sebagus teman-teman kampusku.

Mana mau Se jong dengan cewek cupu begini!

Terdengar menyedihkan, hampir setiap saat aku memikirkan Se jong. Bahkan sekarang pertanyaan pertanyaan itu muncul di kepalaku.

Apa Se ong sudah tidur?

Atau hal hal-hal lainnya seperti berpelukan tadi.

apa dia berdebar?

Ah.. Atau dia sudah biasa berpelukan dengan cewek ya? Entahlah.

Kringgg!

Ponselku berdering di atas kasur. Aku beranjak cepat lalu meraihnya.

"Telfon dari Se Jong.."

Ya, Se jong sering sekali meneleponku malam hari. Bukankah aku serakah? Sudah di telfon pula olehnya malam malam begini, tapi, masih merasa bahwa perhatian darinya kurang.

"Halo, jong?""Eun, ayo bercerita." Pintanya.

Ya, bercerita. Setiap kali kami bertelefon yang kami lakukan adalah bercerita. Kami? Sebenarnya hanya aku yang bercerita, dia hanya mendengarkan. Selalu begitu! dia menelfon ketika larut lalu memintaku bercerita tentang apapun, kemudian setelah hampir satu jam barulah ia bilang bahwa ia mengantuk.

Aneh ...

Tapi aku tidak menghiraukan. Aku senang bisa menjadi pengantar tidur untuknya. Setidaknya meski hanya menjadi radio hidup, aku bisa beranggapan bahwa aku dibutuhkan. Kenyataannya bisa saja dia melakukan itu karena bosan.

"Mau dengar cerita apa?" Tanyaku."Hmmm apapun asalkan jangan soal cowok haha." Ia tertawa nyaring dibalik telfon.

Aku tersenyum pendek, kemudian berebah di kasur.

"Selalu saja tidak boleh, memang kenapa kalau aku cerita soal cowok?"

Ya, siapa tau dia cemburu kan? Mungkin saja.

"Melelahkan mendengar cewek curhat soal cowok. Cerita yang lain Eun, kau ada berita baru soal teman-teman cewekmu, gak? Biasanya kau mengeluh tentang mereka.""Sedang tidak ada."

Lagi pula sebenarnya cerita cerita soal cewek cewek di kelas itu hanyalah kebohongan belaka, itu kubuat hanya untuk membuat Jong tertawa dan senang saja. Padahal pada kenyataannya cewek di kelasku itu mengajak bicara saja jarang.

Apalagi membuat masalah? Hah! mustahil ada orang yang berani mengangguku di kampus.

Secara... Aku ini temannya Se jong yang dikenal semua orang, mana mungkin mau terlihat jelek di mata Se Jong karena mengangguku.

"Yah... Padahal seru." Kecewa Se Jong."Kau sendiri? Sampai saat ini masih tidak punya cerita?""Ah eun, kau kan tau aku tidak bisa bercerita."

Aku terdiam sejenak, entah mengapa aku menjadi sentimental mendengarnya selalu menolak permintaanku, sedangkan aku sebaliknya.

"Tidak bisa atau, tidak mau?" Kataku ketus.

Ada jeda setelah aku mengatakan itu. Se Jong pun tertawa pendek.

"Sepertinya kau sedang capek, ya? Maaf kalau aku ganggu.""Tidak kok!""Lalu kau kenapa? Apa kau kesal aku tidak pernah cerita?""Kau pikir saja sendiri Jong."

TRUTH BETWEEN US | Yang Se JongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang