Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Tante ngga nyangka ternyata kalian bakal sekos nih, tante seneeeng banget!"
Kira-kira begitulah ucapan dari seorang wanita paruh baya di ruang utama kosan ini.
Setelah acara gotong-royong dadakan tadi, kini ketiga pemuda itu sedang duduk canggung di sofa ditemani dengan gorengan yang telah disediakan oleh mama-nya Taehyun.
Taehyun, Soobin, dan Yeonjun duduk di satu sofa besar. Sedangkan Nyonya Rena duduk di sofa single sembari berbincang dengan pak Seokjinㅡpemilik kos.
"Seenggaknya Dirga ngga sendirian di sini. Ini loh pak, mereka berdua ini sempat satu karang taruna di komplek rumah bareng Dirga."
Sumpah, Yeonjun merasa sangat canggung dengan keadaan ini. Setelah membantu membereskan kamar kost Taehyun, hingga sekarang ia tak mengucap satu kata pun kepada yang lebih muda.
Antara ia bingung harus mengatakan apa atau kalut karena rasa bersalah yang dulu kini kembali muncul. Beruntung Soobin duduk di antara mereka, jadi ia tak perlu mati kutu di samping Taehyun.
"Ma, aku mau keluar dulu cari teh sosro ya?"
Suara Taehyun memecahkan lamunan Yeonjun. Matanya memerhatikan Taehyun yang kini bangkit tanpa persetujuan mama-nya. Entah kenapa ada rasa berat saat Taehyun pergi, padahal dia cuman keluar beli minum.
"Sana temenin si Dirga. Gua mau mandi dulu, gerah banget," ucap Soobin seraya bangkit dari duduknya.
"Eh, kiㅡaduh ini kok pada pergi?" gerutu Yeonjun pelan sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Juna temenin Dirga sana, kasian nanti anaknya malah nyasar baru hari pertama di sini," saut pak Seokjin.
Mau tak mau, Yeonjun hanya bisa menuruti karena ia tak mau berdiam sendiri di antara perbincangan orang tua. Sebenarnya Taehyun tidak perlu ditemanin karena warung ada tepat di depan perkarangan kos, bagaimana bisa tersesat?
Saat keluar dari ruang utama, Yeonjun melihat Taehyun sudah duduk di atas beton pendek sembari meminum minuman plastik yang berisikan teh dingin. Ada rasa rindu saat melihat bocah kecil yang ia kenal itu ternyata sudah besar sekarang.
Iya, Taehyun yang dulu ia kenal hanyalah cowok cungkring yang buta peta dan selalu meminta Yeonjun untuk mengantarnya ke suatu tempat. Sekarang, Taehyun sudah terlihat lebih berisi, rambutnya lebih panjang dan lebat, dan Taehyun semakin tampan.
Tapi, apakah Yeonjun pantas untuk merasakan hal tersebut?
"Ngapain diam aja bang? Ngga takut kesambet setan bolong?"
Taehyun yang tadi sibuk bermain hp kini mengalihkan pandangan kepada Yeonjun. Tentu yang dipanggil terkejut karena tak menyangka akan dipanggil oleh Taehyun.
"Ngaur lu, mana ada setan bolong jam segini," balas Yeonjun seraya berjalan mendekati yang lebih muda. Sungguh, punya keberanian darimana dia bisa mendekat?
Tapi, Taehyun juga terlihat tidak keberatan. Malah, yang memiliki mata belo itu hanya menggidik bahu; seakan menjawab pernyataan Yeonjun. Kini, mereka duduk bersampingan yang sayangnya tetap memiliki jarak, seperti seharusnya.
Hari ini sangat panas, tapi terasa sejuk karena angin cukup kencang dan pohon mangga milik pak Seokjin sedang lebat. Tapi, sesuatu di antara mereka terasa mendung. Kalut akan perasaan masing-masing.
"Lu apa kabar dek?"
"Baik."
Yeonjun bingung mau ngomong apa. Dugaannya benar, ia akan kesulitan untuk kembali berbincang dengan Taehyun. Bahkan Taehyun tak berniat untuk memberi pertanyaan juga kepadanya.
"Udah lama jugaㅡ"
"Bang, ayo kita ngga usah saling peduli lagi."
Yeonjun yang dari tadi menunduk kini mengangkap kepalanya; melihat Taehyun memasang wajah dingin dan serius. Tolong, kenapa dia merasa sedih sekarang?
"K-kenapa dek?"
Taehyun menghela napas panjang.
"Gua di sini bukan untuk ketemu sama lu, gua di sini karna gua mau kuliah." Taehyun melirik ke arah Yeonjun dengan tidak bersahabat. "Gua udah janji sama diri sendiri untuk ga peduli tentang lu, walau ternyata kita satu kos sekarang."
Pemilik nama Dirga itu berdiri sebelum membersihkan celananya yang kotor. Ternyata, ia sudah tak sanggup berlama-lama di samping yang lebih tua.
"Sama seperti yang lu pernah bilang, lu udah ngga peduli lagi sama gua."
Ucapan panjang itu tentu menyayat hati Yeonjun. Badannya terasa kelu sampai matanya untuk menatap sepasang insan milik Taehyun pun ia tak sanggup.
Karena semua yang dikatakan oleh Taehyum itu masuk akal. Taehyun sudah tak peduli lagi tentang dia, seperti dia yang "pernah" tidak peduli lagi tentang Taehyun.
"Hubungan kita cuman sebagai tetangga kamar aja. Gua ngga bakal ngeladenin lu kecuali hal penting."
Lagi, Yeonjun hanya bisa nunduk. Padahal ia bisa saja bersikap tak acuh juga. Namun, hatinya seakan menang untuk membuat dirinya menciut.
Kini, Taehyun telah meninggalkannya setelah ia mengucapkan,
"Oke, mantan?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sek ini masih pemanasan yak hehehehe~
Mas e kamu cakep banget:((
KAMU SEDANG MEMBACA
OPPOSITE [ TaeJun / Yeontae ]
Любовные романы[[ REBOOK ]] Kisah dari sepasang mantan kekasih, yang kini seakan bertukar sifat. Dan Yeonjun baru sadar, beginikah rasanya diabaikan? "Sebenci itu kah lu sama gua, dek?" -Yeonjun- "Gua ngga benci lu, cuman terlanjur kecewa sama masa lalu." -Taehyun...