Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul. Betapa senangnya hati Lea ketika mendapati dirinya mengandung. Lea melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku." Tampaknya Lea pun tahu, betapa hati Yakub tidak ada padanya. Ia berharap kelahiran anaknya itu dapat mengubah hati Yakub. Namun sepertinya kelahiran Ruben tersebut tidaklah mengubahkan hati Yakub. Yakub mencintai Rahel, tetapi ia tidak dapat pula mengesampingkan Lea. Jika ia melakukan itu, bukankan itu akan sama seperti ayahnya, Ishak, yang mengesampingkannya dan lebih mencintai Esau daripada dirinya.
Ternyata setelah itu, masih mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku." Maka ia menamai anak itu Simeon. Tahulah Lea, Tuhan telah mendengarkannya selama ini. Lalu mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang ketiga. Maka ia berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi. Betapa inginnya hati Lea agar Yakub lebih memperhatikannya.
Dan setelah itu, masih mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anaklaki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Tampaknya Lea akhirnya menyadari untuk berharap dan bersyukur kepada Tuhan yang telah memperhatikannya itu, dan tidak memerlukan anak lagi untuk mencari perhatian suaminya. Sesudah melahirkan empat anak laki-laki, ia tidak melahirkan lagi.
Demikianlah Yakub sekarang memiliki 2 istri, 2 budak perempuan dari istri-istrinya itu, dan empat orang anak laki-laki. Keluarganya sudah semakin berkembang di tanah yang jauh itu.Demikianlah Yakub tinggal dengan kedua istrinya yang bersaudara itu. Lea melahirkan empat anak laki-laki untuk Yakub, sementara Rahel belum memiliki anak satupun. Namun Yakub mencintai Rahel lebih daripada Lea dan Tuhan memperhatikan Lea dengan memberikan anak kepadanya. Tetapi cinta Yakub saja tampaknya sudah tidak cukup bagi Rahel, terlebih ketika dilihatnya Lea melahirkan anak demi anak, hingga empat orang anak laki-lagi disekelilingnya. Yakub berusaha menghibur dan mengembirakan hati Rahel, bagaimanapun, Rahel lah yang ia cintai, bukan Lea. Rahel lah yang ingin ia nikahi sejak awal. Tetapi tetap saja Rahel merasa gelisah.
Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub setelah sekian lama berlalu, kesabarannya pun habis dan cemburulah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: "Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati." Sungguh Rahel telah kehabisan kesabaran dengan apa yang terjadi pada Lea, sedangkan ia belum juga mengandung, sehingga Rahel berkata-kata seperti itu kepada Yakub. Maka bangkitlah pula amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata: "Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?" Sungguh Yakub juga merasa tidak dapat berbuat apa-apa, mengapa Rahel belum juga mengandung hingga saat ini.
Akhirnya Rahel berkata : "Ini Bilha, budakku perempuan, hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh dia akupun mempunyai keturunan." Ternyata akhirnya Rahel memiliki pemikiran itu, memberikan budak perempuannya kepada Yakub untuk menyaingi kakaknya yang sudah memiliki empat anak itu. Yakub pun sepertinya tidak mempunyai pilihan lain, sepertinya itu yang harus dilakukannya untuk menyenangkan hati istrinya itu dan mungkin membawa sedikit ketentraman pada rumah tangganya yang selalu diwarnai persaingan itu. Maka diberikannyalah Bilha, budak Rahel itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub menghampiri budak itu. Bilha pun mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub.
Sungguh Rahel merasa senang dengan hal itu, akhirnya ia dapat bersaing dengan kakaknya, Lea. Berkatalah Rahel: "Allah telah memberikan keadilan kepadaku, juga telah didengarkan-Nya permohonanku dan diberikan-Nya kepadaku seorang anak laki-laki." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Dan. Namun itu tampaknya masih tidak cukup bagi Rahel. Kemudian mengandung pulalah Bilha, budak perempuan Rahel itu, lalu melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi Yakub. Maka berkatalah Rahel: "Aku telah sangat hebat bergulat dengan kakakku, dan akupun menang." Maka ia menamai anak itu Naftali. Mungkin saat ini Rahel merasa keadaannya dengan kakaknya dan juga istri suaminya, Lea, cukup seimbang setelah ia memperoleh 2 anak dari budak perempuannya itu.
YOU ARE READING
Ishak, Esau dan Yakub : Warisan Iman
SpiritualIman Abraham yang diteruskan kepada anaknya : Ishak, dan kedua cucu kembarnya, Esau dan Yakub. Bagaimana mereka memelihara dan meneruskan warisan iman itu ?