***
Disore yang terang karena sang mega ke oranye’an tampak berpendar diseluruh kota Berlin saat ini. Daun-daun maple berwarna kuning tua satu persatu berjatuhan dari pohonnya, menapak jalanan aspal ditengah-tengah kota yang menyebabkan kota Berlin terlihat berbeda karena seluruh jalan beraspal ditutupi oleh daun-daun maple.
Jimin baru pulang dari kegiatan camping akhir pekan yang diadakan sekolahnya “Berlin Pariser High School” setiap sebulan sekali. Tempat tujuan camping pun tidak hanya disekitar pinggiran kota saja tapi kadang kala mereka akan keluar kota untuk menjelajah seisi hutan yang terdapat di Jerman. Bicara soal camping Jimin tipikal hyperaktif jika ditanya soal berkemah dan menjelajah hutan, hobi Jimin memang suka yang menantang maklum saja sang ayah juga sama seperti Jimin. Jimin satu kelompok bersama Jungkook dan Felix adik tingkat bawah di sekolahnya lalu satu kakak tingkat bernama Hoseok.
“Hyung, biar aku yang bawa tas mu, sepertinya kau kelelahan” Jimin menoleh kesamping kearah sosok tinggi yang menyebabkan Jimin harus mendongak sedikit demi bisa melihat wajah si pembicara.
“Tidak Jungkook-ah. Kau ini terlalu berlebihan aku sudah biasa membawa tas seperti ini” sosok Jungkook tampak menarik alis sebelah kanannya saat melihat Jimin yang hampir oleng.
HUPP
“Apa ku bilang, kau keras kepala hyung” Jungkook sigap menangkap pinggang Jimin saat Jimin hampir jatuh kedepan. Jungkook menarik Jimin mendekat dan langsung mengambil tas punggung Jimin. Jimin mempoutkan bibirnya melihat Jungkook berjalan didepannya.
“Jangan merajuk seperti itu atau bibir sexy mu itu mau ku gigit, hyung?”
Jimin terkesiap mendengar ucapan sedikit vulgar Jungkook.
“Yaakk, jaga ucapanmu Kookie. Kau membuatku malu” Jimin melihat sekitar banyak pejalan kaki yang menatap horror kearah Jimin. Pasalnya mereka mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Jungkook setelah kalimat vulgar barusan.
“Cepatlah, penis ku sudah tegang melihat tubuhmu hyung” demi langit sore yang indah Jimin ingin sekali melempar Jungkook saat ini juga. Tapi Jimin memaklumi sikap Jungkook yang seperti itu. Jimin sudah biasa melihat perilaku mesum Jungkook padanya dan mendengar kalimat-kalimat vulgar yang keluar dari bibir tipis Jungkook pun Jimin sudah paham. Padahal Jungkook baru berumur 17 tahun dan bisa dibayangkan ucapannya sudah sevulgar dan semesum itu.
FYI, Jungkook bersikap seperti itu hanya didepan Jimin saja, ingat HANYA DIDEPAN JIMIN, jadi bagaimana sikapnya jika didepan ayah dan ibu Jimin? Jimin berani jamin Jungkook akan beralagak manis dan penurut, dan satu hal lagi Jungkook anak yang ramah hingga membuat orang tua Jimin sangat menyukai sosok ramah Jungkook. No one realizes how Jungkook’s attitude if he was standing beside Jimin. Dengan kata lain Jungkook mesum hanya untuk Jimin. Masalah orang banyak anggap saja Jungkook lupa tempat karena memang satu hal, sesuatu dibawah sana yang sedari pulang dari sekolah tadi sudah menegang. Poor Jungkook.
*
“I’m home” Jimin membuka pintu rumahnya dan menoleh ke arah ruang keluarga, disana sudah ada orang tuanya menyambut.
“Welcome back honey, bagaimana campingnya?” sang ibu menghampiri Jimin dan mencium pucuk kepala Jimin lembut.
“Pastinya menyenangkan” sang ayah pun ikut mendekat kearah Jimin dan memeluk pemuda manis itu.
“Sesuai prediksi daddy, hutan Bayern sangat menakjubkan” tidak, itu bukan suara Jimin. Pemuda tinggi dibelakang Jimin yang menjawab.
“Hahaha sepertinya kawan penjelajah daddy akan segera bertambah” lelaki tampan itu menepuk punggung Jungkook lalu menatap Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPIEGEL ✓KookMin ✓VMin
FanficPercaya pada sebuah keyakinan akan makhluk mitologi yang tinggal satu dunia dengan manusia tentu menjadi satu hal tabu bagi manusia, namun jika "mereka" ada dan hinggap bersama mu apakah kau akan menganggap hal itu tetap "tabu"? Started with Kookmin...