Di masa SD aku sudah di suguhkan dengan pemandangan yang menurutku menyebalkan. Waktu aku duduk di bangku kelas 4 SD, datanglah 2 ekor yang KATANYA GANTENG! KATANYA loh bukan KATAKU. 2 ekor yang KATANYA pangeran itu bernama Senapati Perkasa dan Senapati Prasaja. Entah ada apa gerangan mereka berdua dari sekolah lain mengunjungi sekolahku, dan di kala itu teman-teman cewekku ribut membicarakan mereka, berebut untuk melihat mereka, dan kala itu aku justru sedang bingung dengan hasil nilai ulangan MTKku yang isinya angka 50. Haduh alamat pulang-pulang bakalan disuruh cuci piring, kebanyakan main-main sih sama temen-temen sampai lupa belajar.
"Eh dita.." sapa teman sekelasku.
"Oh hai Dewi, ada apa?"
"Kamu kok masih disini aja, nggak keluar? Nggak mau lihat 2 pangeran berkuda putih?"
"Hah boro-boro lihat 2 pangeran, nih loh nih liat nilai MTKku 50, pulang-pulang pasti disuruh cuci piring nih"
"Wkwk, udahlah ngapain sih nilai di pelototin terus, di pelototin terus juga gk akan mengubah hasil angkanya, yuk keluar" Dewi pun menarik tanganku, dan aku membiarkan diriku ditarik olehnya, dengan kertas hasil ulangan MTK bertengger diatas meja. Ah biarlah sudah, hasil tak akan mengkhianati usaha, setidaknya nilai ulangan Bahasa Inggrisku terbaik di kelas hehe.Dewi menarikku hingga ke tengah lapangan sekolah, disitu bertemulah aku dengan dua sosok yang di gadang-gadang pangeran-pangeran tampan.
Hft pangeran apanya, mereka cuma manusia biasa yang badannya atletis. Keluhku dalam hati.
Mataku beradu pandang pada salah satu dari mereka, namun ia kembali bermain dengan seseorang yang bernama Rara.
Semua orang terlihat sedang melototi Rara yang sedang asik bermain-main dengan air bersama 2 ekor pangeran itu, kulihat mirip sekali dengan sinetron yang sering di tonton ibuku yang film-film india itu loh, main sembunyi-sembunyi di pohon terus ditangkep. Kalau ini lari-lari dengan ciprat-cipratan air di kran lapangan sekolah, dan kejar-kejar'an seperti sedang bermain sembunyi-sembunyian dan kau tertangkap. Hmmm.. bagiku itu tidak menarik sama sekali. Seolah-olah drama sinetron yang sering di tonton ibuku sedang terjadi di kehidupanku dan rasanya aku ingin mual dan segera pulang kerumah. Ditambah lagi ketika aku melihat teman-teman cewekku melototi si Rara dan aku pun bertanya pada Dewi "Mereka semua kenapa sih? Ngelihatin Rara sampai segitunya?" "Kamu nggak ngerti?" "Nggak, emangnya kenapa?" "Itu namanya cemburu Dita" dan itu pertama kalinya aku mengerti kata cemburu dalam kasus percintaan. Oke oke.. untung saat itu aku masih suka main bekel dan berenang seperti Ba Nana. Jadi hidupku KALA ITU tidak rumit. Dan aku benci kerumitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DitaMin
Teen FictionTanpa keterangan. Karena terang hanya milik Tuhan dan PLN semata. Sampingan Ba Nana.