SCARLET MOON [BAHASA]

3

Mengapa Qin Wang Fei Begitu Menyedihkan?

Melarikan diri tentu saja bukanlah pilihan, Liu Changyi tahu akan hal itu sejak awal.

Mau melarikan diri dengan apa? Dia bahkan tidak punya kuda namun dia berniat ingin melarikan diri dari kejaran para prajurit terlatih dan para penjaga istana? Dia juga tidak punya uang yang cukup untuk bekal perjalanan yang panjang dan tidak mengenal siapa-siapa yang bisa diminta pertolongan. Sebelum dia berhasil keluar dari Ibu Kota, dia pasti sudah diseret kedalam penjara dan seluruh keluarganya serta semua orang yang dia kenal akan dibunuh.

Liu Changyi sebenarnya tidak peduli dengan keluarganya, namun Bibi Qian juga pasti akan ikut menderita karena aksinya tersebut, dia tidak bisa melakukan hal itu pada wanita baik hati ini.

Pada akhirnya, Liu Changyi tetap berakhir dengan sepasang pakaian resmi pernikahan berwarna merah dan duduk sendirian di dalam kamar pengantin. Pesta pernikahan digelar sangat mewah mengingat bahwa ini adalah pernikahan Pangeran Sulung Kerajaan Zhao yang Agung. Mereka telah saling memberi penghormatan sebagai suami istri, lalu saling bertukar secangkir anggur pernikahan dan mengucap sumpah pernikahan. Karena suaminya bernama Qin Wang, maka mulai dari sekarang Liu Changyi akan diberi gelar *Qin Wang Fei.

(Qin Wang Fei : Istri Qin Wang, panggilan resmi bagi Istri Tuan Rumah Qin Wang)

Selama upacara, para tamu undangan menunjukkan ekspresi aneh di wajah mereka. Liu Changyi sendiri sebelumnya, tidak pernah mendengar ada seorang laki-laki menikah dengan laki-laki lainnya. Bahkan tidak pernah membacanya tentang hal ini juga di berbagai buku yang dia temui. Dia cuma pernah mendengar bahwa beberapa orang gemar mencari kesenangan seksual di antara sesama lelaki, namun hanya sebatas mencari kesenangan sementara itu saja. Lagipula, seorang laki-laki tidak akan pernah bisa melahirkan seorang keturunan, dan sekarang pangeran pertama dari Kerajaan Zhao yang Agung sendiri justru meminang laki-laki untuk menjadi istrinya. Memang semua hal ini terlalu aneh.

Walau demikian, tidak ada satupun yang berani mengutarakan segala hal yang mengganjal di dalam benak mereka terhadap pernikahan ini. Karena pernikahan ini adalah sebuah dekrit langsung dari Sang Kaisar sendiri, sebuah mandat dari seorang Anak Surga.

Tuan Muda Bibi Qian mengentuk pintu kamar pengantin. Saat itu hampir tengah malam dan upacara pernikahan telah selesai sejak beberapa jam yang lalu. Dia tahu bahwa *Wang Ye, Pangeran Sulung masih belum kembali ke kediamannya.

(Wang Ye : Sang suami / Tuan Rumah)

Selama upacara, Bibi Qian menyadari bahwa tuan mudanya ini belum menyentuh makanan sama sekali. Mereka memang seharusnya akan makan malam di dalam kamar pengantin ini, namun sang suami sampai sekarang masih belum masuk ke dalam kamar, sehingga makanan yang tersaji masih belum terjamah di atas meja.

"Apa Tuan Muda ingin saya bawakan sepotong roti untuk dimakan terlebih dahulu? Mungkin Wang Ye masih ada di pesta perayaan dan akan kembali larut malam. Tuan Muda belum makan sama sekali."

Karena Liu Changyi sangat ketakutan, saat Penjaga Istana datang kembali ke kediaman keluarga Liu untuk menjemputnya hari itu, tubuhnya sampai gemetaran tak karuan. Walaupun dia terus berusaha menunjukkan raut wajah yang kuat, pada akhirnya tidak bisa bertahan juga. Dia hanya bisa memohon pada Bibi Qian untuk menemaninya tinggal di kediaman Qin Wang ini. Berada dengan orang yang sudah dia kenal dekat dalam hidupnya di dalam rumah baru ini, paling tidak bisa membantu menenangkan kekacauan hatinya sedikit.

Mengenai perkataan Bibi Qian tentang Pangeran Sulung sedang merayakan pernikahannya dan akan kembali larut malam, Liu Changyi sadar bahwa bila dia mempercayai dia hanya menipu dirinya sendiri. Pertama kali dalam hidupnya dia akhirnya bisa melihat Sang Pangeran didepan mata saat upacara pernikahan mereka tadi, Liu Changyi seketika menyadari pandangan tak bersahabat yang ditujukan oleh laki-laki itu kepadanya, menandakan bahwa Liu Changyi dibenci olehnya, dia sangat yakin akan hal itu.