Perasaan tak bernama

18 3 2
                                    

Pagi ini pukul 04:57, membangunkanku dengan kicauan burung dan alarm siapa entah berbunyi sangat nyaring. Ku renggangkan seluruh tubuhku dan sedikit demi sedikit nyawa sudah terkumpul, ku berjalan kearah kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Ekspetasinya akan segar, namun belum masuk kedalam aku sudah dikejutkan oleh makhluk yang sangat ditakuti para kaum hawa. KECOA TERBANG! Dengan secepat kilat ku balikkan badanku dan berlari kedalam kamar. Ah sial! 

Sambil menunggu perginya kecoa, aku mengambil handphone yang ada diatas meja belajarku berharap ada kata sapaan "Selamat Pagi" atau "Jangan lupa sarapan" yang membuatku semangat menjalankan aktifitasku  hari ini. Ternyata tidak ada. 

Namun, nahasnya, sebuah kata "Hay! gimana kabarmu?" dari Doni kembali membuyarkan fokusku. Mati-matian aku bertanya pada diriku sendiri bahwa kau hanyalah tokoh figuran yang numpang lewat. Semudah itu kau kembali menyapaku, hanya butuh waktu sekejap mata saja kau robohkan tembok yang sudah aku buat.

Dan, aku hanya bisa pasrah; rindu ini tak bisa kuatur. Aku yang tersenyum dengan pipi seperti kepiting rebus tatkala membaca pesanmu. Ternyata benar, sebuah kata "Hay" dapat membuat semua orang gagal move on

Kali ini aku tak bisa mengelak. Ku balas pesanmu berharap kau tak akan kembali lagi. Aku selalu berusaha mati-matian untuk melupakanmu. Sulit bagiku untuk membalasnya, jika kenangan-kenangan dulu muncul secara tiba-tiba di otakku. Kau itu lebih parah dari kecoa terbang. bedanya kau hanya terbang didalam fikiranku.

Adzan shubuh menyadarkanku, dan pada akhirnya aku hanya membaca pesanmu saja. Pelan-pelan aku jalan ke kamar mandi yang berharap kecoa sialan itu sudah lenyap. Mataku tak berhenti melihat sekeliling, dan fyuhhhh... Kecoa sialan itu sudah pergi. Aku langsung mengambil air wudhu dengan cepat karna aku tak ingin kecoa itu muncul lagi , setelah mengambil air wudhu aku langsung sholat.

Sehabis sholat, aku berencana untuk tidur lagi 10 menit. Saat ingin memejamkan mata tiba-tiba Roy menelfonku, katanya Sesil kecelakaan dan Roy akan menjemputku pukul 08:15 karena yang jual buah baru buka agak siangan. Jadi aku bisa tidur lagi sebentar.

Kring.....

"Hallo..." jawabku dengan suara serak

"Elu tidur lagi! ayok bangun, habis itu mandi dan langsung cussss ke abang-abang yg jual buah. Udah jam 09 lewat nihh." 

"IIya..iyaa.. ini otw mandi kok" padahal aku masih ditempat tidurku dan menarik selimutku lagi.

"Yaudah, aku tunggu di mobil ya? jangan lama-lama mandinya! jangan pake pup! awas kalo lama" 

"Hah, kamu udah dibawah? kenapa ga bilang? yaudah yaudah aku mandi yaa. hemmm iya gak pake pup ko." dengan secepat kilat aku mengambil baju, handuk, dan lari ke arah kamar mandi.

Setelah mandi, aku lngsung siap-siap, karna gak cukup waktunya untuk make up jadi memutuskan untuk dandan di mobil saja. Sekitar 15 menit muter-muter cari abang penjual buah, akhirnya kita menemukannya. Hanya membeli mangga yang beraroma manis kita langsung bergegas ke kontrakannya Sesil.

Sesampainya disana, aku langsung mengecek keadaannya Sesil dan Alhamdulillah tidak terlalu parah, seperti biasa kiita bercanda gurau, Sesil menceritakan kronologi kejadiannya, Roy malah memakan mangga yang barusan kita beli. Dan pada saat hening, aku mulai menceritakan kalau Doni memberiku kabar tadi pagi. Sesil dan Roy saling menatap satu sama lain, yang ternyata benar mereka tidak suka aku berhubungan lagi dengan Doni.

Aku merenung dan mencermati kata demi kata yang disampaikan oleh sahabat-sahabatku di sofa panjang nan empuk sembari mendengarkan lagu-lagu cengeng. Tanpa butuh waktu lama akupun akhirnya tertidur pulas.

Hello! My loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang