First

306 47 14
                                    


Suara khas anak-anak terdengar di seisi ruangan yang dipenuhi gambar, permainan serta dinding-dinding yang berwarna-warni.

Suara tawa juga terdengar oleh salah satu anak laki-laki yang tengah dipangku oleh seorang gadis cantik berambut hitam melewati bahunya serta poni yang menghiasi wajah cantiknya.

Gadis itu tengah membacakan sebuah cerita kepada salah satu muridnya yang sedari tadi sedang menangis dan alhasil ia harus menenangkannya.

Lucy, gadis cantik yang memakai dress berwarna biru laut dan blezzer hitam, membuat siapa saja yang melihatnya pasti terkagum-kagum akan kecantikan gadis itu, terlebih parasnya yang memukau, hanya saja selalu ditutupi oleh pemiliknya.

Kulit seputih susu dan tinggi tubuhnya diatas rata-rata membuat sebagian yang melihatnya mengira bahwa dia adalah seorang model iklan atau pemain drama. Pasalnya dia terlihat sempurna untuk menjadi seorang guru TK.

Bahkan tiap hari, guru cantik itu selalu mendapatkan paling tidak bekal atau sekotak coklat yang diberikan oleh murid-muridnya atau dari orang tua muridnya.

Sungguh, beruntung gadis itu. Dikelilingi orang-orang baik dan selalu memperhatikannya membuatnya menjadi seseorang yang sangat bahagia walaupun kenyataannya tak seperti itu.

Ceria, penuh senyum, baik hati, penolong siapa saja. Siapa yang tidak menyukai gadis seperti itu? Tapi semuanya hanyalah topeng untuk menyembunyikan identitas aslinya. Identitas yang hanya diketahui oleh kerabatnya saja.

Tidak ada yang tahu akan kehidupan asli seorang Lucyana Maven yang selalu ceria. Dia hidup dengan penuh kekurangan. Bahkan itu sejak ia lahir. Tak pernah ia merasakan harta yang melimpah. Tidak sedikit pun.

Jika ada yang mengira bahwa ia adalah anak dari seorang yang kaya raya, maka itu salah besar. Ia hanyalah anak dari seorang supir bus. Ayahnya memang berasal dari golongan bawah, begitu juga dengan Ibunya yang hanya mengurus rumah tangga. Tapi bagaimana ia bisa menempuh pendidikannya hingga menjadi Sarjana Ekonomi? Itu karena dia bekerja sambil menempuh pendidikannya.

Dan jangan tanyakan mengapa ia bisa berakhir menjadi guru TK sedangkan ia adalah lulusan Ekonomi? Jawabannya karena gadis itu pernah menjadi karyawan disalah satu perusahaan yang cukup besar, namun karena banyak yang membencinya dan membullynya, akhirnya ia mengundurkan diri dan tidak ingin lagi menjadi karyawan kantoran. Maka disinilah tempatnya, bekerja disebuah sekolah untuk anak-anak usia dini.

Namun ia tidak menyesal telah bekerja disana karena selama dia bekerja menjadi guru TK, ia tak pernah sekalipun mendapatkan caci maki dari orang-orang sekitarnya melainkan ia mendapatkan kasih sayang.

Bahkan selama hampir 2 tahun ia menjadi guru TK, ia tak pernah mendapatkan perlakuan buruk. Melainkan mendapatkan teman-teman yang peduli padanya.

Lucyana, menjadi salah satu tulang punggung keluarganya juga. Karena pendapatan Ayahnya yang kurang, maka ia yang bertanggung jawab atas pendidikan adik-adiknya, Nolan Maven dan Elio Maven

Karena ia mempunyai tanggung jawab menyekolahkan adik-adiknya, ia juga bekerja paruh waktu disebuah toko roti yang pemiliknya merupakan sahabatnya sendiri. Ia beruntung mempunyai orang-orang yang tulus padanya. Tidak seperti saat ia masih memakai seragam sekolah sampai masuk di perguruan tinggi dimana ia terus saja di perlakukan yang tidak baik. Tapi itulah yang membuat Lucy menjadi wanita yang kuat hingga saat ini.

Pukul 11.00.

Lucy melirik jam di dinding ruangannya. Sebentar lagi ia akan pulang dan tentu saja melanjutkan pekerjaan paruh waktunya. Ia sudah membereskan tempat kerjanya dan bersiap untuk keluar dari ruangan yang tidak terlalu besar itu.

"Nona Maven, kau sudah ingin pulang?" seorang pria menghampiri Lucy yang merupakan tunangan dari sahabatnya. Ia tersenyum dan mengangguk atas pertanyaan pria tadi.

I'm Good, ThanksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang