Siang sudah berganti malam,Gesa sudah siap dengan Jens Hitam dan kaos putih polos tak lupa sepatu berwarna hitam ia kenakan,dirasa baju udah perfect saat nya Make up.Gesa hanya memakai bedak bayi dan lip Bam untuk menutupi pucatnya.dirasa udah semua Gesa berjalan menuju bagasi rumah.sebelumnya gesa keluar Gesa melihat Papah dan Mamahnya yang habis pulang kantor.Gesa berusaha tersenyum dan menyapa keduanya."Udah pulang Pah Mah? "Tanya Gesa dengan mata berbinar binar udah lama nggak ketemu mereka
"Kamu lihat?. "Jawab mereka acuh,Gesa yang mendengar berusaha menulikan pendengaran
"Yah udah Gesa pamit mau jalan jalan sama temen dulu!! "Gesa sekarang berjalan menuju papah dan mamahnya untuk menyalimi dan meminta izin
"Stop disitu.Pergi pergi aja apa peduli saya sama kamu "bentak Mahendra tak lain papah Gesa.Gesa mendengar berusaha bertahan agar bulir air mata tak keluar didepan papah dan mamahnya
"Papah kok bilang gitu sama Gesa,Gesa kan anak papah sama mamah "Gesa
"Udah pergi sana,kita ngga mau lihat kamu disini,pergi tinggal pergi aja gitu repot "Bentak Ratna mamah Gesa
"Kalian kenapa sih benci banget sama Gesa,Gesa ini anak kalian,selama ini Gesa sabar menghadapi sikap kalian yang nggak pernah anggap gesa ada,gesa pengen diperhatiin kalian dan disayang tapi apa.
apa Pah Mah "Sekarang Gesa terisak"Kamu pergi dari sini,kita cepek sebelum saya berbuat tidak tidak sama kamu "Bentak Mahendra sambil mencekram bahu Gesa dengan eratnya.Gesa merintih kesakitan
"Udah Pah kita kekamar aja,nggak guna disini "mereka menuju kamar mereka sedangkan Gesa terisak dilantai rumah sambil memeluk lutut.
"Non yang sabar yah,meraka mungkin capek baru datang jadi kayak gitu sikap mereka ke Non Gesa "Bik Ija memeluk Gesa dengan kekuatan penuh Gesa melepas pelukan Bik Ija dan berlari menuju Mobil Jezz Hitamnya dan meninggalkan pekarangan rumah.
××××
"Kenapa semua ini nggak adil bagi Gesa,mamah papah ngga pernah berharap punya gesa kenapa Gesa harus dilahirkan didunia
ini.Tuhan "Terik Gesa dari dalam mobil,mobil melaju dengan kecepatan penuh."Gue benci dengan takdir,kenapa semuanya benci sama gesa Tuhan.apa salah Gesa "isak Gesa dari dalam mobil.
Gesa memakirkan mobil dibangunan tua,Gesa berjalan dengan isakan isaka.saat ini Gesa berada dirosoff bangunan yang tak terpakai.Gesa memandang lampu kelapkelip ibu kota Bandung yang mampu menenagkan hati yang hancur.
Sebelumnya dia mengabarai sahabatnya dia tidak bisa hadir kebalapan itu
Dengan tatapan kosong Gesa terus terisak hingga dirinya ketiduran disana.
Saat Gesa bangun dari tidurnya Gesa melihat Matahari mulai terbit dari senjanya,gesa melihat jam tertenger disana manandakan pukul 7.
"Berarti gue ketiduran disini untung aja nggak ada orang,kalau ada bisa celaka gue. "Runtuh Gesa dan sekarang turun dari bangunan tua melewati tangga.
^^^
Gesa melewati lorong sekolah yang sepi menandakan KBM berlangsung,segera Gesa menaiki tangga menuju kelasnya,sampainya dikelas sudah ada Pak Surip guru Matematika.
"Assalamualaikum!! "Salam Gesa mata pak Surip memincing melihat salah satu muridnya telat
"Kamu perempuan atau laki laki sih heran bapak lihatnya,tiap hari telat muluh "Cerocos pak surip dengan nada mininggi "
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Gril
Teen Fiction#24//03//2019// Hingga nantinya saya pergi saat semua tau kalau selama ini aku tersakiti dengan sikap dan prilaku yang membuat ku menyerah. 'Gesa Arses Arpilane gue benci dan muak selamai ini dengan sikap mereka yang bisa buat gue hancur.Tanpa orang...