Kematian adalah rahasia Allah Ya Robi. Aku dilahirkan ke dunia ini tampa ibu. Ibu meninggal saat aku baru menginjak 10 hari. Aku dititip di rumah sakit Hasan Sadikin tiga bulan lamanya. Aku lahir prematur. Aku disimpan di bok disinari cahaya lampu. Nenekku bercerita begitu pula ayahku saat beliau sakit . Andai bukjan karena takdir tidak mau berpisah dengan ibu. Kematian memisahnya.
Aku dibesarkan di keluarga yg ang sederhana,ditambah saat itu sulit pangan. Makan juga harus antri beras dulu. Berat murah bila ditanak seperti pasir 'muruluk'. Kakakku tinggal di luar kota bersama ayah karena mereka sekolah di SMP dan SD. Ayah bisa mengurus mereka walau tanpa ibu.Ayahku guru SM sementara ibuku guru SD.
Guru saat itu beda dengan sekarang. Hidup susah. Jangankan tunjangan sertifikasi tunjangan lainnya pun kecil. Pantas Iwan Fals membuat syair Bakri. Gambaran guru yang menderita tapi tetap semangat untuk membaktikan mencerdaskan anak bangsa. Lima puluh tahun mengabdi tapi makan hati. Bakri..Bakri..pegawai negeri. Setiap pagi mengayuh sepeda. Membawa tas terbuat dari kulit buaya. Sedih. Gambaran guru tempo dulu.bSekarang tidak guru sejahtera.
Setelah setahun ,ayah menikah lagi dan punya anak. Jadi kami 5 saudara. Hanya ada yang mengganjal hubungan kurang baik dengan tiga ipar. Mimpiku andai punya ipar kan ada tempat komunikasi untuk curhat karena kakak dan adikku lelaki. Aku tengah anak cwe sendiri. Ternyata semua hanya harapan. Aku Kadang- kadang merenung disaat belajar atau di tempat kerjaku. Aku serasa hidup sebatangiara apalagi sekarang orang yang aku cintai telah tiada. Sedih. Untung aku pekerja keras sehingga aku bisa hidup mandiri dengan honorium tulisanku. Aku punya rumah di perkampungan karena di sana aku lebih enjoy untuk menuangkan imajinasinya. Aku hidup ditemani kucing dan mbo Minah pembantu yang setia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMBISU
Short StoryKadang-kadang suka bingung kok lebih deket dengan orang lain.Pohon bambu ruasnya ga selalu lurus ada yang membelok.