#3

110 6 0
                                    

Sengaja membuatku jatuh cinta, mungkin itu motomu saat ini.
-Hana Renata-

💙💙💙

"Emang salah ya kalo aku mau nganterin calon istri aku berangkat kerja?"

Aku diam di tempat. Jantungku tak biasanya seperti ini, berdegup sangat cepat.

"Kalo kamu diam di sana aja, bisa-bisa kamu gak berangkat kerja hari ini."

Dia berjalan menuju pintu mobil lalu membukakannya untukku. Aku menurut saja karena sekarang aku sudah benar-benar terlambat. Aku tak tau bagaimana ocehan Kak Sarah nanti saat aku sudah tiba di sana.

Sepanjang jalan kami tak mengeluarkan sepatah katapun, hanya suara orang-orang yang sedang bersenda gurau di radio yang memecah keheningan kami.

Sesampainya di butik milik Kak Sarah, aku turun dan mengucapkan terimakasih berharap dia cepat pergi agar tak terkena ocehan Kak Sarah juga nanti.

Kak Sarah sudah berdiri di depan pintu masuk butik miliknya sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan siap-siap akan mengomeliku.

"Kak Sarah, maafin Hana ya di hari pertama Hana malah telat masuk kerja." Ujarku mengaku salah karena aku memang salah di hari pertama kerjaku. Padahal jika maupun, Kak Sarah bisa memecatku hari ini juga.

Tak ada jawaban dari Kak Sarah dan membuatku yang tadinya menunduk ketakutan kini melihat ke arahnya. Dia mengerutkan dahinya dan mengangkat satu alisnya heran.

"Ngapain di sini Dam?" Dam? Adam? Ku kira dia sudah pergi saat aku berpamitan padanya tadi.

"Nganterin calon istri donk." Jawabnya yang langsung membuat Kak Sarah terkejut.

"Hah? Calon istri? Jadi yang kemaren kamu bilang mau ngelamar cewek itu, mau ngelamar Hana? Kenapa gak bilang sama aku, kan biar bisa liat kamu ngelamarnya gimana, grogi gak? Haha."

"Ya grogi lah, apa lagi kalau ada kamu Sarah makin grogi aku." Ujarnya terkekeh.

Kini Kak Sarah sedang asik menggoda Adam dan aku tak di hiraukan olehnya. Aku hanya diam melipat tanganku di depan dada tanda marah pada Kak Sarah, tapi percuma dia tak menghiraukanku dan masih saja menggoda Adam.

"Bagus lah Dam kalo cewek yang kamu lamar itu adek aku, didik dia jadi cewek yang penurut ya." Kak Sarah lalu merangkulku dan mengedipkan sebelah matanya pada Adam.

"Ish... Hana tu anaknya emang penurut tau gak." Gidik ku kesal.

"Menurut apanya? Buktinya hari pertama kamu kerja aja udah telat janjinya sampe sini jam 7 malah melar jam 9." Jawab Kak Sarah dengan mendaratkan jitakan di kepalaku.

"Aw, Kak Sarah sakit tau." Teriakku dan mereka berduapun tertawa melihat ekspresi kesalku.

💙💙💙

Malam ini Adam dan Tante Lisa bertamu kerumah, dengan tujuan hendak membicarakan kapan acara akad dan resepsi kami.

Aku memilih untuk diam di kamar dan terlebih dahulu mengatakan pada Bunda bahwa aku akan menerima semua keputusan yang mereka buat malam ini.

Saat aku sedang asik memainkan game yang ada di laptopku, tiba-tiba ponselku berbunyi nomor tak ku kenal tertulis di layar ponsel.

Ku tekan tombol hijau lalu menspeakerkannya. "Siapa?" Tanyaku datar.

"Hallo, ini Adam. Bisa keluar kamar sebentar?"

"Eh.. Ng.. Ngapain?"

"Coba keluar aja dulu."

Adam lalu memutus telpon kami. Aku berdiri menuju pintu kamar membukanya perlahan dan ya laki-laki itu bediri tepat di depan kamarku.

"Mau ngapain?" Tanyaku sedikit sinis.

"Mau ngajak kamu jalan sekalian kita pesan baju buat akad nanti."

"Kok cepet pesan bajunya?" Aku tak ingat jika sudah mengatakan bahwa aku mengiyakan apapun keputusan mereka soal pernikahanku.

"Kitakan nikahnya minggu depan."

"Hah? M... Minggu depan?"

💙💙💙

Jan lupa tinggalin jejak ye gaes😚

Diam-Diam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang