Prolog

9 1 0
                                    

Maaf;
Hanya kata itu yang bisa terucap.
Aku tak bisa menggambarkan bagaimana perasaan bersalahku terhadapmu.
Aku tak bisa menggambarkan bagaimana rasanya menjadi dirimu.
Aku tak bisa tidur dengan nyenyak karena perselisihan kita.
Aku tak pernah bisa merasakan sesuatu hal yang membuatku bahagia jika itu bukan kamu.
Sungguh aku Insan Manusia yang sangat egois.
Tak pernah bisa mengalah,
Tak pernah bisa diam,
Tak penah bisa mengerti dirimu.
Karena ke-egoisan yang tinggi, aku lupa bahwa kita sama-sama punya hati.
Karena keterdiamanmu pun, aku tak mengerti.
Aku tak mengerti,
Arti diam-mu itu memiliki arti apa sebenarnya.
Kita hanya manusia biasa,
Tak bisa meramal,
Tak bisa mengerti isi hati Orang lain,
Tak mengerti bagaimana sakitnya perasaan Orang lain.
Karena keteregoisan kita,
Yang meninggikan ego,
Yang meninggikan perasaan masing-masing,
Yang meninggikan spekulasi masing-masing,
Yang tak pernah ingin untuk saling mengalah,
Karena Diri kita sendiri,
Perpisahan menjadi tak terelakkan.
Semoga kelak dirimu menemukan bahagiamu,
Semoga kelak dirimu mendapatkan seseorang yang bisa mengerti dirimu,
Semoga kelak dirimu mendapatkan seseorang yang selalu dapat membahagiakan dirimu,
Semoga kelak dirimu tak pernah merasakan sakit hati.
Semoga kelak,
Aku dapat mengikhlaskan dirimu,
Bersama Orang lain.
Yang jelas bukan diriku.

Dari Aku;
Yang pernah Menyakitimu.

Kita yang saling menyakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang