Happy Reading
Jangan pelit vote dan coment :')
----------GAVIN----------
•°°°°•
Hosh hosh hosh
Dara dan Fara mengatur nafasnya yang tersenggal senggal. Saat ini mereka berada di kantin setelah berlari menghindari Gavin. Entah Gavin sudah melihat mereka atau belum yang terpenting mereka tidak mendapat amukan Gavin. Bisa gawat kalau mereka ketahuan.
"Untung aja kita bisa lari dari tuh anak. Bisa mati kita." ucap Dara dengan nafas ngos ngos an. Disampingnya Fara mengangguk menyetujui perkataan Dara.
"Lagian kalo ngelempar tuh yang bener. Jadi gini 'kan?!" cerca Dara kesal. Mengingat kejadian tadi membuat Dara sedikit emosi. Walau benar mereka yang bersalah.
Spontan Fara menoleh ke arah Dara karena merasa tidak bersalah, "Heh, ini juga salah lo kali. Kalo elo gak buat gue kesel gak bakal gini." ucap Fara nyolot. Enak saja main menyalahkannya.
"Kok elo nyalahin gue sih?! Disini tuh yang salah elo bukan gue." kukuh Dara tak terima pengakuan Fara.
"Elo kali."
"Elo."
"Elo."
"Elo."
Dara dan Fara tetap berdebat soal siapa yang bersalah dalam hal ini. Mereka sama sama tidak mau mengalah. Bahkan mereka mengabaikan bel masuk yang sudah berbunyi nyaring. Seakan tuli mereka tetap melanjutkan perdebatan tak berfaedah mereka.
"Pokoknya yang salah itu elo bukan gue." tegas Dara yang sudah jengkel tingkat akut.
Fara memurar kedua matanya malas, "Eh bekicot ombreng, ngaca dong! Yang salah itu elo."
Mata Dara membulat, "Enak aja lo ngatain gue bekicot ombreng. Dasar monyet mlinting!"
"Apa lo bilang?! Lo mau ngajak gue berantem hah?"
"Emang lo berani? Sini kalo berani. Gue ladenin." tantang Dara tidak merasa takut.
Dara dan Fara sudah akan bersiap melakukan aksi gila mereka. Biasa, aksi jambak jambakan ala ala cewek. Tapi pergerakan mereka berhenti tatkala terhentikan oleh suara menggelegar dari guru bk. Mereka lupa jika setiap hari guru bk akan berkeliling sekolah memergoki setiap siswa siswi yang bolos atau melanggar peraturan sekolah. Dan kali ini mereka akan terkena ceramah berfaedah dari Pak Agus.
"Dara! Fara!" teriak Pak Agus lantang.
'Mampus.' batin Dara dan Fara.
Untung saja kali ini Pak Agus tidak membawa penggaris panjang yang selalu beliau bawa untuk para murid nakal. Sekali ketahuan maka penggaris beliau lah yang akan bertindak.
"Kalian ngapain masih diluar? Ini sudah jam masuk kelas." tanya Pak Agus dengan sorot mata tajam.
"Anu pak--" belum saja Dara membuat alasan, Pak Agus sudah memotong perkataannya.
"Kalian mau bolos?! Bagus ya."
"Bu--bukan Pak." balas Fara cepat sambil menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri tanda tidak benar.
"Terus apa?! Buktinya kalian disini bukannya masuk kelas. Tadi juga bapak lihat kalian bertengkar."
"Sekarang kalian saya hukum. Lari mengelilingi lapangan 10 kali." putus Pak Agus final yang membuat mata Dara dan Fara membulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Teen FictionGavin Reonaldo Abraham, cowok pentolan di SMA Deolafa. Tak heran bila satu sekolah takut padanya. Matanya yang menyorot tajam dan wajahnya yang rupawan membuatnya banyak dikagumi kaum hawa. Tak pernah sekali pun Gavin merasakan apa yang namanya 'jat...