Hari Pertama Masuk Sekolah?

10 2 0
                                    

Sekarang aku sudah berdiri tepat di depan ruangan satu, ruang tes untuk masuk ke skolah ini.

Sebenarnya aku bisa saja memilih sekolah yang lain karena minat belajarku yang tinggi dan juga aku cukup pintar sedikit, tapi karena sekolah ini adalah sekolah yang dekat dari rumahku jadi akhirnya aku bersekolah saja disini. Walaupun sekolahnya terkenal dengan banjirnya. Sangat tidak etis tapi tidak apa-apa.


Aku melihat dari jauh, seorang cewek sama sepertiku mengenakan seragam SD dari jauh ia seperti kebingungan? Entahlah dan sepertinya ia menuju ke arahku.


Cewek itu tersenyum manis, wajahnya sudah manis dan di tambah tersenyum seperti itu ia semakin terlihat manis saja. "Hai, ruangan kamu disini juga yah?" cewek itu bertanya dengan suara yang lembut.


Aku membalas dengan senyum manis juga dan mengangguk, tiba-tiba ia mengulurkan kartu tesnya dan bertanya. "Ini benar yah ruangan satu?"


"Iya, emang kamu ruangan satu juga?" tanyaku, sepertinya cewek ini agak kebingungan dan ragu. Terlihat jelas di wajahnya.


"Emmm." ia bergumam dan semakin terlihat ragu karena bingung dan sebentar lagi akan masuk kelas ia mengulurkan kartu tesnya. Aku mengerutkan alisku dan hampir saja tawaku meledak, ternyata cewek ini salah alamat.


Mungkin karena kita baru lulus SD jadi dia agak bingung dengan angka romawi, jelas tertera di sana angka XI yang berarti ruangan sembilan.


"Ya ampun ini bukan ruangan satu, ini ruangan sembilan coba kamu tanya ke depan deh." kataku, cewek itu mengangguk tak lupa dengan ucapan terimakasih ia langsung berlari dan menghilang di balik mesjid. Aku menatap punggungnya dengan kasihan, kenapa cewek sebodoh itu bisa lulus SD? sungguh memprihatinkan.


Mungkin ia memilih sekolah ini karen sudah tidak ada sekolah lain yang mau menerimanya, karena kebanyakan dari siswa-siswi yang mendaftar disini adalah siswa yang tidak di terima di sekolah favorit atau sekolah yang ingin mereka masuki.


Bell masuk sudah berbunyi sesegera mungkin aku masuk ke dalam ruangan dan memilih kursi yang nyaman menurutku, mungkin kursi ketiga pojok baik untukku.


Saat sedang asyiknya mengerjakan soal-soal seorang guru masuk sambil berbicara dengan salah satu siswa yang ada di kelasku, mungkin guru itu adalah kenalannya. Aku sedikit mendengar guru itu menanyakan bagaimana keadaan ibu dari siswa itu dan lalalaaa aku sudah tidak perduli. Tiba-tiba aku terkejut saat guru itu datang dan memberiku sebuah kertas kecil sambil berkata.


"Jangan ribut yaa." setelah mengatakan itu, aku langsung mengambil kertas kecil itu dan betapa terkejutnya aku saat melihat isinya itu adalah jawaban dari soal-soal yang ada. Aku menoleh kebelakang dan semua orang mendapatkan kertas yang sama.


Apa semua sekolah pembuangan seperti ini saat ada tes penerimaan?


Hanya TUHAN yang tahu.


-----


Beberapa minggu setelah tes di sekolah itu, akhirnya aku kembali lagi ke sana untuk melihat hasil ujian apakah aku lulus di sekolah itu atau tidak.

Aku berharap-harap cemas, semoga saja aku lulus kalau tidak dimana lagi aku akan sekolah?

Aku berlari kala sudah banyak siswa-siswi yang berkerumun di setiap ruangan masing-masing untuk melihat apakah kita lulus atau tidak.

Aku jinjit dan melihat kertas yang tertempel di jendela ruangan satu ini, dan dapat itu dia namaku ada di sana Ameera Millenial.

Aku menghela napas ternyata aku lulus, aku pikir setelah mendapat contekan dari guru itu aku tidak akan di terima di sekolah ini karena yang ada di pikiranku adalah kertas jawaban itu adalah kertas jawaban asal-asalan ternyata tidak.

Setelah melihat pengumuman kita di bagikan kertas yang disana isinya untuk membeli kain untuk baju batik, baju pramuka dan perlengkapan sekolah lainnya. Setelah semuanya selesai aku memutuskan untuk pulang, saat aku hampir sampai ke dalam kompleks rumahku aku melihat cewek yang familiar di mataku.

Cewek itu memakai baju berwarna merah dengan celana jeans panjang biru, ah iya aku ingat siapa gadis itu. Dia adalah cewek bodoh yang waktu tes. Aku melihat cewek itu melihat ke arahku dan tersenyum manis, sepertinya cewek ini cukup ceria dan lumayan cantik lah.

"Hei, kamu yang waktu itu kan?" ia menghampiriku dan mengulurkan tangannya tanda ingin berkenalan denganku.

"Aku Samira, nama kamu siapa?"

"Aku Ameera." cewek itu kembali tersenyum kegirangan membuatku menatapnya dengan aneh.

"Rumah kamu disini juga?" tanyanya saat kita sama-sama masuk ke dalam kompleks bersama.

aku mengangguk. "Iya, tapi aku tinggalnya di belakang mesjid kamu tahu kan?"

"Iya aku tahu kok, oiya Ameera, ngomong-ngomong kamu lulus gak?"

"Iya aku lulus, kalo kamu?" aku yakin cewek ini pasti tdak lulus, tapi dugaanku salah ketika ia mengangguk sambil tersenyum ceria. Ternyata cewek bodoh ini lulus mungkin dia juga kebagian kunci jawaban yang di bagikan oleh guru waktu itu masuk ke dalam kelasku.


Ternyata rumah Samira berada dekat dengan mesjid mungkin hanya sektar 5 meter dari mesjid, aku menyusuri lorong-lorong kecil dan agak becek untuk menuju ke rumahku, sesekali aku tersenyum dengan tetangga yang menyapaku.

Setelah sampai dirumah aku langsung mencari mama tapi sepertinya kali ini mamaku belum juga pulang dari bekerja, sembari menunggu mama aku langsung ke kamar mandi untuk membasuh wajahku yang hitam ini dan juga kakiku lalu aku masuk ke kamar dan membaringkan tubuhku. Hari ini sangat melalahkan bagiku, aku memejamkan mata dan akhirnya aku terlelap menuju ke alam mimpi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happy MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang