05. Kamu Bukan Ayahku!

4.1K 510 83
                                    


"Bundaaaa!"

Taewo berhambur keluar dari kamar tidurnya. Saat itu masih pukul empat pagi. Bundanya bilang bahwa si ayah akan pulang hari ini dari Jepang. 

Kamu yang tadinya masih terlelap, menjadi sedikit terbangun karena suara Taewoo berlari ke arahmu.

"Kenapa sayang?"

"Ayah, bun! Ayah!"

"Iya kenapa ayahmu?"

"Pulang jam berapa?"

Kedua matamu yang kamu paksa untuk melek hanya untuk sekedar menanggapi Taewoo kembali tertutup rapat. Kamu semakin mengeratkan pelukan pada guling dan menaikan selimut yang sempat melorot.

"Taewoo, kamu tanya itu lebih dari 14 kali, sayang. Sekali lagi kamu tanya, udah 15 kali. Dapet payung cantik mau kamu?"

Taewoo membaringkan tubuh kecilnya di sebelahmu. Memeluk kepalamu seolah menidurkanmu seperti apa yang Taeyong lakukan. Kamu tersenyum. Sudah 2 minggu ini Taeyong dan semua rekan kerjanya berada di Jepang. Tadinya kamu dan Taewoo diajak ikut, tapi karena Taewoo ingin tetap bersekolahㅡpaud, makanya kamu memutuskan untuk menemani Taewoo di Rumah.

"Kaya siapa kalo gini?"

"Kaya ayah, aku tau ayah sukanya giniin bunda."

Kamu dan Taewoo berpelukan. Kamu memeluk badannya erat. Sesekali menghirup aroma tubuhnya yang sedikit mirip dengan aroma khas Taeyong yang kamu rindukan.

"Bunda kangen ayah?"

Kamu hanya mengangguk, "Taewoo kangen ayah juga, kan?" Dia hanya mengangguk juga. Kemudian matamu dan mata Taewoo bertemu tanpa sengaja. Entah karena kangen, kamu menemukan keteduhan mata Taeyong di mata anak lelakimu. Mata yang selalu membawamu dalam suasana bahagia dan menenangkan. Kamu reflek menangkup kedua pipinya dan mengecup bibir Taewoo sekilas.

"Bunda, aku bukan ayah."

DUAR. Lamunanmu buyar. Kamu tertawa kecil karena respon Taewoo yang selalu paham gerak-gerikmu yang membayangkan dirinya adalah Taeyong.

"Iya sayang, kamu mirip banget, sih sama ayah. Jadinya bunda lupa, deh."

Setelah percakapan gajemu dengan Taewoo berlangsung, kemudian kalian berdua terlelap lagi sampai matahari muncul dari tempatnya dan jam menunjukan pukul 10 siang. Hingga kamu terbangun dan Taewoo masih lelap tertidur.

Kamu beranjak duduk. Sambil merenggangkan badanmu, kamu meraih ponselmu di nakas samping ranjang,

"Sayang!!! Aku pulang hari ini. Ini udah di airport. Mungkin sekitar 6 jam kalau enggak delay. Taewoo gimana? Nggak rewel kan?"

Pesan singkat itu dikirim Taeyong ke ponselmu. Kamu hanya tersenyum dan membalas pesannya tak kalah excited juga,

"Taewoo mah aman, yang. Dia bikin aku makin kangen sama kamu! Take care, Lee Taeyong, berdoa."


"Pasti sayang. Aku pasti berdoa kok! Baguslah kalau Taewoo nggak rewel. Aku mau kasih surprise ke kalian. Tunggu ya?"


"Apa, yaang? Makin penasaran aku."


"Alasan kenapa aku nolak facetime sama kamu, sama Taewoo."

"Apa?"

"Tunggu aja. Hari ini kan kita ketemu. See you baby!"

Percakapanmu terhenti sampai disitu karena Taeyong mengubah ponselnya menjadi flight mode karna akan take off. Pikiranmu menjadi tiba-tiba aneh. Semenjak minggu pertama Taeyong di Jepang, ia menolak melakukan facetime. Entah denganmu dan Taewoo. Surprise katanya.

TWO BABIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang