01

25 4 0
                                    

Seorang pria berjalan dengan tergesa-gesa, gema yang muncul dari ketukan sepatu dan lantai koridor membuktikan bahwa suasana hatinya sedang buruk.

"RM-ssi! Tunggu sebentar!!" Teriak pria lainnya yang berjalan dibelakang Namjoon. Nafasnya nampak terengah-engah, sementara dengan ekspresi tidak perduli Namjoon terus mengabaikannya.

GREB.

Pria bernama Jung Hoseok itu akhirnya dapat menggapai tangan Namjoon dan menariknya sebelum ia masuk ke dalam ruangan direktur.

"Lepaskan!" Pekik Namjoon, ekspresi wajahnya cukup membuat Hoseok takut dan melepaskan genggamannya.

"Kim Namjoon, apa kau ingin memperburuk keadaan, huh?!" Hoseok mengacak-acak rambutnya dengan resah.

"Aku tahu kau sedang stress akhir-akhir ini, jadi biar masalah ini aku yang urus. Kau beristirahatlah" sambung Hoseok.

Namjoon diam. Wajahnya memerah. "Lalu, apa aku harus diam saja ketika harga diriku mulai diinjak?! Ketika orang-orang sibuk membicarakan keburukanku?!" Ia semakin tak bisa dihentikan.

BRAK!

"Presdir Bang, aku mau bicara!" Namjoon segera masuk dengan gegabah ke dalam kantor direktur. Disana ia melihat presdir Bang yang menatapnya dengan kecewa.

Namjoon menyobek kertas ditangannya dan melemparkan sobekan kertas tersebut tepat dihadapan presdir.

"Pembekuan aktifitas?! Kau gila??!! Apa kau mau aku diam saja dengan berita fitnah tentang diriku!?!!" Tangan Namjoon mengepal.

"Namjoon-ah, duduklah dulu" ujar Presdir Bang mencoba menenangkan Namjoon, namun dengan cepat ia menepis tangan presdir yang hendak memegang bahunya.

"Kupikir setidaknya ada satu orang yang percaya padaku, kupikir kau berbeda dengan orang tua sialan itu... pada akhirnya kalian sama saja!"

"Kim Namjoon!"

Namjoon meninggalkan ruangan tersebut. Hatinya terasa sakit mengingat ia sudah menganggap presdir sebagai orangtuanya sendiri dan satu-satunya orang yang percaya pada mimpi serta kemampuannya. Ia pun bergegas mengambil kunci mobil milik Hoseok di ruang karyawan.

"Namjoon! Apa yang akan kau lakukan?!" Hoseok mencoba menghentikan Namjoon namun kekuatan Namjoon terlalu besar, pria itu pun mendorong Hoseok hingga membuatnya terpental jatuh menabrak dinding.

"Ughh..." erang Hoseok sembari memegangi punggungnya yang mungkin memar.

Namjoon tak ambil pusing dan langsung menuju gedung parkir yang berada di basement. Ia lalu menghidupkan mesin dan pergi begitu saja dengan mobil rampasannya.

---

"...Kim Namjoon, musisi sekaligus komposer lagu ternama dikabarkan turut ambil peran sebagai pengedar narkotika dan zat-zat terlarang lainnya. Hal ini dibuktikan melalui rekaman CCTV bandara dimana koper yang ia bawa ternyata berisikan obat-obatan terlarang tersebut..."

"...Sampai hari ini Bighit, perusahaan yang menaungi Namjoon belum memberikan klarifikasi apapun. Setelah insiden tersebut Namjoon juga terlihat memukuli rekan sesama artistnya hingga babak belur. Berikut adalah rekaman wawancara dengan Kim Taehy-..."

PIP.

Namjoon mematikan radio mobilnya, ia lalu menyandarkan kepalanya sembari meremas stir mobil dengan kesal.

"B*j*ng*n..." umpatnya.

Lampu jalanan yang merah kini berganti hijau. Namjoon mulai melajukan mobilnya semakin lama semakin cepat. Jalanan malam yang sunyi bebas hambatan seakan menjadi tempat pelampiasan stress dan amarahnya.

Namjoon melihat papan penunjuk arah yang terpasang disepanjang jalan.

Ah, apa aku pulang saja sekalian ya?

Sesaat setelah mobil yang dikendarai Namjoon memasuki jalanan yang mengarah ke Ilsan, kampung halamannya, sebuah mobil dari arah berlawanan melaju lurus kearahnya.

Kaget, Ia langsung membanting stir dan menginjak pedal rem namun, ada sesuatu yang aneh. Remnya tidak berfungsi.

"SH*T!!" Pekiknya sesaat sebelum mobilnya menabrak pembatas jalan lalu terguling dengan cepat. Kepala Namjoon menghantam keras bagian dashboard mobil, ia pun pingsan seketika.

---

"...Sebuah kecelakaan baru saja terjadi di persimpangan jalan menuju Ilsan. Sudah lebih dari 1 jam petugas kepolisian mencoba mengevakuasi korban yang ternyata adalah Kim Namjoon!..."

"...Saat ini korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan darurat. Sekian berita dari kami hari ini..."

PIP.

Taehyung tersenyum sembari mematikan televisi yang menampilkan berita terbaru kondisi Namjoon, rival yang sangat dibencinya.

"V-ssi, sesuai yang kau inginkan" seseorang tiba-tiba datang dan langsung menyerahkan sebuah flashdisk kepadanya.

"Thanks, kau melakukan semuanya dengan rapi, Park Jimin".

-
-
-
-

TO BE CONTINUED.

Paper Crane  ▪  RMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang