I

66 9 1
                                    

Taehyung tersenyum sinis. Memandang sebuah restaurant All You Can Eat didepannya. Sebuah restoran bergaya Jepang dengan banyak makanan yang tentunya bercita rasa negeri matahari terbit tersebut. Gedungnya lumayan menjulang dengan 3 lantai yang setiap lantainya memiliki balkon menghadap keluar halaman dan cukup luas. Warna dindingnya yang krim dicampur merah di beberapa ornamen menekankan betapa percayanya perusahaan itu terhadap keberuntungan warna merah.

Lelaki itu mendengus pelan. Dia pikir mungkin sebenarnya pacarnya ini ga kaya-kaya amat. Hanya rumor yang membesar-besarkan.

Apa-apaan sudah mewarisi perusahaan orang tuanya yang berada di seluruh dunia?

Sekarang saja mengajak kencan, dia hanya makan di tempat yang 'biasa'.

Dia kira jika orang itu mengajak makan malam bersama, ya mentok-mentok di restaurant Italia? Prancis? Atau mungkin ya restaurant dengan bintang 3 Michelin. Pupus sudah harapannya untuk mengisi little tummynya ini dengan standar ukuran medium dan tingkat kematangan pas yang meleleh di rongga mulutnya.

Saat ini dia yakin gaya berpakaiannya sangat necis. Cocok untuk pergi ke sebuah restoran mahal yang menyediakan makanan ditemani dengan pemandangan malam luar kota yang indah dan dipenuhi kelap-kelip lampu jalanan.

Tapi ia sekarang harus menelan dalam-dalam keinginannya. Taehyung kecewa berat.

" Tae? Sayang?" sentuhan kecil di pundaknya mengirimkan kejutan yang ringan.

" Ah, Ya? Kenapa?" Tae tersadar dan menoleh kearah pacarnya itu.

" Ayo masuk, jangan bengong begitu didepan pintu masuk." Dia terkekeh, gemas, dan mengulurkan tangannya, bermaksud ingin menawarkan genggaman tangan.

Wajahnya yang biasanya tertutupi oleh sebagian poninya yang jatuh di kening hingga sebagian kacamatanya yang berbentuk kotak dengan ukuran yang tidak main-main, kali ini sebagian ditata ke atas dan beberapa lagi kebelakang. Menampilkan sedikit lapang jidatnya yang mulus. Dan Taehyung baru sadar kekasihnya ini memiliki undercut yang lumayan tinggi untuk lelaki remaja sepantaran mereka. Biasanya rambut panjangnya juga yang menutupi undercut itu. Benar-benar berbeda dari hari biasanya mereka di sekolah. Kacamata tebal yang tersampir di hidung bangirnya hampir melorot begitu dia sedikit menundukan wajahnya untuk menertawakan sang kekasih. Namun entah mengapa Taehyung seolah-olah terhipnotis oleh gigi kelincinya yang mengintip manis. Dia otomatis mengulurkan telapak tangannya untuk digenggam.

Dan sebagaimana perlakuan seorang kekasih, lelaki itu menarik tangan Taehyung pelan untuk menuntunnya masuk kedalam. Benar-benar seperti kekasih idaman yang pernah ia impikan sedari dulu.

" Je- Jeon???" selanya, menarik lengan sebelah kiri baju milik pacarnya, menggenggamnya kecil dengan jempol dan telunjuk yang tidak sedang digenggam olehnya. Mumpung belum benar-benar melangkah masuk kedalam.

" Yaa?" Jungkook menoleh disertai dengan dengungan.

Manis. Sangat manis. Kenapa pacarnya ini sangat manis?

Dengan kemeja baby blue nya yang lembut dan sedikit jatuh yang bukan hanya karena bahannya berasal dari sutera, tapi juga karena tubuhnya yang kurus dan ringkih. Ditambah wajahnya yang memelas. Jungkook bisa mati gemas kalau begini.

" Anuu.. kau.. kukira kau akan mengajakku pergi ke sebuah restoran di atas sebuah hotel?" ucapnya sambil menekan-nekan lengan kekar pacarnya dengan telunjuk.

" Yaaa? G-gimana?" dia tersedak, pasalnya pacarnya ini sangat blak-blakan.

Kenapa minta ke hotel segala? Mereka baru saja pacaran beberapa minggu lalu, kenapa permintaannya aneh aneh? Jungkook gerah, mana boleh dia mengotori pacarnya ini. Taehyung itu polos. Kelewat polos malah, lihat saja wajahnya yang menatapnya polos sekarang ini.

Obsesif dan Kebutuhan.Where stories live. Discover now