2

2K 248 10
                                    

Sebuah Dekrit

Zhao Yuanzhang selesai membersihkan diri kemudian mengenakan pakaian resmi yang telah disiapkan pelayan wanita sebelumnya. Dia bermaksud pergi ke Istana Kekaisaran untuk mengunjungi dan memberi hormat pada Ayahanda Kaisar dan Ibunda Permaisuri.

Sehari sebelumnya, ketika dia baru tiba di Ibu Kota, dia bermaksud untuk langsung menuju ke Istana Kekaisaran karena sudah menjadi tradisi untuk segera menyapa dan memberi hormat pada Sang Kaisar setiap kali mereka para bawahan pulang ke Ibu Kota setelah bertugas di luar daerah. Namun, Sang Kaisar mengirimkan pesan melalui penjaga istana bahwa Sang Pangeran diperbolehkan  berkunjung dan memberi hormat keesokan harinya saja, hal ini dikarenakan Sang Kaisar paham jika Sang Pangeran masih kelelahan setelah melakukan perjalanan jauh.

Setelah selesai berpakaian, Zhao Yuanzhang keluar dari kamarnya. Seorang pelayan wanita bergegas mendekat untuk menanyakan apakah dirinya ingin disiapkan sarapan, yang kemudian dia tolak. Sang Pangeran telah meninggalkan Ibu Kota selama hampir satu tahun, Sang Kaisar pasti akan memintanya untuk menikmati sarapan dengan beliau di Istana Kekaisaran. Maka dari itu dia bersiap-siap sedini mungkin hari ini, karena tidak ingin membuat Sang Kaisar menunggunya terlalu lama dan menunda waktu sarapannya.

Sebagai anak sulung Sang Kaisar, Zhao Yuanzhang memiliki nama panggilan kehormatan, yaitu Qin Wang. Kediamannya sendiri berada tepat di pusat Ibu Kota, letaknya tidak terlalu dekat namun juga tidak terlalu jauh dari Istana Kekaisaran. Dia pindah dari Istana tepat setelah diangkat sebagai seorang Jenderal.

Ketika dia sudah berada di luar, sebuah kereta telah disiapkan oleh Wu Yang, si Kepala Pelayan untuk mengantarnya. Beberapa penjaga juga ikut mengantar dan menjaganya selama perjalanan menuju Istana Kekaisaran.

Zhao Yuanzhang masuk kedalam kereta dan tidak lama kemudian dia tiba di Istana Kekaisaran. Jiang Teng, kasim pribadi dan pembantu Kaisar memberitahukan pada Sang Pangeran bahwa Sang Kaisar telah menanti kedatangannya di Taman Cahaya.

Taman Cahaya adalah tempat favorit diantara seluruh tempat di Istana ini bagi mendiang Permaisuri sebelumnya. Ketika dia masih kecil, Zhao Yuanzhang menghabiskan kebanyakan waktunya bermain-main disini dengan Sang Ibu. Dia bisa memahami bahwa setiap kali dia menginjakkan kaki di taman ini, perasaan familiar akan menyelimuti hatinya. Namun sekarang, setiap kali melihat Ayahnya duduk di Taman Cahaya ini bersama dengan wanita lain yang bukan Ibunya sendiri dan juga bukan sosok yang bisa dianggapnya sebagai seorang Ibu, perasaan tidak nyaman juga menyelimuti hatinya.

Zhao Yuanzhang berlutut, "Chen-di* memberi hormat pada Ayahanda Kaisar dan Ibunda Permaisuri."

(Chen-di : panggilan kepada dirinya sendiri, yang berkedudukan sebagai pembantu atau seseorang yang lebih rendah)

Sang Kaisar menerima penghormatannya dan memintanya duduk di depan Sang Kaisar sendiri. Sesaat kemudian, beberapa pelayan wanita datang mendekat dan menyajikan teh serta makanan diatas meja.

Zhao Yuanzhang kemudian menggapai teko teh tersebut lalu menuangkan isinya dan menyajikannya pada Sang Kaisar dan Permaisuri.

"Semua pencapaianmu selama bertugas di daerah perbatasan telah dilaporkan padaku. Zhen* sungguh tidak menyesal memberimu tanggung jawab untuk menangani masalah di daerah perbatasan."

(Zhen : panggilan kepada dirinya sendiri, yang berkedudukan diatas semua orang)

"Pencapaian Pangeran Sulung saat bekerja keras di daerah perbatasan memang tidak bisa diragukan lagi. Saya dengar di sana saat ini jadi lebih damai. Para petani di daratan perbatasan sekarang merasa lebih nyaman untuk bercocok tanam karena sudah tidak ada lagi konflik dan pencuri yang merampas hasil panen mereka." Sang Permaisuri menimpali tepat setelah Sang Kaisar selesai berbicara.

SCARLET MOON [BAHASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang