The Day I Meet You
“Walaupun terasa sakit, yang namanya cinta, tetap saja cinta”
Lexa
“Konon...Sebuah legenda menceritakan ada sebuah kisah cinta. Kisah cinta seorang gadis, Mary dan seorang pria gagah bernama James. Mary jatuh cinta hanya karena mendengar suara alunan musik yang dimainkan oleh si Pria. Mereka jatuh cinta dalam diam, tanpa alasan dan tanpa batas. Mereka tak saling mengenal. Mereka hanya memahami lewat alunan musik dan tak pernah bertemu. Tetapi mereka jatuh cinta. Jatuh cinta karena Tuhan memberi mereka takdir demikian. Di mana bagian yang paling indah, ditulis dengan baik. Karena skenarionya milik Tuhan, karena Tuhanlah yang paling tahu apa yang diinginkan oleh kita, tidak untuk sekarang, mungkin saja nanti...
“Seperti Mary dan James... aku ingin seperti itu.”
Jemarinya mengukir bangku yang didudukinya yang diharapkannya dapat dilihatnya nanti saat menemukan James miliknya.
Dunia tahu, jika cinta bukan berasal dari sebuah alasan. Namun, semuanya berjalan sesuai dengan takdir yang telah diukir dengan jelas, sesuai dengan jalan cerita yang telah di atur oleh Sang Pengendali. Hidup adalah sebuah cerita, dimana kau, aku dan Tuhan yang akan mengisinya. Dengan kisahku, kisahmu dan kisah kita. Karena kisah kita, tidak semanis Mary dan James, tetapi lebih dari itu, kisah kita adalah bagian dari kenangan, di mana cinta terkadang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
- Lexa Mondru -
Lexa berjalan lelah di barisan pohon maple di bawah terik matahari yang tidak cukup untuk menyengat kulitnya. Tidak cukup lelah memang setelah sepagian ini ia berjalan sekaligus sedikit berlari kecil. Ia memandang beberapa orang dengan syal berwarna-warni yang membawa anjing masing-masing berjalan-jalan. Mereka membawa tali temali dan makanan anjing serta sekop untuk membuang kotorannya. Ini adalah kegiatan paling menyenangkan jika berada di pertengahan musim gugur.
Lexa mengusap kepalanya pelan. Ini bukan wilayah yang padat penduduk. Sebuah pemukiman di daerah Selatan. Ia sengaja memilih tinggal di sana setelah kepindahannya dari Venezuela. Sebuah Cottage yang berjajar memperjelas bahwa suasana di sini memang bukan negara timur. Ukiran hampir mirip william shakespeare berjajar. Beberapa gedung tingkat empat dan sudah terlihat tua juga menghiasi langit biru milik kota kecil di negara Eropa ini. Cukup membuat keindahan langit terlihat lebih jelas di saat menjelang siang. Hari yang indah, sangat indah. Di sebelah kirinya terlihat orang-orang mengenakan seragam dengan dasi kupu-kupu berwarna mereka, mereka adalah pelukis yang memang biasanya berada di sekitar sini. Mereka menyapa satu persatu setiap orang yang lewat dan mengangguk di balik kanvas.
Lexa mengeratkan mantelnya dan menyisipkan anak rambutnya di balik telinga. Ia berlari-lari kecil saat melihat gedung lantai empat di depannya. Ia sengaja menuju ke sana dan menarik koper yang sengaja ia bawa. Tentu saja, ia tak memberitahu siapapun tentang kepindahannya ke sini. Sejak ia menerima brosur dari agen perjalanan, ia menetapkan untuk melakukan perjalanan sekaligus bermukim cukup lama di daerah baru yang menurutnya sangat tepat, terlebih lagi ia memiliki sepupu perempuan yang memang tinggal di tempat yang akan ia datangi.
Jalanan yang cukup ramai, beberapa orang yang menggunakan sepeda gunung yang berkeliaran. Lexa mengayunkan kakinya melihat jalanan yang memerah dengan paduan keemasan. Ini musim gugur, dimana daun-daun mulai menguning dan kemudian berubah menjadi cokelat kemerahan dan akhirnya jatuh, terbang di bawa angin. Lexa menaikan tali ranselnya yang melorot. Ia menghirup dalam-dalam udara yang cukup segar. Kepalanya memutar ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada lagi rombongan parade yang akan lewat. Sejak tadi ia cukup terpukau dengan melihat orang-orang yang berlalu lalang dengan menggunakan kostum dan sepeda gunung Ditambah lagi matahari yang mulai keluar dari peraduannya. Menyisipkan sisa malam yang menangis yang membekas menjadi embun pagi. Lexa menghirup napas dalam sekali lagi, mengangguk mengedarkan pandangan pada burung merpati yang tampak membatasi jalanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Day I Meet You
FanfictionLexa Mondru dan Viola Mondru adalah dua kakak beradik yang saling menyayangi. Lexa yang seorang penari balet kembali ke Inggris karena pekerjaannya dan ingin berjumpa dengan sang Kakak. Namun, saat di Inggris seorang pria bernama KyuHyun mengusik ke...