Prolog

52 14 0
                                    

Suara ledakan yang cukup keras namun teredam tebalnya salju pada musim itu, menggerakkan kaki seorang gadis berhijab slayer hitam yang sedang berjalan sendirian ditengah winter sehabis pulangnya ia dari sebuah minimarket 24 jam -di Ibu kota Negri Ginseng, Seoul, Korea Selatan- untuk mendekati suara tersebut. Jalanan itu terasa sangat mencekam, dengan keadaan yang sepi dan suhu yng mencapai -5°.
Sekilas terlihat sesuatu yang menyala dibalik pohon besar yang menutup sebagian trotoar di kanan jalan. Gadis itu mencoba untuk memberanikan diri mendekati sumber cahaya tersebut, ia mempercepat langkahnya saat melihat sesuatu yang memercik dari si sumber cahaya. Semakin dekat, semakin jelas bahwa cahaya itu adalah kobaran api pada sebuah mobil yang menabrak pohon besar pada kanan trotoar, apinya belum terlalu besar, tapi secepat mungkin gadis itu memeriksa apakah ada nyawa yang terjebak di dalam mobil.
Dan ya, sesosok yang sepertinya laki laki, dibalik kemudi terlihat bercucuran darah dibagian keningnya, tanda benturan yang lumayan keras. Dengan sekuat tenaga, gadis itu menutup api yang mulai membesar dengan salju pada jalanan itu, tak Ia perdulikan dingin yang membekukan tangannya karena mengangkat banyak salju, walaupun sudah Ia kenakan sarung tangan saljunya. Setelah dengan cepat Ia menutup api itu, Ia langsung membuka pintu kemudi dengan sulit karena pintu tersebut sepertinya terkunci sebelumnya, namun tabrakan yang terjadi membuat cela pada pintu yang penyok.
Segera, Ia keluarkan laki laki itu dan membawanya menjauhi mobilnya, khawatir akan terjadi ledakan susulan karena mesin yang terbakar ia tutup dengan salju yang pastinya suhu keduanya bertolak belakang. Gadis itu membopong laki laki itu dengan sulit, karena tubuhnya jauh lebih kecil dari seseorang di punggungnya. Setelah Ia amankan si laki laki, dengan cepat Ia melakukan tindakan pertama pada kecelakaan yang pernah Ia pelajari. Dan saat Ia membuka kupluk jaket laki laki itu, Ia terperanjat, bulir bening lolos dari kelopak indahnya, nafasnya tercekat. Ia mengenal, sangat mengenal sosok ini. Dengan cepat, Ia rogoh kantung celananya dan mendapat ponselnya, segera Ia memencet angka dan menghubungi nomor tersebut.
Selang dari itu, sebuah ambulan yang tidak dinyalakan sirinenya berhenti didekat kumpulan manusia berpakaian rumah sakit yang sedang mengevakuasi korban kecelakaan.





Duh siape tuh yg tabrakan? Kok doi mewek? Hmm
Wohooowww,, yowasap yeorobun?? Hehe ayem kambek egen.
Kali ini gue bawain fanfict, hoho keluar dari zona aman dan nyaman. Cerita gue yang lama udh pada unpublished, malez banget.
Dan berdoalah yeorobun semoga yang kali ini kaga hiatus.
Oh iya, lau pada disini ga bisa terlalu berharap banyak men, karena gue bukan nulis love story. Yang pengen ngehalu sama bias, maap belom bisa gue jabanin.
Tapi yang mau merasakan sensasi benar benar dekat dengan ot7, nah lau nemu cerita yang tepat nih, wagelaseh.
Oke nyak bat cod.

Happy reading, and heart attack.
Lv u a lot, lv yourself and trust yourself too.

Hidden FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang