.
.
.Yeonjun mengerjapkan matanya saat mendengar suara riuh dari luar kamar kostnya. Dengan wajah kusut bantal, ia terpaksa bangun karena terganggu suara rusuh itu.
"Siapa yang rempong jam segini sih bangsat?"
Merasa sudah tak nyaman untuk tidur, cowok berambut biru itu langsung bangun dan mencoba meregangkan badannya sebentar.
Setelah semalam ia menghabiskan waktu dengan teman-temannya untuk mengerjakan tugas kelompok, Yeonjun hanya sempat tidur 3 jam hari ini. Untung dia tidak ada kelas hari ini, jadi tidak perlu repot untuk siap pergi ngampus.
Setelah memakai kaos oblongnyaㅡiya, tadi dia tidur kagak pake bajuㅡYeonjun segera keluar kamar. Bohong jika ia tidak penasaran dengan suara berisik pagi ini.
"Hoaammㅡbuset, Ki, lu mau pindah kost?"
Soobin, yang sering dipanggil Zaky itu menoleh ke arah Yeonjun. Keringat bercucuran dari pelipis yang ternyata sedang sibuk membawa kardus besar dari lantai bawah. Yah, memang terlihat dia seperti mau pindah kost.
"Alhamdulillah, akhirnya lu bangun cuk. Dah ayo cepet bantu gua bawa ke atas kardus-kardus itu."
Yeonjun mengeryitkan dahinya; bingung dengan situasi yang tiba-tiba ini. Ngga ada angin ngga ada ujan, malah disuruh angkat kardus.
"Ada anak baru? Kok jadi lu yang repot sendiri sih?" tanya Yeonjun yang siap mau mandi sambil membawa gayung yang berisi sampo, odol, dan sikat gigi. Bener-bener anak kost-an banget dah.
Soobin menatap Yeonjun dengan wajah terengah setelah meletakkan kardus besar itu di dalam sebuah kamar kosong. Ia meregangkan badannya sebelum menjawab,
"Lu bakal kaget siapa yang nge-kost di sini. Bakal kaget kaget kaget kaget banget sampe lu mau kayang."
Yeonjun hanya bergidik geli saat mendengar bahasa dramatis Soobin. Bahkan ia menggelengkan kepalanya sebelum menepuk pundak Soobin.
"Lu keknya mabok terang bulan semalam ya. Dah, gua mau mandi dulu. Semangat bantuin anak barunya," saut Yeonjun sebelum melenggang pergi ke kamar mandi.
Tapi tiba-tiba saja tangannya di tahan oleh Soobin, membuat dia harus berhenti berjalan. Gusti nu agung, Yeonjun udah merinding disko diperlakuin begini ama Soobin.
Dia emang homo, tapi vibe nya beda kalau udah sama Soobin. Horor cuk.
Yeonjun membalikkan badannya dan melihat Soobin dengan wajah seriusnya.
"Apaan?"
"Lu kagak penasaran siapa yang ngekost di sini?"
Yang lebih tua menghela napas panjang. Entah kenapa dia harus penasaran dengan siapa yang ngekost di sini. Kalau penasaran, nanti dia bisa ketemu saja.
Tapi daripada banyan cangcingcong dari Soobin, Yeonjun akhirnya bertanya, "Emang siapa?"
Satu langkah.. Dua langkah... Soobin berjalan mendekat ke arah Yeonjun; mendekati telinga yang lebih pendek. Jujur saja, daritadi bulu kuduk Yeonjun sudah berdiri saking takut sama perlakuan Soobin yang aneh pagi ini.
Dengan pelan, Soobin menyebutkan nama yang mampu membuat Yeonjun menjatuhkan gayung yang ia pegang tadi. Bahkan matanya yang aslinya sipit kini terbuka lebar sambil menatap Soobin.
"Ulangin lagi. Gua ngga yakin."
"Hadeh, bang.."
Soobin menyilangkan tangannya di depan dada sebelum ia menyebut lagi nama itu.
"Andi. Dirga. Taehyun. Dirga kecil lu bakal nge-kost di sini," ujar Soobin.
Kali ini Yeonjun diam mematung. Jantungnya berdetak sangat cepat saat menyadari bahwa ia akan bertemu dengan seseorang yang menjadi masa lalunya.
Ditambah, sosok itu kini muncul dari anak tangga; membawa dua buah koper dengan susah payah.
Benar, itu dia. Taehyun. Pemuda yang pernah ia sakiti dulu, ternyata akan bertemu lagi di saat yang tak terduga.
Udahlah, Yeonjun mau kayang aja rasanya.
.
.
.
.
.
.Ayooo jangan lupa voment yaa🙈🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
OPPOSITE [ TaeJun / Yeontae ]
Romance[[ REBOOK ]] Kisah dari sepasang mantan kekasih, yang kini seakan bertukar sifat. Dan Yeonjun baru sadar, beginikah rasanya diabaikan? "Sebenci itu kah lu sama gua, dek?" -Yeonjun- "Gua ngga benci lu, cuman terlanjur kecewa sama masa lalu." -Taehyun...