Besok adalah hari pertamaku bekerja di Rumah Sakit Merdeka. Karena rumah sakit ini jauh dari tempat kosku sebelumnya, jadi dengan terpaksa aku mencari tempat kos baru yang dekat dengan tempat kerjaku.
"Jadi, mulai kapan pindahnya?" tanya wanita berusia 60 tahun yang berdiri di depanku.
"In syaa Alloh hari ini bu, karena besok saya sudah mulai kerja."
"Baiklah, ini kuncinya. Yang penting disini jaga kebersihan, tidak boleh pulang lebih dari jam 10 malam kecuali ada pemberitahuan dulu dan harus jelas alasannya. Dan satu lagi, tidak boleh membawa pria manapun masuk kecuali orang tua dan wajib bawa ktp. Kalau sampai ketahuan siap-siap angkat kaki dari sini, mengerti?"
"Iya bu."
"Baiklah, saya pergi dulu. Bayarnya nanti setelah sebulan pakai, kalau betah silahkan lanjut kalau tidak betah silahkan pergi dan tidak usah bayar." Ucapnya lagi. Lalu berjalan meninggalkanku sendirian di depan kamar nomor 13 ini.
Aneh, baru kali ini ada kos-kosan pakai uji coba dulu. Tapi lumayanlah bisa hemat uang kos sebulan, tempat ini terbilang bersih dan besar. Ada 20 kamar, 1 dapur, ruang santai sekaligus ruang televisi dan taman kecil di depan. Di antara semua kamar hanya kamar nomor 13 yang kosong, bukankah tempat kamar ini sangat strategis? Tapi kenapa malah kosong? Ah sudahlah, dengan perlahan aku memasukkan kunci dan memutarnya, lalu membuka pintu dengan hati-hati.
"Bismillah, assalamualaikum." Ucapku sebelum masuk. Ku biarkan pintu terbuka lebar agar udaranya berganti.
Ada tikar, lemari, kaca besar dan meja kursi belajar di dalamnya. Lumayanlah, ini jauh lebih baik dari kos-kosanku sebelumnya yang hanya ada lemari dan meja kecil saja.
"Baiklah, saatnya bekerja!" semangatku sambil melipat lengan baju sampai siku.
Aku mulai membersihkan debu yang menutupi seluruh lantai dan barang-barang disini, ini masih jam sepuluh pagi pasti penghuni lain sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Hai, penghuni baru?" Sapa seorang gadis cantik yang rambutnya di kucir satu dari ambang pintu. Aku menghentikan aktifitasku dan berjalan mendekatinya.
"Iya, kenalkan namaku Meira." Ucapku sambil mengulurkan tangan.
"Aku Jihan. Kamarku ada di pojokan, nomor 15." Ia mengulurkan tangan membalas jabatan tanganku.
"Oh baiklah Jihan, kapan-kapan aku akan mampir ke kamarmu."
"Baiklah, ku tunggu. Btw, bisa kita bertukar nomer ponsel?"
"Tentu saja." Aku segera mengeluarkan ponselku dari saku celana dan mulai bertukar nomer.
"Hmm apa kau yakin ingin tinggal di kamar ini? Maksudku, kamar ini sudah hampir 2 tahun kosong."
"Tidak masalah, aku hanya tinggal membersihkan dan menyulapnya menjadi cantik lagi, agar nyaman ditempati."
"Haha baiklah, sepertinya kau orang baik. Semoga betah ya. Aku harus pergi dulu karena ada kelas setelah ini. Nanti kita ngobrol lagi, oke?
"Baiklah, hati-hati dijalan." Ucapku sebelum ia benar-benar menghilang dari pandangan mataku. Aku kembali masuk dan mulai mengepel lantai, ibu kos sangat baik, aku dipinjami semua alat kebersihan secara cuma-cuma.
"Apa kau penghuni baru di sini?" seorang gadis berkulit putih pucat yang bersandar dipintu dengan tangan terlipat di depan dada.
"Iya, kenalkan namaku Meira." Ucapku mengulurkan tangan.
"Aku Jessica. Dulu aku juga tinggal disini tapi kemudian pindah." Jawabnya sambil membalas uluran tanganku singkat lalu menariknya lagi dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMAR NOMOR 13 (Belum Direvisi)
HorrorMeira, gadis cantik itu tadinya hidup dengan tenang tiba-tiba terusik saat ia menempati kamar nomor 13 yang sudah kosong hampir dua tahun. Konon, dulu penghuni kamar itu meninggal secara mencurigakan. Sosok diduga arwah Sagita--penghuni kamar yang s...