Bagian, serpihan, dan rekaman itu belum bisa terlupakan.
Dan terasa sangat nyata. Seakan-akan terulang kembali saat itu juga.
Aku tak tau bagaimana Tuhan menulis catatan takdir untukku.
Tapi aku tahu kalau Tuhan lebih menyayanginya.
-Aries Apizodia Kodellton.
Aries memandangi sebuah kotak kecil yang sudah lama tersimpan di perpustakaan kakeknya itu. Ia bergeming mengingat kejadian beberapa tahun silam yang membuatnya semakin tak bisa menerima takdir.
Suara jeritan pintu perpustakaan terdengar begitu nyaring. Perpustakaan itu memang sudah berdiri sekitar tahun 1968 dan belum pernah mengalami revisi. Aroma khas pohon ek tercium jelas ketika kalian memasuki perpustakaan itu.
Terletak di pinggir-pinggir karangan yang luas. Dan hanya beberapa yang menetap. Membuat sensasi perdesaan amat tercium di dalam sana. Ditambah dengan bangunan yang rata-rata terbuat dari pohon ek.
Tak heran jika Aries dan Ibunya, Fara rutin mengunjungi kakeknya setiap minggu. Rasa aman, tentram, dan nyaman dapat diperoleh di sini yang jauh dari hiruk pikuk kota.
Cahaya kuning menimpa tubuh Aries yang sedang duduk di lantai. Perpustakaan itu memang tak dilengkapi dengan lampu. Hanya cahaya matahari yang remang-remang sebagai penerang ketika siang hari dan sebuah lentera di malam hari.
Cahaya kuning itu berasal dari lampu yang berada di lorong. Dan berhasil menembus serta merambat lurus usai pintu perpustakaan terbuka. Aries menoleh, melirik sekilas siapa yang berani mengganggu dirinya.
"Waktunya makan!!" Fara berteriak ramah dari ambang pintu dan berjalan mendekat. Ia melihat kotak yang Aries pegang dan mengambilnya secara halus. Empunya kotak tak menolak, Ia hanya melirik sekilas kotak itu dan kemudian beranjak pergi meninggalkan Ibunya sendiri di dalam sana.
Fara membuka perlahan kotak itu dan mengambil beberapa foto yang amat berharga bagi Aries. Tak sadar Ia merasakan sesak yang sama, yang dirasakan oleh Aries selama bertahun-tahun lamanya. Ia menyadari bahwa putrinya itu amat kehilangan seseorang.
• • •
Fara menyalami ayah mertuanya, Andria dan diikuti oleh Aries. Hari sudah larut malam. Dan saatnya Fara dan Aries kembali ke kota.
"Kami pulang dulu ya, Pah. Jaga diri baik-baik," Fara memeluk Andria erat.
"Jaga Papah baik-baik ya, Bi!! Kalau ada apa-apa hubungi kami segera!!" nasihat Fara mengingatkan Bi Oca yang sudah merawat Andria sejak istri Andria meninggal dunia. Bi Oca mengangguk mengerti dan segera mengantar Fara dan Aries menuju halaman.
Tak selang beberapa lama mobil berwarna putih yang semula terparkir di halaman rumah tradisional itu melaju menembus kegelapan malam.
Tak ada percakapan yang terjadi antara ibu dan anak itu selama perjalanan. Musik juga tak mengalun indah mengisi kesunyian. Hanya deru mesin mobil yang berbunyi lirih.
• • •
A/n: ikut nyesek gitu:(

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
ContoAries adalah seorang gadis manis yang tak mudah mencintai seseorang dan juga tak mudah melupakan seseorang yang sudah terlibat jauh di dalam hidupnya. Gadis yang mempunyai masalalu kelam itu kembali berubah normal ketika bertemu dengan seorang murid...