Happy Reading
Vote dan coment jangan lupa---------GAVIN----------
•°°°°•
Untuk kesekian kalinya Gavin membuat keributan di tengah lapangan. Membuat guru Bk pusing tujuh keliling karena kelakuan Gavin yang tak henti hentinya membuat kenakalan. Memukul adik kelas yang entah membuat salah apa pada Gavin. Mood Gavin hari ini benar benar jelek. Sedikit saja ada yang membuat kesalahan, maka Gavin tak akan segan segan melayangkan bogemannya.
Bu Dini mengehela nafas melihat Gavin yang hanya terdiam seperti patung di depannya, seolah telinganya tuli akan suara darinya. Beliau sudah mengomel panjang lebar dan Gavin hanya diam membisu. Bahkan tatapannya sedatar triplek. Tidak biasaya Gavin hanya diam jika dimarahi. Biasanya akan menyela, mengelak, atau bahkan masih sempat bercanda. Tapi kali ini Gavin terlihat berbeda dari biasanya. Bu Dini memijat keningnya yang terasa berdenyut denyut. Tidak tahu cara mengatasi Gavin yang semakin hari semakin parah.
"Gavin!" panggil Bu Dini.
Gavin tidak menjawab, hanya menatap Bu Dini malas.
Bu Dini mengambil surat yang berada di laci mejanya dan memberikannya pada Gavin.
"Kasih surat ini pada orang tuamu. Ibu harap kamu tidak akan melakukan kenakalan lagi. Sudah banyak catatan catatan kelakuan buruk kamu di bk." Bu Dini menasihati dengan intonasi biasa. Tidak seperti tadi yang harus mengeluarkan suara dengan intonasi tinggi.
Gavin langsung menerimanya tanpa keraguan. Sesudahnya Gavin berdiri dan langsung keluar dari ruang bk, tanpa permisi dan tanpa berkata apa pun. Bu Dini yang melihatnya hanya bisa geleng geleng kepala. Harus ekstra sabar mengahadapi Gavin.
'Dasar! Anak jaman sekarang.' batin Bu Dini.
~•oOo•~
"Gimana? Panas gak telinga lo?" tanya Rafa santai sambil duduk di sofa. Mengambil sebatang rokok yang tergeletak di atas meja dan membakarnya dengan korek api.
Gavin mengeluarkan asap rokoknya sebelum menjawab, "Panas. Nyerocos mulu kayak bajaj." balas Gavin sekenanya.
Rafa terkekeh mendengarnya dan menjawabnya dengan wajah pura pura bijaksana, "Jangan berantem mulu kalo di sekolah. Lo bisa buat satu sekolah heboh cuma karena lo. Kurangi kenakalan lah sekali kali. Jangan berantem mulu." nasihat Rafa sok bijak.
Gavin melirik ke arah Rafa, "Ngaca sebelum ceramahin orang." sindirnya.
Rafa menyengir tanpa rasa bersalah, "Setidaknya gue masih punya yayang Fify yang ngehibur gue. Daripada lo yang cuma diem terus disini. Apa apa mendem sendiri. Cari pacar sana, banyak yang mau sama lo. Punya wajah ganteng tuh dimanfaatin. Jangan jadi jomblo seumur hidup. Malu lah sama muka yang pas pas an tapi banyak mantan." cerocos Rafa yang tidak di indahkan oleh Gavin.
"Gak minat."
"Gue sumpahin lo bakal jatuh cinta baru tau rasa lo!"
"Gak bakal."
"Terserah."
Setelah itu terjadi keheningan. Mereka berdua sama sama diam menikmati asap rokok yang keluar dari mulut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Teen FictionGavin Reonaldo Abraham, cowok pentolan di SMA Deolafa. Tak heran bila satu sekolah takut padanya. Matanya yang menyorot tajam dan wajahnya yang rupawan membuatnya banyak dikagumi kaum hawa. Tak pernah sekali pun Gavin merasakan apa yang namanya 'jat...