NASIB

12 1 0
                                    

Masuk pukul 09.00 dihadapkan dengan ulangan matematika. Semalam tidak aku sentuh karena banyak PR yang harus dikerjakan. Sekarang ulangan dapat giliran ke satu karena namaku termasuk nomor ganjil . Gantian. Biasanya selalu kedua. Soal di papan tulis hanya tiga tetapi anaknya banyak.
      Aku coba buka HP. Mbah google sang penolong,biasanya ada jawabannya. Saat guru lengah,aku pindahkan jawaban itu ke lembar jawaban. Beres. Selanjutnya soal yang kedua. Gatot. Rupanya ibu guru punya berapa mata,aku ketahuan. Malu. Kertas ulangan diambil,disobek,dan dibentak disuruh keluar. Apes. Aku akhirnya duduk di tangga,menyesali yang jelas,tapi rasa takut muncul,jika esok lusa mamie dipanggil ke BK. Kenapa aku selalu sial.
         "Kenapa di luar? "tanya bu Cucu guru PPKN.
          "Sudah beres ulangan",jawab pendek terpaksa bohong.
        "Oohh...td ga Istirahat?",tanyanya kembali.
     "Tidak.Tanggung Bu jika istirahat soal bocor kata bu Min".
    "Bener juga.Ngapalin lagi nanti setelah ini ulangan pelajaran ibu"
    "Hah...belum belajar Bu.Ibu belum kasih tahu bahwa hari ini ulangan da"kataku.Memohon penuh harap."Ulangannya minggu depan saja.Ibu mah baek deh,"merayu.
     "Tidak, tetep ulangan,tidak ada waktu lagi minggu depan kalian libur karena UNBK"tegas.
        "Ya..deh..bab berapa bu?"
        "Bab 3 tentang Demokrasi"sambil meninggalkanku.
        "Baik,Bu"kebetulan bisa secing sambil menunggu yang lain selesai ulangan. Aku sekarang hadapi yang baru,matematika sudah jelas bermasalah. Dipikir terus bisa pusing 7 keliling. IBu Cucu ini guru yang baik dan penuh pengertian sehingga semua siswa yang diajar beliau seneng. Ramah. Saat menjelaskan dimengerti. Jarang marah. Tetapi dia tidak banyak cakap,percuma ngomong ga didengar,yang jelas nilai berbicara. Ini yang menakutkan.
         Tiba-tiba hujan turun,petir menyambar,menyeramkan.Mana aku sedang di luar kelas. Akhirnya aku masuk kelas sebelah kebetulan gurunya belum masuk. Hujan di Bogor tidak aneh lagi makanya dikatakan kota hujan . Doa...hee.Kan ucapan doa jd dikabul hujan setiap hari. Bel pergantian jam berdentang.Ulangan usai sudah. Hanya akulah yang tidak dianggap. Padahal aku tahu yang ngolong bukan aku saja. Aku begitu karena lihat teman aman,jd diikuti.Ternyata salah. Kena getahnya.Aku tidak dapat kepercayaan guru matematika lagi. Sedih. Aku sebenarnya tidak bodoh,tapi jika tidak belajar,hasilnya 0 besar. Apalagi yang otaknya dibawahku. Tak tahulah hanya aji keberuntungan terselamatkan dari rajia HP.Nasibbbb.

TERDERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang