03

17 3 14
                                    

Hoseok terus berlari di sepanjang koridor, matanya nampak mencari dengan jeli kemana sosok mungil tersebut pergi. Namun nihil ia tidak bisa menemukan apapun.

"Hah.. kemana perginya anak tadi ya" gumam Hoseok sembari menggaruk-garuk belakang kepalanya.

Seorang pria tiba-tiba datang lalu menepuk perlahan bahu Hoseok.

"Tuan Jung? Apa benar anda wali pasien bernama Kim Namjoon?" Tanya pria berjas putih yang nampaknya adalah seorang dokter di rumah sakit tersebut.

"Ah, iya aku manajernya" ucap Hoseok.

Dokter itu tersenyum "Ada yang ingin saya bicarakan mengenai kondisi kesehatan pasien Kim Namjoon, bisa keruangan saya sebentar?" Tanyanya. Hoseok pun menyanggupi permintaan dokter tersebut.

Dokter spesialis Antropedi, Min Yoongi. Begitulah yang Hoseok baca pada tanda pengenal yang terpasang pada jas pria itu.

Hoseok nampak memandangi ruangan praktik dokter tersebut. Temboknya berwarna dasar putih dengan aroma obat yang kuat serta beberapa origami burung bangau yang digantung disudut tembok, tunggu ini seperti...

"Hoseok-ssi" ucap dokter Min mengalihkan perhatian Hoseok. Ia nampak membolak-balik file yang sepertinya merupakan catatan medis Namjoon.

"Setelah pemeriksaan sebelumnya, seharusnya hari ini pasien sudah dapat melalukan terapi fisioterapi.. Tapi dengan kondisinya yang seperti itu saya harap anda dapat membujuknya untuk keluar dari kamar dan berlatih di klinik fisioterapi kami" jelas dokter Min.

Hoseok memaklumi perkataan dokter tersebut mengingat sikap Namjoon yang perlahan-lahan mengisolasikan dirinya dari orang lain.

"Saya akan berusaha membujuknya, dok" jawab Hoseok dengan senyum agak ragu.

---

Hoseok kembali ke kamar Namjoon.

"Namjoon-ah, kau sudah tahu kan bahwa kau harus pergi ke klinik?" Tanya Hoseok.

"Kau harus melatih sendimu! Apa kau mau terus menerus tidur di ranjang seperti itu?" Sambungnya lagi.

"... aku tak peduli" gumam Namjoon lirih.

"Apa? Apa kau bilang?"

"Aku sudah tak peduli! Mau cacat atau apa, semuanya benci padaku sekarang"

Hoseok nampak menghela napasnya, ia lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Hey, Kim Namjoon, kau pikir kenapa aku masih mau menemanimu dengan kondisi menyedihkanmu itu? Kau pikir dengan kau yang seperti ini maka dunia akan berakhir?"

Namjoon memandang Hoseok tajam, ia sedikit tersinggung dengan perkataan Hosoek.

"Dengar.. mungkin kata-kata ku kelawatan, aku minta maaf tapi! Tetap saja kau harus pulih! Kau harus sembuh dan saat kau kembali mari kita hancurkan topeng Kim Taehyung dan rebut kembali hati masyarakat!" Hoseok menepuk perlahan bahu Namjoon.

"Semangatlah, seperti yang tertulis disurat itu kau harus tetap tersenyum"

Namjoon terdiam memandangi Hoseok, ia lalu mulai sedikit tersenyum.

"Baiklah, aku pulang dulu ya, sampai jumpa besok!"

"Tunggu, Hoseok-ah!"

Hoseok membalikan tubuhnya, "apa?"

"Bisa tolong kau ambilkan kotak-kotak beserta isinya padaku? Dan juga aku butuh benang serta selotip"

Hoseok tersenyum, "ya ya baiklah, tapi besok-besok kau yang harus melakukannya sendiri"

---

CKLEK.

"Kakak!" Seru seorang gadis kecil berusia sekitar 10 tahun. Ia lalu menghampiri sosok yang ia panggil kakak tersebut.

"Yoori? Apa itu kau" ucap sosok tersebut yang ternyata adalah seorang wanita. Gadis bernama Yoori itu pun langsung mencoba naik keatas ranjang tempat wanita itu tidur.

"Kak, seperti tidak berhasil... orang itu masih saja cemberut" gumam Yoori.

"Jangan menyerah Yoori-ah, kau masih ingat tujuan kita kan?" Tanya wanita itu sembari mengelus pelan rambut Yoori.

Yoori mengangguk, gadis kecil itu lalu tersenyum. "Tentu saja!" Ucapnya sembari tersenyum lebar.

-
-
-
-

To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Paper Crane  ▪  RMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang