1

349 39 2
                                    

"Jennie Kim! Silahkan naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan atas kemenangan Anda dalam olimpiade sains."

Seorang gadis mungil berambut brown dengan seragam SMA-nya berdiri dari tempat duduknya. Berjalan menuju atas panggung dengan dihadiahi tatapan sinis dan bisik-bisik cemoohan dari siswa-siswi SMA Hwanglim High School yang berada di bangku penonton.

Gadis itu, Jennie Kim. Berdiri dengan canggung. Menatap ke arah puluhan murid-murid dengan pandangan dinginnya.

"Kau tahu, Tae?" Seorang murid laki-laki berambut blonde yang duduk di bangku tengah penonton, tepat menghadap panggung itu berbisik rendah kepada lelaki berambut mint di sebelahnya. "Ku dengar dia menggoda Tuan Hwang untuk mendapatkan beasiswa disini. Dan merayu Choi-ssaem agar bisa memenangkan olimpiade ini,"

Lelaki berambut mint itu hanya terdiam. Tak membalas ucapan laki-laki itu. Ia hanya bergeming menatap sosok gadis yang kini sedang berdiri dan menjadi pusat perhatian satu sekolah.

"Dan kau tahu apa yang lebih mengejutkan?"

Kim Taehyung, lelaki berambut mint itu akhirnya menoleh dengan wajah datar khasnya.

Sementara lelaki berambut blonde itu terkekeh. Merasa berhasil mengalihkan atensi lelaki itu. "Dia menjual tubuhnya hampir ke seluruh siswa kaya disini."

Masih dengan wajah datarnya, Taehyung terlihat menunjukkan rasa keterkejutannya. Terlihat dari kedua matanya yang sedikit membesar dengan bibir yang terkatup. Seolah mengatakan, apa-kau-yakin?

Lalu, Park Jimin, lelaki berambut blonde itu menganggukkan kepalanya. Seolah yang dibicarakannya itu benar adanya. "Aku serius. Apa kau mengenal Lee Taeyong?"

Taehyung tidak mengangguk juga tidak menggeleng.

"Yang ku dengar dari Yerin, Taeyong pernah merasakan tubuh Jennie." ujar Jimin, sambil sesekali melirik ke arah panggung. "Apa kau percaya, Tae? Gadis pendiam dan pintar itu mempunyai sisi liar. Bukankah itu menarik?"

Lagi-lagi Taehyung tak merespon omongan Jimin. Pandangannya kembali tertuju pada gadis itu yang kini tengah sibuk menerima piagam penghargaan atas kemenangannya. Kata-kata Jimin tentang gadis itu terus mengiang dipikirannya. Mata tajamnya menelisik, mengamati sosok gadis itu cukup lama. Tubuh gadis yang bernama Jennie itu terlihat mungil dan jauh lebih pendek darinya namun berisi sesuai porsi di segala tempat.

Taehyung sontak menggeleng begitu tahu apa yang dipikirkannya tentang gadis itu. Oh, sialan Jimin. Temannya itu benar-benar mencemari pikiran dan juga otaknya.

"Hei, Tae! Dia menatapmu!"

"Siapa?"

"Jennie Kim!"

Mendengar itu, Taehyung kontan mendongak. Detik itu juga matanya bersirobok dengan mata tajam milik Jennie. Mereka saling bertatapan. Tidak lama. Hanya beberapa detik, Jennie lalu memutuskan kontak matanya. Karena gadis itu sekarang sudah turun dari atas panggung diikuti suara riuh tepuk tangan.

Entah kenapa, meski tatapannya terkesan tajam, Taehyung malah mendapati sorot kerapuhan dimata gadis itu.

"Wow! Kalian saling bertatapan dengan mesra tadi." goda Jimin. "Apa sekarang kau akan menjadi target Jennie?"

Taehyung tersadar dari lamunannya dan menatap Jimin dengan raut wajah heran. "Apa maksudmu?"

Jimin tersenyum miring. "Kau lupa? Jennie menjual tubuhnya pada siswa-siswa kaya di Hwanglim. Kau juga kaya, Tae. Dan mungkin, Jennie akan mengincarmu untuk menjadikan target selanjutnya." Jimin lalu berbisik, "Dan ku dengar, Jennie mempunyai tubuh yang bagus. Kau beruntung, Tae!"

Kill This  LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang