LONDON
07:00 PM
"I want to buy a cup of green tea latte" kata gadis itu pada
barista cafe. Barista Cafe itu mengangguk mengerti dan
membuatkan pesanan gadis tersebut. Gadis tersebut bernama Mila, Carmila Stephannie Alexandra Wijaya. Dua menit kemudian barista cafe itu menyerahkan secangkir green tea latte. "Thanks" ucap Mila lalu berjalan menuju meja bernomor 18.
08:50 PM
Mila pergi meninggalkan Cafe itu setelah hampir dua jam ia duduk sambil meminum Green tea nya. Ia keluar lalu menaiki mobil putih yang ia parkir tepat di depan Cafe itu. Tapi, mila tidak sadar bahwa dompetnya tertinggal di meja.
08:59
Barista cafe hendak menutup Cafe itu. Barista tersebut bernama Kevin, Kevin Chandra Nathannio Alexis. Kevin melewati meja nomor 18 itu. Ia melihat ada sebuah dompet berwarna hitam polos yang terkesan mewah. Ia hendak mengetahui siapa pemilik dompet itu. Kevin membuka dompet itu dan langsung mengecek kartu mahasiswa yang terdapat pada dompet tersebut. Ia segera menutup cafenya itu dan bergegas mengendarai motornya itu menuju tempat si pemilik dompet.
KEVIN POV
"Apa gadis tadi pemilik dompet ini?" batinnya dalam hati. Ia terus memikirkan hal itu selama perjalanan. "Tapi sepertinya pemilik dompet ini orang Indonesia" batinnya lagi. Tak terasa ia sampai di depan rumah yang cukup mewah. Tanpa menunggu lama, ia turun dari motor sportnya yang berwarna merah itu dan mendekati pintu lalu mengetoknya.
MILA POV
Aku yang sedang mencari dompetku diseluruh penjuru rumah mendengar suara ketukan pintu. Aku pun langsung berjalan ke arah pintu dan lansung membukanya. Betapa terkejutnya aku melihat barista cafe tadi yang sudah ada di depn pintu. "I found your wallet at my cafe. sorry I opened it to find out the home address of the owner of this wallet" ucapnya lembut. "No problem. I am very grateful you want to deliver my wallet here" jawabku.
AUTHOR POV
Tiba tiba saja petir menggelegar dan hujan turun dengan derasnya. Motor Kevin yang ia parkir di luar pagar rumah Mila seketika menjadi basah. "You better go to my house until the rain is over" kata Mila menawarkan. "Not. I'd better just go home" jawab Kevin lembut. "No rejection. Anyways, you will get sick if you leave now" kata Mila lalu menarik tangan Kevin masuk ke ruang tamu
MILA POV
"Let me make tea for you" kataku lalu berjalan ke dapur untuk membuatkan teh. Lima menit kemudian aku sudah membuatkan teh untuknya dan menyeduh green tea bubuk yang ada di rumah untukku.
KEVIN POV
Ia berjalan bersamaku membawa secangkir teh dan green tea. Entah mengapa aku selalu saja mengagumi kecantikannya. SETIAP SAAT!!
Dia menyerahkan teh panas untukku. "Thanks" kataku lembut. Ia hanya menjawab dengan bergumam. Cantik, tapi jutek. Huh!! Seketika terjadi keheningan
"Are you from Indonesia?" aku memulai pembicaraan.
MILA POV
"Yes. Why?" jawabku. "I'm from Indonesia too. Can you speak Indonesian?" tanyanya. "Ya aku bisa berbahasa Indonesia" jawabku spontan.
KEVIN POV
"Nama gue Kevin. Nama lo siapa?" tanya gue sambil mengulurkan tangan. "Gue Mila" jawabnya singkat tanpa membalas uluran tanganku. "Jadi lo disini sejak kapan?" tanya gue lagi. "Gue di London baru seminggu yang lalu. Gue tinggal sendiri dan kuliah disini" jawabnya. "Universitas mana?" tanyaku lagi.
MILA POV
" jurusan Architectural Design and Technology BSc" jawabku yang sudah mulai mengantuk. Ya, ini sudah jam sepuluh malam. "Wah sama dong gue juga kuliah di situ dan ngambil jurusan itu" katanya sumringah.
KEVIN POV
"Oh ya, boleh gak gue nanya satu lagi?" tanya gue pelan lalu Mila mengangguk. "Lo suka greentea ya?". "Ya. Greentea adalah hidup gue" jawabnya. "Ha?" spontan perkataan itu keluar dari mulutku ini. "Greentea punya makna buat gue. Green tea itu punya rasa manis dan ada pahitnya. Perpaduan yang pas. Sama kayak hidup ini ada sedih dan senang. Kalau orang yang bisa menerimanya, pasti akan merasakan kenikmatannya" jawabnya lalu tersenyum.
AUTHOR POV
10:05 PM
Kevin akhirnya pulang setelah hujan reda. MIla pun membarigkan badannya di kasurnya. Ia mengingat perkataannya tadi tentang Greentea. Ya, itu benar dan ada kisah di balik itu semua