Mata kepada mata
Lidah berkata kepada lidah
'Diriku menyayangimu' hati berucap
Tautan antar jemari yang selalu melekat
Memeluk erat tubuh tak bercacat
Rasa kehangatan dan ketulusan yang ada
Meluluhkan jiwa terdalam
Detik yang tak kenal lelah
Tanpa henti melangkah
Hujan yang mulai menitihkan butir air
Menggenang dalam genangan
Sebuah cerminan diri terungkap
Terlenyap semua yang ada
Kini terhapus oleh waktu
Namun kenangan akan selalu ada
Pikiran boleh mati
Tetapi perasaan dan kasih tak akan mati
Wahai sang insan di seberang sana
Ku akan beranjak dari langit
Menapak kembali ke daratan bumi
Kembali jalani alur jejak yang t'lah kutinggalkan
Kini waktunya kedua insan
Terpisah bagaikan air dan minyak
Namun, akankah hari esok berbeda?
Satupun tak tahu, bahkan detik ini tak beri petunjuk
Satu hal pasti
Persilahkan angin antar kabar dari seluruh sisi dunia
Bila air dan minyak akan menyatu esok
Biarkan para insan ini
Menunjukkan otentiknya jati diri
YOU ARE READING
Percakapan Bisu
PoesiaKetika suara tak mampu terdengar, untaian kata akan selalu mewakilinya.