Chapter 4 - Kebohongan Pertama

88 21 4
                                    

      Aku masih berusaha menelfonnya sambil sesekali melihat sekeliling. Kakiku terus berjalan.

Lihatlah betapa bodohnya aku!

Apa mungkin aku dapat menemukan Se Jong begitu saja? Tentu saja tidak mungkin, kecuali keajaiban terjadi. Aku tidak mungkin menemukan Jong kalau seperti ini.

Tutt.. 

          "Ah, Telfonnya!" Aku nyaris lompat mendengar Se Jong mengangkat teleponku.

          "Jong, kau dimana?!" "Bukankah tadi kau bilang mau makan bersama?" aku mulai meradang.

          "....."

          "Se jong?"

          "Ah ya, aku sakit Eun. Maafkan aku ya."

          "Sakit? La-lalu apa kau sudah berobat? Kau pulang dengan siapa tadi?"

          ".... Aku pulang sendiri, naik taxi."

        "... Benarkah?" Suaraku merosot, nafasku tersenggal. Jelas-jelas ada yang melihat dia naik mobil bersama seorang cewek.

Kenapa kau berbohong?

          "Apa sakitmu parah? Aku khawatir karena kau tidak memberi kabar?"

          "Mm." Jawabnya pendek.

          "Kau dimana sekarang? Aku kesana ya." Aku lanjut berjalan, sambil melihat alamat rumah yang kudapat dari staff administras.

          "Tidak usah Eun.. Aku baik baik saja. "

          "Ah.. Jangan begitu, kalau kau sakit aku harus menjenguk!" aku bersikukuh. Kalau aku tidak bertemu dengan Jong langsung, aku tetap akan merasa cemas. 

Mataku yang sibuk mencari sebuah bangunan tiba-tiba berkedut. Sudut mataku menemukan sesuatu yang begitu mengejutkan sampai aku mematung, terdiam, menatap ke seberang jalan di mana sebuah restoran mewah dengan jendela kaca berada, mempertontonkan banyak pasangan yang  asik menghabiskan makan malam mereka.

          "Eun?" Panggil Se Jong menyadarkanku.

          "M-mm?" Sahutku, dengan nafas tertahan.

          "Kau tidak perlu menjenguk... aku hanya butuh istirahat."

          "Benar, sepertinya kau memang butuh istirahat.."

          "Iya Eun, kututup ya? Nanti kuhubungi lagi."

         Tutt tuttt -

Lagi lagi telfonnya ia matikan sepihak. Aku terdiam, masih menggenggam ponsel di tangan kiriku. Mataku masih melihat ke arah jendela restoran mewah di seberang sana. Lebih tepatnya, menatap dua orang yang sedang dibalik jendela restoran itu.

Tak kusadari air mataku menetes, hangat membasahi pipi. Saat ini mungkin aku adalah cewek paling bodoh di dunia. Tidak kusangka aku melihat Se Jong di balik jendela restoran itu. 

Apa ini? Keajaiban? Takdir? Cara tuhan menunjukan betapa bodoh dan memalukannya aku? 

Lihatlah! bahkan Se Jong yang kukhawatirkan setengah mati kini tengah makan malam bersama dengan seorang cewek berpenampilan glamor di restoran mewah! Begitu serasi. Dan aku dengan bodohnya.. ditinggal seorang diri di dalam kelas. 

Sakit? Kau bilang kau sakit Jong..

Benarkah kau Se Jong yang kukenal? Bukan, apakah aku benar-benar mengenal Se Jong?

TRUTH BETWEEN US | Yang Se JongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang