Pagi naas saat itu aku kesiangan bangun sehingga terlambat pergi ke sekolah.Aku menyenggol lemari.Akhirnya pecah piagam haji nenek.Ibuku keluar dengan muka merah membara. Aku kena marahnya hingga menangis tapi aku tidak melawan.Rasanya aku tidak pernah melakukan hal buruk padanya walau itu ibu sambungku.Aku diam.
Setelah ayah beres menyiapkan untuk pergi mengajar,aku pun bergegas ke luar mengikuti dengan mata penuh air mata. Selama di perjalanan menangis .Ayah hanya mengucapkan "Bersabarlah.Jika ayah ambil langkah bercerai kasihan adik-adikmu.Sepertimu. Bantu ayah .Ayah pun tidak mau kehilangan ibu,tapi kematian menjemputnya."
Aku tidak menjawab hanya kecewa .Kecewa mengapa ayah kok borat sebelah membiarkan aku menderita. Sesampai di sekolah.Timbul pikiran buruk.Kabur ke rumah nenek di Garut.Aku akan membongkar celenganku.Aku berani ke Garut sendiri.Besok sekolah ,aku izin bilang ada keperluan keluarga ke Bu guru.Aku ke Garut. Sebenarnya aku takut sendiri,takut mabok.perjalanan.Tapi aku ingin pulang kembali bersama nenekku di kampung. Hidup tenang penuh kasih sayang. Besok aku kabur.Aku kecewa karena ayah selalu mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMBISU
Short StoryKadang-kadang suka bingung kok lebih deket dengan orang lain.Pohon bambu ruasnya ga selalu lurus ada yang membelok.