Namikaze Naruto dan Uchiha Sasuke

550 34 2
                                    


Hari pertama sekolah berjalan cukup lancar. Setidaknya itu yang dirasakan oleh anggota basket kelas 2 Seirin. Acara perekrutan anggota baru tidak bisa dibilang memuaskan tapi sudah cukup memenuhi harapan. Mereka tidak bisa berharap banyak mengingat klub basket mereka tidaklah begitu popular.

Riko melihat semua biodata. Setelah mendapat lamaran mantan siswa Teikou mereka hanya mendapat dua tambahan.

Esok harinya, dua belas siswa calon anggota basket berkumpul di gym milik Seirin.

Tidak terkecuali dua sahabat yang berada di barisan belakang. Pemilik surai hitam tidak ada ide kenapa calon manajer juga diminta berbaris.

"Hei, manajer itu manis juga?" Keduanya bisa mendengar bisikan itu.

"Dia kelas dua juga? Kalau saja dia sedikit lebih seksi."

Dasar Aho!

Pikiran dari dua sahabat kompak mengatakan demikian.

Benar saja, Hyuga Junpei kakak kelas mereka langsung memberi pukulan gratis. Si pirang tertawa kecil sementara pemuda berambut gelap tidak terpengaruh. Pemuda beriris onix hanya menatap sekilas kakak kelasnya.

Hampir semua siswa baru terkejut ketika Aida Riko mengenalkan diri sebagai pelatih.

Perkenalan hanya permulaan dari segalanya, karena seluruh anggota baru selanjutnya diminta berbaris sesuai urutan lalu diminta membuka baju oleh pelatih. Keluhan serempak terdengar diseluruh penjuru ruangan. Sayangnya mereka tidak bisa menolak, itu perintah pertama dari arsitek tim Seirin.

Si pirang menggigit bibirnya panik dan hal itu dilihat oleh Sahabatnya. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Tetaplah bersikap normal."

Berbalas anggukan singkat, dengan enggan si pirang melepas kaos putih lengan panjang miliknya dan berbaris di samping pria berambut merah gelap. Sang sahabat memutuskan berbaris di paling ujung supaya dia bisa meluruskan kesalah pahaman di akhir pemeriksaan.

Riko kemudian memandang penuh perhatian pada setiap pemain. Sambil membaca daftar nama, dia memberi beberapa masukkan berguna untuk meningkatkan kekuatan tubuh.

"Kamu sepertinya sulit bergerak cepat. Kamu hanya bisa melompat ke samping sebanyak lima puluh kali dalam dua puluh detik. Kalau kamu ingin bermain basket, kamu harus bisa lebih baik lagi."

"Baik." Pemuda paling ujung hanya bisa menjawab singkat.

Riko melanjutkan pengamatannya. "Tubuhmu terlalu kaku. Lakukan peregangan sehabis mandi."

Menakjubkan. Hanya itu yang bisa digambarkan oleh setiap siswa baru tidak terkecuali dari dua sahabat. Mereka tidak menyangka pelatih wanita akan tahu sedetail itu. Riko tidak memberi komentar banyak anak-anak lain.

Sang kakak kelas lebih lama melihat pada Kagami Taiga. Sekali lihat saja orang awam juga sudah tahu pemuda tegap itu punya potensi lebih.

Riko melanjutkan pemeriksaan. "Namikaze Naruto."

Pemilik nama mengangkat tangan. "Hai! Itu aku."

Sang pelatih mengusap dagunya ketika mengamati."Kau punya statistik cukup bagus, mari kita lihat apa yang bisa kita lakukan untukmu."

"Kuharap begitu, semoga aku cukup berguna." Entah apa maksudnya Namikaze menjawab demikian, tapi tampak jelas dia sedang tertawa canggung.

Riko segera beralih dan si pirang langsung menghela napas lega.

"Kenapa kau tidak membuka bajumu?" Tanya Riko galak begitu melihat keadaan sosok disamping satu-satunya pirang. Pemuda bersurai hitam itu bahkan masih lengkap dengan seragam sekolahnya.

Another KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang