06. Om Doyoung

3.2K 295 37
                                    

"Dasar orang gila."

Taeyong tiba-tiba mengumpat pelan seraya melempar ponselnya asal ke sofa yang ia tiduri saat ini. Kamu dan Taeyong sedang di ruang tivi. Kepala Taeyong dengan berbaring di pahamu. Sesekali ia menggerakan kepalanya untuk usil menggelitikmu dan membuatmu terkekeh geli. Taewoo masih tertidur di kamarnya.

"Kenapa, yang?" Tanyamu sambil menyuapkan jeruk mandarin pemberian Xiaojun beberapa hari yang lalu.

"Ini loh, Doyoung. Dia baru instal sh0pee kemarin." Jawab Taeyong sambil mengunyah beberap jeruk di mulutnya.

"Dia beli sesuatu yang lagi promo. Dia pesan banyak, nggak taunya barangnya datang banyak banget. Kata dia, 'Untung aku pesen online, hyung. Coba kalau offline aku dikira tukang sembako'. Dia itu pintar, tapi kadang bego juga kaya sekarang."

Kim Doyoung. Teman dekat Taeyong. Seperti yang sudah kamu ketahui, mereka sudah bersahabat sejak lama. Meskipun dekat, mereka jarang terlihat akur. Selalu ada saja keributan yang mereka buat saat bersua. Ingat 'kah kamu dengan pemberian Doyoung berupa baskom saat Taewoo lahir? Bukan baskom biasa, melainkan sebuah baskom untuk Taewoo mandi.

Flashback.

"Ini harus banget kasih kadonya baskom, Doy?" Tanya Taeyong sedikit sewot saat menerima baskom putih berbelit pita plastik biru muda dari tangan Doyoung yang datang menjengukmu.

"Kasih buat bayi itu yang berguna, hyung. Baskom kan berguna buat Taewoo mandi. Ini manusia banyak banget lambe-nya."

Tapi setelah dipikir memang benar juga. Nyatanya Taewoo masih suka menggunakan baskom pemberiannya sampai hari ini. Doyoung memang tipikal lelaki logis realistis tingkat neptunus. Jangan sampai ada sesuatu yang sia-sia di dunia ini. Tipe anti-bucin sama pacar untuk hal-hal cringe yang menjijikan. Tapi Doyoung tidak main-main kalau membelikan mbak pacar sesuatu yang memang bersifat primer.

"Mending itu aku belikan baskom. Tadinya mau ku belikan jemuran. Pasti jauh lebih berguna, hyung."

Taeyong memutar matanya malas. Ia tak habis pikir bagaimana Doyoung terlalu berpikir kelewat realistis. Entah bagaimana Doyoung akan mendapatkan istrinya kelak.

"Terus besok pacarmu mau kamu lamar pakai apa?"

"Light stick, adudu bong. Pasti udah jingkrak-jingkrak, hyung. Gampang."

-------------------- skip

"Dia mau antar beberapa barang yang dia beli di sh0pee ke sini. Katanya terlalu banyak."

Doyoung mengatakan akan mampir ke rumahmu dan Taeyong siang itu. Mumpung libur kerja, sekalian ngapelin mbak pacar terus diajaklah ke rumahmu dan Taeyong.

"Dia juga bilang mau mampir sama pacarnya." Tambah Taeyong kemudian berjalan lunglai menuju kamar dimana Taewoo tertidur. Menyusul putranya ke alam mimpi. Dirimu asik menonton tivi sambil melipat baju-baju Taewo. Hingga lewat pukul tiga sore, sosok yang ditunggu pun tak kunjung datang.

TING TONG!

"Ah- pasti itu Doyoung!"

Kamu segera berlari menuju pintu sambil membawa tumpukan lipatan baju yang hendak kamu letakan di kamar Taewoo yang dekat dengan pintu masuk.

"Jeuni! Astaga kok kamu kurus?" Doyoung berhambur memelukmu setelah pintu terbuka.

"Pasti si kunyuk itu nggak kasih kamu makan? Iya kan? Tenang, aku beli dari sh0pee kemarin. Aku bawa banyak makanan. Untukmu dan Taewoo."

Kamu hanya tertawa pelan saat melihat 2 karton berlabel online shopping itu berada di pintu rumah, "Ayo, Doy masuk dulu."

"Kok sepi? Taewoo sama bapaknya kemana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWO BABIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang